KEMBALIKAN KEBAHAGIAAN?
Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis diskripsi tentang
kebahagiaan (bisa dilihat dalam catatan saya terdahulu). Sampai saat ini
tidak ada yang salah dari kebahagiaan, bahwa saya senantiasa
mengartikan kebahagiaan selalu menjadi tujuan utama dalam kehidupan
manusia. Bila ada seseorang yang berkata bahwa "tujuan utama hidupku
adalah bagaimana membuat orang tuaku bahagia", tentunya tidak ada yang
salah dari kalimat ini. Namun bila dicermati secara mendalam, seseorang
itu sebenarnya sedang menyusun skenario untuk mendapatkan kebahagiaan
dirinya sendiri. Namun, mereka tidak mau mengakuinya, bukan karena
mereka tidak tahu, namun karena kebahagiaan menurut mereka hanya bisa
dilakukan melalui jalan berkorban untuk orang lain. Lalu pertanyaan
saya, "apakah dalam mendapatkan kebahagiaan selalu harus menjadi
korban?"
KEBAHAGIAAN
Kebahagian
adalah sesuatu hal yang alamiah dimiliki makhluk Tuhan. Bukan hanya
manusia, namun tumbuhan, hewan, angin, air, bumi, langit, semua akan
menuju kepada kebahagiaan. Seumpama bejana kosong, kebahagiaan akan
selalu mengisinya disaat semua makhluk Tuhan menjalankan misi utama
kefitrohannya. Kefitrohan tumbuhan dan hewan misalnya adalah tumbuh dan
bermanfaat bagi manusia, mereka dimanfaatkan bagi kehidupan manusia,
kayunya, buahnya, keteduhannya, dagingnya, suaranya, keindahanya,
kesetiaannya, dan lain sebagainya adalah untuk bisa dimanfaatkan oleh
manusia. Kefitrohan angin adalah bergeraknya udara, angin mampu
menyejukkan, menggiring awan, dimanfaatkan sebagai kincir angin, dan
lain sebagainya. Mereka juga akan merasakan kebahagiaan karena
menjalankan kefitrohannya. Lalu apa kefitrohan manusia, apakah berbuat
baik, apakah tunduk kepada dzat yang lebih tinggi (baca: Tuhan), atau
apakah kefitrohan manusia adalah menjadi manusia itu sendiri?
Kebahagiaan
adalah sebuah kado, tanpa disadari saat kita menjalankan kefitrohan
kita sebagai manusia maka dengan sendirinya kebahagiaan itu akan
tertambat pada diri manusia yang menjalankan kefitrohannya. Sehingga,
bisa dikatakan untuk mendapatkan kebahagiaan diperlukan upaya/kiat,
namun bukan disebut sebuah pengorbanan. Karena semua makhluk Tuhan
memang semestinya menjalankan kefitrohannya.
MASA KINI
"Ada
seseorang yang telah merasa bahagia setelah mempunyai uang banyak
sehingga bisa untuk membeli/memiliki apa yang dia inginkan." Apakah ada
yang salah dalam kalimat ini? "Tidak". Bila saat ini ada seseorang yang
berbicara bahwa kebahagian itu tak bisa di beli, maka mereka pantas
dicurigai. Seorang miskin yang kelaparan, banyak yang menganggap bahwa
(t)uhan adalah sekotak makanan. Dan disaat mereka tak mampu
membelinya/mempunyainya maka sebahagian dari mereka menganggap
kebahagiaan adalah suatu kenisbian. Bahkan kebahagiaan jenis ini telah
menjangkit pada seluruh tatanan sosial, dimana "Kebahagiaan selalu
berhubungan dengan perut." Tak perlu ada yang perlu di tampik, karena
sebagian besar orang mempunyai pikiran bahwa menunjukkan rasa syukur
terhadap manusaia didapat di meja makan, segala prestasi yang di dapat
selalu berujung di perut. Sehingga, adakah yang salah dengan acara-acara
kuliner yang secara halus mendoktrin masyarakat? Ataukah kita yang
salah karena menyambut image tersebut tanpa berkesudahan?
Bagaimana
jika kebahagiaan itu adalah mempunyai mobil mewah, rumah mewah, istri
yang cantik, lelaki yang tampan, pakaian yang indah, Blackbarry,
kedudukan yang tinggi, jabatan setingkat mentri, selagi ada uang
semuanya bisa terbeli. Sekali lagi mohon jangan ditampik dengan cepat.
Di
era mutakhir semacam ini, dimana banyak orang lupa pada kefitrohanya
sendiri, lupa pada tugasnya dibumi. Namun mereka dengan riang gembira
menjalani kehidupan tanpa melakukan apa yang mereka lupakan itu.
Sehingga banyak orang salah kaprah dalam memandang sesuatu, karena
sesuatu itu telah di monopoli oleh kaum kapitalis yang memonopoli media.
Media selalu mampu menggiring masyarakat pada sesuatu hal yang
sebenarnya adalah kepalsuan. Dan mereka (pun) mampu memantik hawa nafsu
manusia, menjadikannya menjadi kompetisi yang begitu menggairahkan untuk
dimenangkan.
MENGEMBALIKAN KEBAHAGIAAN
Tak
ada kualitas iman yang baik tanpa dibarengi ilmu. Tak ada manusia yang
jujur, tanpa mereka memahami kenapa harus bersikap jujur. Dan orang
bodoh yang jujur, lebih baik daripada orang cerdas namun jahat. Iman
selalu akan mendorong orang untuk berbuat baik, dan ilmu akan mendorong
seseorang untuk mengerti bagaimana cara melakukan kebaikan. Iman
nampaknya harus selalu di nomor satukan, dan yang kedua adalah ilmu.
Sehingga kita dapat memperoleh jawaban bahwa, orang yang jujur dan
cerdas, akan lebih baik daripada orang yang jujur namun bodoh dan juga
akan lebih baik daripada orang yang cerdas namun menggunakan
kecerdasannya untuk melakukan kejahatannya secara sempurna.
Kenapa
saya berbicara soal mengembalikan kebahagiaan dengan Iman dan Ilmu?
Karena kebahagiaan diperoleh sebab seseorang telah menjalankan
kefitrohannya, maka bisa dibilang dia telah dekat dengan keimanan. Dan
dengan menjalankan keimanan bagi orang yang berilmu. Mereka akan paham
sebenarnya apa tugasnya di bumi, sehingga tidak mudah dibohongi oleh
sesuatu jenis kebahagiaan yang dibuat oleh kaum industri. Mereka akan
senantiasa mencurigai bila tubuhnya digerakkan untuk menuju kebahagiaan
yang semu. Mereka akan mempunyai antibodi untuk menolaknya dengan ilmu
yang di miliki. Tu(h)an, "KEMBALIKAN KEBAHAGIAAN KAMI !"
