MASIH

CINTA

Sebab cinta yang menyatu dari dua hati adalah harmoni. Namun, dua hati tak selalu jatuh bersamaan.

Bagiku ada dua macam cinta "cinta = platonik" atau "cinta = nafsu"

Cinta = Platonik
adalah cinta yang didalamnya terdapat jiwa tanpa nafsu, cinta itu benar-benar tulus karena didasari rasa yakin, cinta itu benar-benar suci. Tak ada pengorbanan bagi cinta, karena cinta adalah saling melengkapi, cinta itu saling mengisi, saling menerima, saling memberi, saling dan saling tau diri, barangkali beginilah cinta yang cerdas. Barangkali beginilah cinta dimana manusia akan selalu bisa menentukan nasibnya, dan Tuhan selalu jadi supervisor.

Cinta = nafsu
adalah cinta yang menggebu-gebu, terdapat hasrat, terdapat rasa ingin mencintai, terdapat kepuasan, terdapat rasa senang. Seperti halnya seorang suami istri yang melakukan hubungan badan, yang dipikirkan bukan bagaimana kelak mempunyai anak yang bagaimana, namun yang mereka pikirkan adalah kepuasan. Cinta ini seperti seorang remaja yang mempunyai seorang pacar, bila pacarnya semakin banyak yang menyukai maka dia akan semakin marah. Cinta ini bukan seperti orang tua yang mempunyai seorang anak, bila anaknya semakin dicintai banyak orang maka akan semakin membahagiakan.

Mari kita lihat urut-urutan cinta ini:

Melihat, memunculkan cinta > terjadi ikatan > cinta semakin menguat > (sobahah) hati mengarahkan semua cintanya > (gharm) cinta yang menyala-nyala > ('isyqu) cinta yang meluap-luap> (syaghof) cinta yang masuk kedalam hati yang paling dalam > (tatayyum) hati menyembahnya.

Kemudian apa yang kita pikirkan?
Mana yang disetujui oleh nurani kita?

Di dunia ini ada orang yang tidak ingin berkompetisi dalam mencintai seseorang. Karena memang yang mereka lakukan bukanlah mencintai, yang mereka lakukan adalah melengkapi. Kalaupun mereka harus berkompetisi, lebih baik mereka akan menjauhi cinta kepada seseorang yang mereka cintai sampai batas sejauh-jauhnya. Karena menurut jiwa platonik, cinta yang penuh pengorbanan bukan lagi disebut cinta.

Dan di dunia ini ada orang yang tidak memilih salah satu dari platonik atau nafsu dalam mencintai manusia. Karena keduanya memang manusiawi untuk dilakukan, dan keduanya akan menjadi seperti apa yang ingin saya perbuat dengan harmoni yang seimbang.

Kecuali kalau memang yang dicintai adalah Tuhan, cukuplah cinta platonik tertambat didalam dada yang paling dalam.

JODOH

Menurut kalian jodoh itu siapa? apakah dia yang dengan lantang mengatakan aku cinta padamu?
Dia yang menemani tidurmu setiap hari?
atau, dia yang senantiasa bersamamu sampai akhir hayatmu?

Jika jodoh itu orang yang memiliki ikatan pernikahan denganmu
lantas bagaimana dengan mereka yang menikah lalu bercerai?
apa itu berarti mereka tidak berjodoh?

Apapun jawabannya, pertanyaan ini bukan untuk dijawab.

Karena jodoh itu muncul disaat kita mulai memutuskan.
Jadi, sebelum kita memutuskan selalu ada kesempatan untuk dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.

Namun, saat kita melihat kembali urutan cinta diatas tadi.
Apakah akan selalu ada orang yang merasa menjadi korban penghianatan?

Padahal, ada ketulusan yang bisa dijelaskan namun sulit untuk didifinisikan bahwa.
"Kamu boleh berjanji, kamu boleh menghapus janjimu, kamu boleh memilih yang terpilih bagimu, pada akhirnya yang terjadi pada kita itu yang terbaik".

Lalu, pertanyaan kita bersama. "Masih adakah seseorang yang buta dengan ketulusan?"
Masih?


Oleh Amin Bagus P
Klaten, 21 Juni 2012


Terima kasih telah membaca artikel: MASIH

0 komentar:

Posting Komentar