Oleh Amin Bagus Panuntun
Klaten, 4 Agustus 2012
PECAH-PECAH LAH KAU YANG MAMPU TERPECAHKAN
TOLOL(7 Nopember 2009)
Ketakutan yang ku kira, tertawakan aku saat aku tenggelam.
Semua yang kukira, ternyata kini tak seperti adanya, mungkinkah kau melakukannya, disaat aku kelam dan tersudut.
Bahasa hati itu hanya dari mulut, atau dari sikap, atau dari mimpi kita yang sama ?
Atau kita hanya seperti dua orang tolol, aku menyesali masa lalu dan kamu menyalahkan masa lalu.
Dan kini aku merasa aneh saat cemburu atau saat malu.
MOMENT(10 Nopember 2009)
Adakalanya aku menginginkan waktu itu
untuk tak membuat kau gelisah
Dengan tangisan dan masalahmu
Tapi aku hanya ingin bercerita disampingmu sayangku.
Bicara tentang lagu-lagu yang manis, atau berbicara tentang warna-warna yang indah diatas sana.
Bahagialah sayangku.
kau tak pernah menanamkan apa-apa, aku tak pernah kekeringan karena-nya.
Atau seperti halnya begini sayangku.
Waktu aku merenungkan dengan bertopang dagu dilutut hingga aku tetap saja tidak tahu bahwa aku merasa mengenang waktu itu atau tidak.
Keinginan ini, jauh lebih dalam untuk memutar kembali waktu.
Oleh Amin Bagus Panuntun
MASIH
CINTA
Sebab cinta yang menyatu dari dua hati adalah harmoni. Namun, dua hati tak selalu jatuh bersamaan.
Bagiku ada dua macam cinta "cinta = platonik" atau "cinta = nafsu"
Cinta = Platonik
adalah
cinta yang didalamnya terdapat jiwa tanpa nafsu, cinta itu benar-benar
tulus karena didasari rasa yakin, cinta itu benar-benar suci. Tak ada
pengorbanan bagi cinta, karena cinta adalah saling melengkapi, cinta itu
saling mengisi, saling menerima, saling memberi, saling dan saling tau
diri, barangkali beginilah cinta yang cerdas. Barangkali beginilah cinta
dimana manusia akan selalu bisa menentukan nasibnya, dan Tuhan selalu
jadi supervisor.
Cinta = nafsu
adalah cinta yang
menggebu-gebu, terdapat hasrat, terdapat rasa ingin mencintai, terdapat
kepuasan, terdapat rasa senang. Seperti halnya seorang suami istri yang
melakukan hubungan badan, yang dipikirkan bukan bagaimana kelak
mempunyai anak yang bagaimana, namun yang mereka pikirkan adalah
kepuasan. Cinta ini seperti seorang remaja yang mempunyai seorang pacar,
bila pacarnya semakin banyak yang menyukai maka dia akan semakin marah.
Cinta ini bukan seperti orang tua yang mempunyai seorang anak, bila
anaknya semakin dicintai banyak orang maka akan semakin membahagiakan.
Mari kita lihat urut-urutan cinta ini:
Melihat,
memunculkan cinta > terjadi ikatan > cinta semakin menguat >
(sobahah) hati mengarahkan semua cintanya > (gharm) cinta yang
menyala-nyala > ('isyqu) cinta yang meluap-luap> (syaghof) cinta
yang masuk kedalam hati yang paling dalam > (tatayyum) hati
menyembahnya.
Kemudian apa yang kita pikirkan?
Mana yang disetujui oleh nurani kita?
Di
dunia ini ada orang yang tidak ingin berkompetisi dalam mencintai
seseorang. Karena memang yang mereka lakukan bukanlah mencintai, yang
mereka lakukan adalah melengkapi. Kalaupun mereka harus berkompetisi,
lebih baik mereka akan menjauhi cinta kepada seseorang yang mereka
cintai sampai batas sejauh-jauhnya. Karena menurut jiwa platonik, cinta
yang penuh pengorbanan bukan lagi disebut cinta.
Dan di
dunia ini ada orang yang tidak memilih salah satu dari platonik atau
nafsu dalam mencintai manusia. Karena keduanya memang manusiawi untuk
dilakukan, dan keduanya akan menjadi seperti apa yang ingin saya perbuat
dengan harmoni yang seimbang.
Kecuali kalau memang yang dicintai adalah Tuhan, cukuplah cinta platonik tertambat didalam dada yang paling dalam.
JODOH
Menurut kalian jodoh itu siapa? apakah dia yang dengan lantang mengatakan aku cinta padamu?
Dia yang menemani tidurmu setiap hari?
atau, dia yang senantiasa bersamamu sampai akhir hayatmu?
Jika jodoh itu orang yang memiliki ikatan pernikahan denganmu
lantas bagaimana dengan mereka yang menikah lalu bercerai?
apa itu berarti mereka tidak berjodoh?
Apapun jawabannya, pertanyaan ini bukan untuk dijawab.
Karena jodoh itu muncul disaat kita mulai memutuskan.
Jadi, sebelum kita memutuskan selalu ada kesempatan untuk dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.
Namun, saat kita melihat kembali urutan cinta diatas tadi.
Apakah akan selalu ada orang yang merasa menjadi korban penghianatan?
Padahal, ada ketulusan yang bisa dijelaskan namun sulit untuk didifinisikan bahwa.
"Kamu
boleh berjanji, kamu boleh menghapus janjimu, kamu boleh memilih yang
terpilih bagimu, pada akhirnya yang terjadi pada kita itu yang
terbaik".
Lalu, pertanyaan kita bersama. "Masih adakah seseorang yang buta dengan ketulusan?"
Masih?
Oleh Amin Bagus P
Klaten, 21 Juni 2012
Peniup Cinta
Setangkai edelweis tak kian cepat dihinggap kupu,
Ku pulang padamu pada suara yang penuh samar,
pada suara yang gemetaran menghantar aku pada situasi
sendu kelabu hingga pilu yang juga tersamar.
Cinta bukan sembarangan lembah-lembah senang dan sengsara
cinta itu kosong, lembah-lembah yang karena angin jadi menderu
cinta itu satu, pada angin yang mendesir di kalbu.
Cinta itu bukan sekedar kamu dan aku,
cinta itu alam, cinta itu semesta,
cinta itu bukan difinisi,
cinta itu cahaya pada kuasanya pemilik matahari.
Cinta itu diskripsi, yang akan kita ketahui setelah kita menjadi pecinta.
Manusia, alam, tumbuhan, hewan, semesta, dimiliki Tuhan.
Cinta - rekahkanlah sekuntum kembang
bewarna dari yang tiada menjadi berbunga.
Oleh Amin Bagus P
17 Juni 2012
Terima kasih telah membaca artikel: Peniup Cinta
Ku pulang padamu pada suara yang penuh samar,
pada suara yang gemetaran menghantar aku pada situasi
sendu kelabu hingga pilu yang juga tersamar.
Cinta bukan sembarangan lembah-lembah senang dan sengsara
cinta itu kosong, lembah-lembah yang karena angin jadi menderu
cinta itu satu, pada angin yang mendesir di kalbu.
Cinta itu bukan sekedar kamu dan aku,
cinta itu alam, cinta itu semesta,
cinta itu bukan difinisi,
cinta itu cahaya pada kuasanya pemilik matahari.
Cinta itu diskripsi, yang akan kita ketahui setelah kita menjadi pecinta.
Manusia, alam, tumbuhan, hewan, semesta, dimiliki Tuhan.
Cinta - rekahkanlah sekuntum kembang
bewarna dari yang tiada menjadi berbunga.
Oleh Amin Bagus P
17 Juni 2012
Terima kasih telah membaca artikel: Peniup Cinta
DO'A
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu...
Jakarta, 31 Juli 2009
(Inilah puisi terakhir yang ditulis WS Rendra beberapa bulan sebelum dia bertemu kematiannya)
Dalam setiap do'a, selalu terkandung ketegangan. Dalam harap yang sangat, dalam kemauan Tuhan yang tidak pernah kita tahu sebelum semuanya terwujud. Hingga lidah tak bisa bertingkah sedikitpun. Karena kita adalah harap.
“Di pintu-Mu aku mengetuk,
aku tak bisa berpaling,” -Chairil Anwar-
Selalu ada ketegangan. Dalam do'a selalu ada ketegangan.
Bila agama yang (saya yakini) membenci syair. Barangkali saya tidak akan pernah berdo'a. Atau barangkali agama itu lupa bahwa do'a adalah syair. Karena agama (yang saya yakini) tak membenci syair. Oleh karena itu saya percaya bahwa do'a adalah sejenis puisi. Dia akan selalu puitis untuk diucapkan.
Kamar, 8 Juni 2012
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu...
Jakarta, 31 Juli 2009
(Inilah puisi terakhir yang ditulis WS Rendra beberapa bulan sebelum dia bertemu kematiannya)
Dalam setiap do'a, selalu terkandung ketegangan. Dalam harap yang sangat, dalam kemauan Tuhan yang tidak pernah kita tahu sebelum semuanya terwujud. Hingga lidah tak bisa bertingkah sedikitpun. Karena kita adalah harap.
“Di pintu-Mu aku mengetuk,
aku tak bisa berpaling,” -Chairil Anwar-
Selalu ada ketegangan. Dalam do'a selalu ada ketegangan.
Bila agama yang (saya yakini) membenci syair. Barangkali saya tidak akan pernah berdo'a. Atau barangkali agama itu lupa bahwa do'a adalah syair. Karena agama (yang saya yakini) tak membenci syair. Oleh karena itu saya percaya bahwa do'a adalah sejenis puisi. Dia akan selalu puitis untuk diucapkan.
Kamar, 8 Juni 2012
Dua Puisi Tanpa Nama
#1
SURAT
Kutulis surat ini
kala rintik gerimis yang ritmis
kutulis surat ini
kala angin membasuh nadi yang sepi
Selusin malaikat turun juga akhirnya
menyulut kelam dalam muram
menyala rasa dalam bahagia
menjadi kita berdua pada akhirnya
Kutulis surat ini
sebagai pertapaan yang sepi
digoda bidadari yang tak lagi asyik menari
kutulis surat ini
sebagai hiasan langkah-langkah yang mungil
diantara hawa malam dengan hujan yang gigil
Kutulis surat ini
senada dengan pesona
seirama dengan suara
sekeras dentuman kata
selembut kalbu-saat aku
menyebut namamu dalam tulisanku
#2
DALAM SEBAB
Dalam sepasang mata yang buta
Bukanlah batas yang ada dan tiada
Sebab yang jatuh, selalu bisa tersentuh
Sebab cinta yang utuh, hadir tanpa keluh
Dalam sepasang telinga yang tuli
Bukanlah batas yang suara dan bisik
Sebab yang pergi, selalu mampu kembali
Sebab cinta yang suci, hadir tanpa benci
Lalu, dalam sebab apalagi
Aku harus mengulangi.
Bahwa dalam sebab apalagi
Namamu tlah seribu satu kali kuulangi
Pada Sebuah Nama, 5 April 2012
@AMINKECIL
SURAT
Kutulis surat ini
kala rintik gerimis yang ritmis
kutulis surat ini
kala angin membasuh nadi yang sepi
Selusin malaikat turun juga akhirnya
menyulut kelam dalam muram
menyala rasa dalam bahagia
menjadi kita berdua pada akhirnya
Kutulis surat ini
sebagai pertapaan yang sepi
digoda bidadari yang tak lagi asyik menari
kutulis surat ini
sebagai hiasan langkah-langkah yang mungil
diantara hawa malam dengan hujan yang gigil
Kutulis surat ini
senada dengan pesona
seirama dengan suara
sekeras dentuman kata
selembut kalbu-saat aku
menyebut namamu dalam tulisanku
#2
DALAM SEBAB
Dalam sepasang mata yang buta
Bukanlah batas yang ada dan tiada
Sebab yang jatuh, selalu bisa tersentuh
Sebab cinta yang utuh, hadir tanpa keluh
Dalam sepasang telinga yang tuli
Bukanlah batas yang suara dan bisik
Sebab yang pergi, selalu mampu kembali
Sebab cinta yang suci, hadir tanpa benci
Lalu, dalam sebab apalagi
Aku harus mengulangi.
Bahwa dalam sebab apalagi
Namamu tlah seribu satu kali kuulangi
Pada Sebuah Nama, 5 April 2012
@AMINKECIL
POLITIK DAN MAHASISWA
Bagi seseorang yang menganggap bahwa politik itu kotor, mari kita
ingat pemikiran Gandhi. Bagi yang menganggap politik itu tipu muslihat,
ingatlah apa yang pernah dilakukan oleh Gandhi.
Bila ada orang
mengatakan agama (moral) tidak ada sangkut pautnya dengan politik,
jangan-jangan yang orang itu yang diketahui adalah agama sekedar pergi
sembahyang kemasjid atau pergi ke gereja, atau tempat peribadatan lain.
Atau jangan-jangan orang itu lupa kalau dulu sempat pernah membaca buku
tarikh Nabi.
Menurut Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the good life,
politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Dalam hal ini, maaf
bila penulis tidak menuliskan definisi-definisi politik yang njlimet. Setidaknya penulis akan memberikan sudut pandangnya dalam melihat apa itu politik.
Kejernihan
politik sebagai bentuk kiat untuk menuju kepada kehidupan yang lebih
baik seperti yang didifinisikan oleh Plato maupun Aristoteles, nampaknya
sekarang sudah tercemar. Kata Soe hok gie dalam buku Catatan Seorang
Demonstran "politik adalah lumpur yang kotor". Politik sesungguhnya
bukan yang sebenar-benarnya kita lihat di televisi. Karena sesungguhnya
yang ditampakkan oleh para badut-badut di televisi itu adalah kejahatan
(ber)politik. Politik bukan gratifikasi, politik bukan seberapa banyak
KPK bisa menjerat koruptor atau takluk kepada koruptor. Politik bukan
bagaimana kebijakan SBY yang memble, politik bukan bagaimana
PSSI kisruh, atau yang paling mutakhir politik bukan kasus
Angie-Nazarudin dan sulitnya menemukan bukti bahwa siapa dibelakang
kasus mega proyek Hambalang, apakah Anas dan juga Andi Malarangeng.
Mereka itu "aktor" yang memuja berhalanya sendiri, (t)uhan partai,
(t)uhan benda dan uang, (t)uhan sistem, (t)uhan jabatan dan kekuasaan.
Politik
adalah, disaat Fir'aun bertanya kepada Musa "apakah Tuhan alam dunia
itu?" Dan jawaban Musa adalah "Tuhan adalah 'Tuhan' dari Timur dan
Barat, dari segala yang ada diantaranya". Bagaimana bila Musa
mendifinisikan bahwa Tuhan adalah sesuatu yang kaya raya, pemberi rizki,
dan pemberi ujian bagi manusia. Barangkali dengan pongah Fir'aun akan
menjawab "Akulah (t)uhan itu, aku kaya raya, aku bisa memberi makan
kaumku, dan aku bisa membunuh kaumku yang membangkang". Andaikan Musa
mendifinisikan Tuhan, barangkali difinisi itu akan dibatasi dengan
bahasa. Untung saja Musa mendiskripsikan Tuhan sebagai "pemilik" cahaya
yang muncul dari timur dan cahaya yang tenggelam di barat. Pemilik alam
semesta beserta isi-isinya baik yang tampak maupun yang tak tampak.
Politik
adalah "Apa saja yang dianggapnya layak bagi hati nuraninya". Kepada
hal ideal seperti itu Gandhi jatuh cinta. Seperti halnya, Gandhi yang
melawan sesuatu yang menyengsarakan rakyat dengan ahimsa (perjuangan
dengan kekuatan cinta dan kasih sayang. Perjuangan untuk tidak
menyakiti baik fisik maupun pikiran), swadesi (berusaha untuk mandiri
dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri), dan satyagraha (berpegang
teguh pada kebenaran, kejujuran, keseimbangan).
Politik adalah apa yang ada pada kumpulan Puisi WS Rendra Blues Untuk Bonie dengan judul "Khotbah":
Fantastis
Di satu Minggu siang yang panas
Di gereja yang penuh orangnya
Seorang padri muda berdiri di mimbar
Wajahnya molek dan suci
Matanya manis seperti mata kelinci
Dan ia mengangkat kedua tangannya
Yang bersih dan halus bagai leli
Lalu berkata :
“Sekarang kita bubaran.
Hari ini khotbah tak ada”
... (*silakan baca kelanjutannya)
Barangkali Itu 3 diskripsi politik yang bisa penulis gambarkan.
Bila
banyak filsuf dulu yang mendiskripsikan bahwa seorang pemimpin baru
akan mampu menggunakan kekuasaaannya jikalau disertai moral yang memihak
pada kebenaran. Nampaknya sekarang difinisi itu sudah bangkrut dan
sangat menghawatirkan (barangkali) setelah Machiaveli, melalui
'pengalamannya' menuliskan dalam buku II Principe yang rampung
ditulis di tahun 1516 , politik adalah suatu kiat untuk membentuk,
merebut, merong-rong, mempertahankan, memperkuat kekuasaan. Dan
moralitas ataupun agama hanya penting bila membantu politik mewujudkan
kiat tersebut (cara yang kotor, dengan muslihat komunikasi politik
akhirnya yang haram bisa menjadi nampak halal).
Barangkali, ideologi yang terbangun dalam otak badut-badut tersebut adalah bukan kejernihan politik (politik-moral). Melainkan apa yang telah Machiaveli lakukan (politik-sekular).
Sehingga yang terbangun dalam dunia badut-badut tersebut adalah
kekuasaan yang memerintah bukanlah keindahan moral--sehingga perasaan
bersalah tak akan pernah muncul dalam nurani mereka sebagai manusia
setelah menindas, menipu, melakukan kekerasan, korupsi, dan lain
sebagainya.
Sehingga, bila kita orang yang (merasa)
bermoral. Masihkah kita? Berpikir bahwa politik itu adalah apa yang
dilakukan oleh badut-badut yang ada di Televisi itu? Coba kita pikirkan
sejenak.
***
Jika kita seorang mahasiswa,
atau misalnya kita belajar di Fakultas Ekonomi. Bila penulis
mendifinisikan bahwa ilmu politik adalah postur besar gagasan dari
perkara teknis ekonomi. Apakah kita pantas untuk antipati terhadap ilmu
politik? Penulis merasa bukan saatnya lagi kita antipati terhadap ilmu
politik, karena biar bagaimanapun politik telah menjadi sebuah desain
besar dalam sebuah negara. Dan mahasiswa adalah suatu konsep yang ada
didalamnya, sehingga ilmu politik sangat layak jikalau dimikiki oleh
para mahasiswa.
Ternyata kita harus bertanya kepada diri
kita sendiri kembali, bahwa dalam TRI DARMA PERGURUAN TINGGI yang salah
satunya adalah pengabdian masyarakat. Setidaknya dengan iklim
intelektual dan ideologinya kita semua masihkah kita akan tergerak untuk
bertanya apakah kita akan belajar (membaca dan menulis) dan berusaha
untuk menyokong kesejahteraan rakyat Indonesia demi kehidupan yang lebih
baik? Bila "YA" mari kita aminkan.
Oleh Amin Bagus Panuntun
Ceper, 06 Juni 2012
*Kumpulan puisi blues untuk bonie karya WS Rendra bisa di download dari google.
SEPI
kau ini janji, merangkai sepi, lincah berkata
aduh... desir, pisau api, janji, kau selesaikan, dengan janji lagi.
aduuuuhhh...
Anjing menggonggong, khafilah berlalu.
Anjing menggonggong, Kau ngomong doang melulu.
Disini, makan janji, sampai batuk
Uhuk - Uhuk. Uhuk... Uhuk...
keluar darah...
Sepi, karena perut tak terisi.
Kau ini anjing,
Sepi, disuruh hemat lagi.
aku keki.
Badanku tinggal ini
(mencubit kulit sendiri)
sebentar lagi, aku bertemu juga
dengan ikrar masa
setiap ada kehidupan pasti akan ada kematian menghampiri
disitulah aku
dikematianku - sepi... sendiri lagi.
Karna aku ini sendiri, butuh kau beri
sedikit.... saja.
sedikit... saja?
Aku jadi berpikir, aku yang anjing
atau pemimpin kita yang anjing?
Aku jadi berpikir, aku yang goblok
atau masyarakat kita yang?
maaf...
Aku jadi takut, kapan aku merdeka
aku jadi takut, mengatakan, negri macam apa ini?
Aku jadi gemetar, kapan kau beri
sedikit.... debar.
Waduuh...
Aku jadi seperti macan ompong
bisa berbuat jahat, untuk mengisi perut yang kosong
tapi, Undang-undang bakal menghukum aku kalau ketangkap mencuri. Tak bisa merdeka... lagi.
Penjara... sepi.
Grasi? (ah, tak mungkin)
Waduuuh...
Jadi, Kapan, jadi aku menemukan rumahku lagi.
Sepi, presiden ku...
Sepi............!
membaca puisi dikamar mandi
ikrar janji?
Sepi............!
Oleh Amin Bagus P
@AMINKECIL
Klaten, 31 Mei 2012
Terima kasih telah membaca artikel: SEPI
aduh... desir, pisau api, janji, kau selesaikan, dengan janji lagi.
aduuuuhhh...
Anjing menggonggong, khafilah berlalu.
Anjing menggonggong, Kau ngomong doang melulu.
Disini, makan janji, sampai batuk
Uhuk - Uhuk. Uhuk... Uhuk...
keluar darah...
Sepi, karena perut tak terisi.
Kau ini anjing,
Sepi, disuruh hemat lagi.
aku keki.
Badanku tinggal ini
(mencubit kulit sendiri)
sebentar lagi, aku bertemu juga
dengan ikrar masa
setiap ada kehidupan pasti akan ada kematian menghampiri
disitulah aku
dikematianku - sepi... sendiri lagi.
Karna aku ini sendiri, butuh kau beri
sedikit.... saja.
sedikit... saja?
Aku jadi berpikir, aku yang anjing
atau pemimpin kita yang anjing?
Aku jadi berpikir, aku yang goblok
atau masyarakat kita yang?
maaf...
Aku jadi takut, kapan aku merdeka
aku jadi takut, mengatakan, negri macam apa ini?
Aku jadi gemetar, kapan kau beri
sedikit.... debar.
Waduuh...
Aku jadi seperti macan ompong
bisa berbuat jahat, untuk mengisi perut yang kosong
tapi, Undang-undang bakal menghukum aku kalau ketangkap mencuri. Tak bisa merdeka... lagi.
Penjara... sepi.
Grasi? (ah, tak mungkin)
Waduuuh...
Jadi, Kapan, jadi aku menemukan rumahku lagi.
Sepi, presiden ku...
Sepi............!
membaca puisi dikamar mandi
ikrar janji?
Sepi............!
Oleh Amin Bagus P
@AMINKECIL
Klaten, 31 Mei 2012
Terima kasih telah membaca artikel: SEPI
INTERUPSI PAK KETUA!
Interupsi! Saya ingin bikin puisi pak Ketua!
Bila kata-kata penuh tipu daya
Kelihatan kan aslinya?
Mereka membodohi rakyat sedemikian rupa
karena kata-kata menjadi senjata para penghianat bangsa
Sungguh, Politik para Politiking
Aku ingin membasuhmu dengan puisi yang lebih penting
daripada kata-kata yang menggelinding
menjadi bercak darah yang jadi rating
Kamar, 31 Maret 2012
(Dibuat setelah melihat sidang paripurna DPR)
Terima kasih telah membaca artikel: INTERUPSI PAK KETUA!
BRUTALISTIK
Kalau kita (baca: sesama orang yang beragama sama atau berbeda agama)
tetap saja melihat pro dan kontra dari perspektif yang berangkat dari
argumentasi teologis tentulah bahwa setiap jenis kesalahan harus
disalahkan dan apabila kita diam melihat kesalahan berarti kita juga
telah melakukan kesalahan.
Bila pro kontra yang timbul itu
diselesaikan dengan benturan egoisme yang berasal dari argumentasi
teologis masing-masing, maka pro kontra itu saya jamin tidak akan
pernah berujung selesai. Namun bila kita sama-sama melihat dari sudut
pandang bahwa setiap manusia mempunyai naluri menolak segala jenis
kekerasan dalam bentuk apapun, dan dalam batasan apapun baik itu antar
agama, antar suku dan ras, antar warna kulit maka sudah jelas bahwa
kekerasan itu adalah tidak benar.
Apa kekerasan dalam bentuk agama adalah benar? Itu "agama siapa"?
Namun bila dalam menolak kedzoliman itu sudah sesuai dengan mekanisme ilahiah (lih. Social Control yang berasal dari wahyu) , seharusnya setiap umat beragama (apapun) harus mendukung cara-cara yang digunakan untuk menghancurkan kedzoliman.
Sampai kapan kita akan ditontonkan fenomena dimana hak dilawankan dengan hak?
Apakah kita lupa arti makna merdeka?
Bahwa, seseorang yang merdeka adalah seseorang yang melakukan sesuatu dengan tidak menyrobot kemerdekaan orang lain.
Klaten, 14 Februari 2012
Oleh Amin Bagus P
AKU INI BINATANG JALANG
Saya memang sengaja menuliskan fenomena ini disaat kondisi masyarakat
tidak dalam kondisi yang emosional. Tidak dalam kondisi para buruh demo
meminta kenaikan upah minimum, mahasiswa demo karena mempertanyakan
atau menggugat sesuatu permasalahan tertentu. Tidak dalam kondisi banyak
pengguna jalan ngomel menerima macet karena para buruh memblokade jalan
dan juga tidak dalam kondisi para mahasiswa yang berdemo menerima
balasan dari para polisi dengan cara setting pengalihan jalan sehingga
banyak penguna jalan digrebek oleh kemacetan. Bukan, bukan saat itu.
Karena kalau pada saat itu banyak orang lebih fasih membicarakan
kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Karena pada saat itu
sedang terjadi kontrakepentingan antar masyarakat. Dan kita pada saat
ini sedang dalam kondisi pikiran jernih.
Entah kenapa kita
masyarakat Indonesia yang jumlahnya sekitar 250 juta jiwa ini selalu
saja dihadapkan dengan pilihan yang sulit untuk dipilih, seolah-olah
kita menerima tradisi yang mengharuskan seseorang tidak mau berbicara di
depan banyak orang, tidak mau berbicara dengan memegang mic lalu dengan
lantang dan jelas mengeluarkan apa yang mereka inginkan. Masyarakat
kita lebih senang menerima nasib namun bila nasib itu telah mendorongnya
ke tepi jurang maka kekerasan menjadi alat paling canggih untuk
bertahan agar tak terjatuh ke jurang
Indonesia modern kali
ini di hadapkan dengan permasalahan yang seolah-olah sudah kacau balau.
Kepentingan menjadi berhala paling ampuh untuk dipuja, elit politik
mempunyai kepentingan bisa duduk terus di korsinya yang empuk lalu
ketiban uang, pengusaha punya kepentingan agar usahanya bisa terus
berjalan lalu berselingkuh dengan para elit politik. Sedangkan rakyat?
Tergencet karena apa yang diterima sudah didesain sedemikian rupa oleh
para elit politik dan pengusaha.
Bukankah kita sering
melihat, demo buruh dimana-mana meminta pengusaha dan penguasa agar
gajinya dinaikkan. Orang-orang di bima berkumpul meminta agar UU agraria
yang sudah di sahkan di cabut oleh bupatinya, Demo-demo masyarakat
dengan cara memblokade jalan sehingga terjadi kemacetan (Demi keadilan
yang macet, mereka berbondong-bondong memacetkan jalan). Padahal kalau
kita tahu yang terjadi adalah masyarakat diadu dengan masyarakat
(kepentingan pendemo beradu dengan kepentingan pengguna jalan,
kepentingan pendemo beradu dengan kepentingan para orang yang bilang
anti kekerasan padahal dia juga tidak mau tahu kenapa seseorang itu
berdemo). Karena masyarakat kebanyakan mengidap penyakit tak bisa
berkomunikasi, maka yang bisa mereka lakukan selain lempar batu,
gontok-gontokan, bakar-bakaran hingga bunuh-bunuhan pun dilakukan dengan
alasan agar keadilan bagi mereka itu bisa terwujud. Dan apabila yang
mereka lakukan itu merugikan orang-orang yang tak senasib dengan mereka,
orang-orang itu cukup bilang DASAR MASYARAKAT BODOH!
Chairil
anwar pernah berujar kenapa kebobrokan ini ada, kenapa kekerasan ini
ada di setiap orang yang sebenarnya menginginkan kedamaian, kenapa
kecurangan ini ada, kenapa kebrengsekan ini ada, kenapa aksi tipu-tipu
ini ada, kenapa kalian marah melihat orang lain memperjuangkan haknya,
kenapa, kenapa dan kenapa?
KARENA - AKU - INI - BINATANG - JALANG
Klaten, 12 Februari 2012
Oleh Amin Bagus Panuntun
Menikahi Bunga
bunga
kecup
canda
hidup
gembira
redup
cinta tumbuh
menjadi kamu.
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Pagi
datang
siang
bertemu
senja
merona
malam
kasih
cinta tumbuh
tanpa ayah
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
kata
lembut
sapa
hanyut
hati
luruh
benci tumbuh
hancur sudah
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Pelajaran puisi:
Contoh puisi diatas adalah beraliran ekspresionisme, jadi aliran yang
mengutarakan cetusan jiwa secara langsung. Objek-objek yang di tampilkan
hanya sebagai media pengungkapan yang bersifat alat saja.
***
Gelasku adalah bibirmu, seperti bayi yang mendapatkan sepi dalam tubuh ibu.
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Pelajaran puisi:Puisi tersebut bisa disebut beraliran naturalisme atau simbolisme, artinya puisi tersebut bersifat kemesuman namun juga menyimbolkan makna.
***
Cintaku ke Ibu ku sebut Ibadah
Cintaku ke ayah ku sebut ibadah
Cintaku ke keluarga ku sebut ibadah
Pertemananku ku sebut ibadah
Pergiku dan pulangku ku sebut ibadah
Pencarian jati diriku ku sebut ibadah
Menyelesaikan masalah ku sebut ibadah
Ujianku ku sebut ibadah
Membuang sampah pada tempatnya ku sebut ibadah
Belajarku ku sebut ibadah
Pengorbananku ku sebut ibadah
Sajakku ku sebut ibadah
Cintaku untukmu ku sebut ibadah
Semua hal yang tak tersebut ku sebut ibadah
Sebelum ku lakukan yang kulakukan;
Maka tlah kulakukan yang Tuhan harapkan.
Yaitu Iman...
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Pelajaran puisi:
Pemakaian gaya bahasa dalam puisi tersebut adalah repetisi gaya
Epizeuksis, artinya kata-kata yang terpenting (ibadah) di ulang-ulang
terus.
dan puisi ini masuk dalam gaya Epistrafora, artinya pengulangan kata di akhir kalimat.
***
Cintaku kepadamu yang berlebihan adalah kelemahanku,
Kata rindu menjadi cemburu, kata bangsat menjadi ajimat;
maka nafsu berakhir pilu.
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Cintaku ke ayah ku sebut ibadah
Cintaku ke keluarga ku sebut ibadah
Pertemananku ku sebut ibadah
Pergiku dan pulangku ku sebut ibadah
Pencarian jati diriku ku sebut ibadah
Menyelesaikan masalah ku sebut ibadah
Ujianku ku sebut ibadah
Membuang sampah pada tempatnya ku sebut ibadah
Belajarku ku sebut ibadah
Pengorbananku ku sebut ibadah
Sajakku ku sebut ibadah
Cintaku untukmu ku sebut ibadah
Semua hal yang tak tersebut ku sebut ibadah
Sebelum ku lakukan yang kulakukan;
Maka tlah kulakukan yang Tuhan harapkan.
Yaitu Iman...
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Pemakaian gaya bahasa dalam puisi tersebut adalah repetisi gaya Epizeuksis, artinya kata-kata yang terpenting (ibadah) di ulang-ulang terus.
dan puisi ini masuk dalam gaya Epistrafora, artinya pengulangan kata di akhir kalimat.
***
Kata rindu menjadi cemburu, kata bangsat menjadi ajimat;
maka nafsu berakhir pilu.
Klaten, 28 Januari 2012
(Aminkecil, "Menikahi bunga")
Terima kasih telah membaca artikel: Menikahi Bunga
Men-Januarikan Januari
Sayang, dimana ya arah pantai itu.
Aku ingin rebut tanganmu dan duduk ditepi pantai
Kita yang setia menunggu air pasang lalu ombak membasahi kaki kita
Dia merambas menjadi cinta.
Yogyakarta, 1 Januari 2012
Di garis laut, senja kau bilang memesonamu;
Di pendar matamu, ku harap dia menjadi aku.
Yogyakarta, 1 Januari 2012
*Manusia Butuh Piknik
Bila kita bingung, bila kita linglung
tak tau apa yang harus dikerjakan
sedangkan hasil,
tak sesuai dengan apa yg kita harapkan
Bila kita suak, bila kita muak
Lalu memarahi orang yang
sedang mengukuhi keyakinannya
Padahal kita juga sedang mengukuhi
keyakinannya.
Artinya, Kita golongan
manusia butuh piknik.
Klaten, 1 Januari 2012
Akhir-akhir ini diotakku selalu ada yang bilang "cepat bunuh" berulang-ulang terus.
Aku jadi bingung, siapa.yang harus dibunuh.
Siapa orang itu?
Aku jadi sakit.
Solo, 2 Januari 2012
Aku
harap demokrasi bukan hanya dimonopoli oleh politik. Aku juga butuh
kebebasan seperti demokrasi untuk melihat kasihmu dari dekat, tanpa kau
takut dan ragu tulusnya aku memimpinmu. Dari dekat...
Kamar, 2 Januari 2012
De do'akan ibuk ya|iya, tapi ibuk jangan lupa do'akan diri sendiri. Ibuk sering lupa kan?
Motor, 2 Des 2012
*madly in love
aku baru setengah-setengah;
padahal cuma butuh setengah simpatik lagi darimu agar yang setengah jadi utuh.
lalu apa jadinya hatimu?
Kamar, 3 Januari 2012
*Kamu
Setiap kali bertemu kusimpan bayangmu;
Sebagai persediaan bila rindu tak menemukan jalan pulang.
Kampus, 4 Januari 2012
"Bila kau cantik, cari yang unik"
Padahal ibumu bilang begitu padaku.
Apa kau benar-benar orang merdeka, sayang?
Kamar, 5 Januari 2012
(Mimpiku
pingin punya stage buat baca karangan sendiri di depan orang banyak.
Lalu tubuhku atau wajah, atau apalah kena shoot lampu panggung yang
warnanya khas itu.
Mimpiku muluk, tapi kalau ga muluk bukan aku.
Kalau ga mampu mimpi, aku pasti lagi sakit. Itu bahaya... Lalu, kapan
bisa ke Eropa?
*Heh, kenapa kamu ga tepuk tangan?)
Pikiranku tak mampu lagi berpikir
Perasaanku tak mampu lagi merasa
keyakinanku tak cukup kuat untuk memilih
gerakanku tak cukup cepat untuk memulai
Intinya, aku ingin melihat sejatinya wajahmu
dari dekat.
Klaten, 7 Januari 2012
Ingin jadi semar dulu. Jasadnya diam sukmanya kemana-mana melihat kenyataan, ngobrol sama Tuhan dari dekat.
Ketemu Arjuna aku mlengos biar ga diajari jadi playboy, ketemu Bima aku lari biar ga ketularan main gebrak seenaknya, Kucari-cari Darmawangsa hanya untuk belajar menjadi pemimpin lemah lembut dan sejati.
Maaf mungkin tak bisa mengembalikan yg sudah terjadi, tapi maafmu bisa mencegah apa yg aku takutkan. Jadi, Perbaharui terus maafmu padaku. Biar langkahku tak takut...
Kata-kataku adalah semua yang tertulis dalam kalbu.
Kata-kataku adalah kata-kata yang dianggap oleh langit sebagai do'a diharibaanmu.
Kamar, 12/1/2012
Bapak
Ibu
Walau aku sering nakal dan buat kalian sedih.
Aku mencintai hati langit agar sayangku kepadamu
selalu dianggap Tuhan sebagai sentuhan pendermaanku.
Klaten, 12 Januari 2012
Yang berasal dari hati, akan masuk kedalam hati.
Di laweyan, khotib itu dah buat hatiku bersalah sama Tuhan. Terseok imanku di ujung sujud yang lama. Ya rabb ijinkan aku dengan sabdamu memperbaiki yang rusak ini.
Kita memang berbeda antara keduanya.
Seperti Sumandjaja yang menulis puisi Romantik pada "AKU"
atau Djenar Maesa Ayu yang menulis
eksploitasi tetek dan Memek.
Padahal mereka darah dagingnya.
Sabtu Pagi, 14 Januari 2012
Pada dasarnya yang kita lakukan adalah membicarakan kebrengsekan laki-laki dan wanita.
Terima kasih telah membaca artikel: Men-Januarikan Januari
Sajak Cinta ku dan mu
Sajak Cinta ku dan mu
Bukan seperti rasa cinta Adam dan Hawa;
Bukan seperti rasa cinta Sulaiman dengan Bilqis;
Bukan seperti rasa cinta Zulaiha dan Yusuf;
Bukan seperti rasa cinta Romeo dengan Juliet;
Bukan seperti rasa cinta laila dan Majnun;
Bukan pula rasa cinta Malin Kundang dengan Ibunya;
Bukan jua seperti rasa cinta Nobita dan shizuka.
Tapi rasa cintaku kepadamu, adalah rasa cinta
yang hanya dimiliki antara aku dan kamu;
Rasa cinta kita adalah Aksioma yang muncul
karena aku dan kamu.
Rasa cinta kita adalah azimat pemberian Tuhan
yang kita pakai karena aku dan kamu.
Lalu...
Rasa cinta kita adalah ba'iat yang kita ikrarkan
di baitul mukhadas.
Solo, 13 Januari 2012
Terima kasih telah membaca artikel: Sajak Cinta ku dan mu
Mengeja-eja Desember
Buku Filsafat di kanan kasur, buku politik di kiri kasur, buku porno di bawah kasur, buku sastra di atas kasur, buku agama buat bantal, buku mata kuliah di rak buku. Buku cerita wayang aku pegang.
Kamar, 4 Desember 2011
Gw pingin ikut pesta sama orang2 kurawa dan pandawa. Gw pingin menari di atas darah-darah korban konspirasi baratayudha. Gw pingin lihat balet dari rusia, sandiwara shakespare, drama dr bengkel teater, teater koma, teater merdeka, dll. Gw pingin melihat bareng sama bima dan dorna minum beer bareng sambil menghabiskan beberapa keping emas buat judi. Biar semua jenis kebenaran ga bisa ditelikung lagi gw lakukan kesalahan. Gw dah bosan kalau bidadari-bidadari yang ada di kahyangan keburu cuma ngliat yang ganteng2 tapi brengsek. Padahal Semar sering bilang "Bila Kau cantik cari yang Unik".
Kamar, 5 Desember 2011
I love the way you say simplify the problem.
Kamar, 8 Desember 2011
Pidato pengunduran diri sebagai Presiden ini saya sampaikan dalam bentuk lagu dengan nada Pilu.
Solo kota revolusi, 9 Desember 2011
Kejujuran matamu dek, itu cara paling efektif menyrobot pesona malam yang ghotic.
Klaten, 22 Nov 2011 > 9 Des 2011
Kopi, buku dan kamar, tanpa dia aku sia-sia.
Rumah lebah, 11 Desember 2011\
Kalau tangisanmu sudah merugikan orang lain. Sebaiknya kamu berpikir buat tidak mudah menangis. CC: Nurul Fitriana
Rumah, 11 Desember 2011
Tuhan ada di segelas susu
Rumah, 12 Desember 2011
Aku ga mau bawa bayang-bayang orang lain. Aku cuma milik Tuhan. If you love me, you will love GOD before me.
Rumah, 13 Desember 2011
Logika dan rasa berperang tentang kamu, kutanyai mentari pagi ini. Lalu apa jadinya?
Kamar, 15 Desember 2011
Jika hatimu dangkal, bagaimana mungkin aku tenggelam disana.
Kamar, 16 Desember 2011
Pagiku sudah pergi ke hutan dekat pantai. Lalu saling membacakan Puisi.
Hutan, 17 Desember 2011
Kopi malam ini jadi. Diam-diam kau kumasukkan dalam hati.
Rumah, 17 Desember 2011
Dan malampun berkelas, kudengarkan suaramu menyenandungkan kata-kata mengeja tentang keterbukaan, kebebasan, kemerdekaan. Sekaligus musik dengan alunan sonata disusul dengan biola.
Rumah, 17 Desember 2011
Aku butuh sesuatu yang absurt. Yang menjelaskan tentang musik yang dinilai dengan suara, tentang puisi yang dinilai dengan bahasa, dan lukisan yang dinilai dengan rasa.
Rumah, 17 Desember 2011
Di potret gadis cantik aku berdoa, munutup muka, lalu telinga. Akan ku dengar suara selain suaramu.
Delanggu, 18 Desember 2011
Kenapa aq suka jazz. Karena aq ga pernah mau repot2 ngapalin lagunya. Aq sudah bahagia bila menikmati musiknya, itulah harmoni.
Kamar, 24 Desember 2011
Orang2 macam kamu, hadir untuk menerima hadiah "You make my world so colourfull".
Kampus, 24 Desember 2011
*Perjalanan
Perjalanannya tak sampai-sampai
Padahal banyak hati yang tercecer.
Solo, 24 Des 2011
*Mehong
"hong" dia memanggilku.
Siapa aku, nama yang tak dilupakan oleh kawan lama.
Bakalan, 25 Des 2011 (teman SMP)
*Bangkrut
Sini sayang, kuajak kau melihat neraka dari dekat
Ada: Masyarakat yang dipopor senjata kepalanya
karena mencari nafkah dipekarangan rumahnya sendiri
Sentono, 25 Desember 2011
*Prosedur
Ada yang bisa saya bantu?
"Pak, anak saya dibunuh polisi"
Jadi soal pembunuhan anak ibu
sudah sesuai prosedur atau protap kami.
Sentono, 25 Desember 2011
*Kangen
Kangen memang bergantung
dengan nomormu yang terganti.
Berjarak waktu, berjarak lupa
kangen adalah waktu;
yang sedang pulang dari liburan.
Kamar, 25 Des 2011
*Tidur
Tuhan sayang...
ajari aku tidur malam ini
bersama kekosongan yang kini
dianggap menjadi suatu hal yang begitu romantis.
... Tuhan sayang...
ajari aku tidur!
Kamar, 25 Des 2011
*Ilalang malang
Bentar nak, tahan tangismu, jangan rewel.
Aku akan pergi ke hutan menebang ilalang panjang
siapa tahu disana aku menemukan ibumu
tergeletak hingga dia meminum
air susunya sendiri.
Klaten, 26 Des 2011
*Keyakinan
Mencurigai keyakinan kita sendiri itu perlu, berapa banyak orang kecewa karena keyakinan yang kita yakini salah.
Manahan, 26 Des 2011
*Lagu
Kadang kita nyanyikan Leaving on the jetplane
"So kiss me and smile for me. Tell me that youll wait for me.
Hold me like you'll never let me go"
Sayang, bernyanyilah dengan pilihanmu
Seperti kita pernah mesra
seperti dulu.
Kamar, 26 Des 2011
*Uang, tahta jabatan
Tujuan yang sebenarnya malah menghilang
diganti dengan tujuan yang lebih palsu
yaitu: menjadi budak pada tujuan kita sendiri.
"Selamat tinggal berhala kesuksesan".
Klaten, 27 Des 2011
*Manusia
Apa artinya menjadi manusia
Bila Mahasiswa tidak memperjuangkan
yang seharusnya diperjuangkan
namun malah melakukan untung rugi
dengan cara keji.
Apa artinya menjadi manusia
Bila Polisi tak mengayomi dan melindungi
namun malah mengkhianati dan menakuti.
Apa kita semua lupa, kamu yang baca!
"Tugas manusia adalah menjadi manusia".
Solo, 27 Desember 2011
*Lagu
Aku masih ingat nyanyianmu
dan kau juga membicarakan "Luluh"
catatan akhir tahun keduaku
aku akan mendengar suara selain suaramu.
Kamar, 28 Desember 2011
*Kong kali kong
Kong kali kong
Kong kali kong
Kong kali kong
Kong - kali - kong
Kong kali kong
Kong kali kong
Kong kali kong
Kong - kali - kong
Kurung, 28 Desember 2011
*Bayang
Namamu tak tahu
Siapa kamu, tak ku kenal
Pertama bertemu
bayangmu melekat dengan dangkal.
Benar, orang macam kita
menganggap perempuan yang
pertama kali dilihat selalu nampak cantik.
Solo, 28 Desember 2011
*Maka
Ku wakilkan pada aksaramu
"Memilih satu dari dua yang setara, tak mudah,
tapi memiliki keduanya juga bisa lebih parah"
Bagaimana bila, maka?
banyak hati, remuk sudah.
Kamar, 28 Desember 2011
*Manusia utuh
Yang disebut manusia-manusia kepala babi itu:
yang buang sampah sembarangan
sama yang bangga nyrobot antri orang.
Lainnya, kamu kan manusia utuh. Kamu lebih tahu.
Kampus, 29 Desember 2011
*Muhasabah
Kau ini bagaimana
Katanya menjunjung tinggi perbedaan
tapi tingkahmu menjelaskan bahwa
perbedaan itu tak ada.
Atau aku harus bagaimana?
Kamar, 29 Desember 2011


