MANUSIA

0 komentar
Aku sudah mulai muak dengan kehidupan dunia semacam ini. Aku merasa sudah tak mampu lagi menahan diri menghadapi manusia yang mulai mati pikirannya. Sukmaku serasa sudah hancur tak karuan menghadapi manusia bodoh tetapi yakin, bagiku manusia semacam itu sama bahayanya dengan manusia-manusia yang merusak kebenaran.

Banyak orang-orang mengatakan "kita kehilangan kebersamaan, lupa mementingkan kepentingan bersama" tapi kenapa tiba-tiba kita selalu kembali ke kepentingan sendiri?
Aku sudah tak berdaya lagi menghadapi semua ini. Jalanku sudah mulai bopeng tak karuan. Otakku yang memang sengaja aku tempatkan di dengkul agar tak mampu merasa, kini sudah mulai mampu merasa. Aku mulai bingung mau ditempatkan dimana lagi otakku.

Tragedi manusia modern ini bukanlah kerena mereka makin sedikit tahu makna hidupnya, tapi karena manusia ini semakin tak peduli. Otak-otak kita lumpuh tak mau lagi diajak berpikir, otak kita sudah mulai malas bekerja. Otak kita digantikan dengan kepentingan, otak kita di intimidasi dengan semangat kapitalistik dan materialistik. Seolah-olah bila kepentingan kita terusik, kita punya HAK untuk marah besar dan memaki-maki. Namun bila kita menjalankan kepentingan kita dengan jalan mengusik kepentingan orang lain, kita cukup bilang "INI UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA"

Manusia, Manusia di kehidupan sekarang ini sudah mulai disiksa oleh ketidaktahuannya tentang tugasnya dibumi, tapi manusia ini tetap dengan riang melaksanakan tugas yang tak jelas itu. Aku sudah mulai tak yakin dengan kehidupan semacam ini. Manusia-manusia yang jalannya miring melihat sesuatu dengan jalan miring. Kita tak mau menegakkan diri kita untuk belajar agar tahu tugas kita. Orang-orang hanya melihat dengan cara separo-separo. Orang-orang sudah mulai lupa cara melihat permasalahan hidup secara utuh. Jalan kita sungguh sudah miring. Kita jadi manusia-manusia bopeng.

Manusia sekarang hanya karena permasalahan yang sepele emosi mereka bisa berubah-ubah seolah-olah mereka bukan dalang bagi dirinya sendiri. Mereka hanya jadi manusia-manusia plastik yang berjalan diatas aspal kepentingan. Mengendarai sikap kapitalistik dan menuju ke tempat yang disebut jalan materialistik. Semua diukur serba uang, seolah-olah uang sudah menjadi berhala, seoalah-olah kesuksesan sudah menjadi benda yang harus di miliki. Hanya untuk satu tujuan agar disebut orang berhasil, orang yang punya jabatan, orang yang pintar atau orang yang sukses. Kini, semua menjadi diukur serba benda.

Tuhan, bila sejarah ingin kau ulangi. Bila sejarah tentang air bah yang menutup daratan bumi kau munculkan lagi seperti di kisah nabi Nuh. Aku ingin KAU selamatkan guru-guru, budayawan, dan seniman. Biar mereka mulai mengolah kembali pola pikir dan akhlak anak-anak yang akan tumbuh menjadi dewasa. Lebih baik KAU beri cobaan kepada kami dengan bencana yang sebenarnya, daripada KAU coba kami dengan bencana keimanan semacam ini. Tuhan, kalau revolusi benar-benar kau kehendaki, aku ingin pintaku tadi terpenuhi. Itu saja...

Tuhan, aku sudah mulai muak dengan keadaan semacam ini. Orang-orang yang mau berpikir malah di caci-maki, di beri sumpah serapah oleh orang yang merasa lebih tahu padahal tak tau diri. Aku sudah mulai melemah tak berdaya, aku sudah mulai linglung dengan keadaan otakku sekarang ini.Tuhan, saya hanya ingin orang-orang tahu dan saya sendiri juga  memahami bahwa; cara untuk menyampaikan kebaikan hanya bisa dilakukan dengan menjadi orang baik. Bukan sekedar berjanji namun di ingkari. Padahal bila ingin tidak berjanji juga butuh janji.Tuhan, aku ingin semua ini berakhir...

Oleh Amin Bagus P
Pantai Yogyakarta, 31 Desember 2011
Menjelang pergantian Tahun
Terima kasih telah membaca artikel: MANUSIA

Aku Harus Bagaimana?

0 komentar
kau bilang aku bodoh
tapi kau sendiri malah mencontohkannya
Kau bilang aku salah
tapi kau sendiri malah melakukannya
kau bilang aku kurang kerjaan
tapi kau sendiri suka nganggur tak karuan
kau bilang aku bangsat
tapi kau sendiri suka sesat

aku harus bagaimana

Kau bilang aku harus berfikir
aku berfikir, kau malah bilang kafir
kau bilang aku harus toleran
aku toleran, kau malah heran
kau bilang aku harus sabar
aku sabar, kau malah tak sadar
kau bilang aku harus patuh
aku patuh, kau malah bilang musuh

lalu aku harus bagaimana

ku ikuti kau, kau malah tak bergerak
ku lihat kau, kau malah bilang jangan hanya melihat
ku serahkan kau, kau malah bilang jangan diam saja
ku punya prinsip, kau malah bilang aku kaku

kau ini bagaimana

kau suruh aku damai, kau malah mengajak bertikai
kau suruh aku diam, kau tuduh aku apatis
kau suruh aku bicara, aku bicara malah kau kata-katai
kau suruh aku perang, aku perang kau malah pergi

Sebenarnya aku harus bagaimana
Atau kau yang sebenarnya bagaimana
Lalu sebenarnya kita harus bagaimana.

Kamar, 29 Desember 2011
 
 
Terima kasih telah membaca artikel: Aku Harus Bagaimana?

Kota Revolusi

0 komentar

Ada orang yang kelaparan dipojok
Ada anak yang miskin tak sekolah
Ada Penguasa yang takut
Ada Pengusaha yang menghalalkan apa saja
Ada penegak hukum yang menjual dirinya sendiri

Sesore tadi kalian jualan caci maki
Hanya ingin bertanya
"kalian mengayomi - melindungi
atau menghianati - menakuti"
banyak anak ketakutan
banyak anak kesakitan
banyak anak menerima kekerasan mental
di kupingnya mereka teriak
"Ibu kalian semua Lonthe,
sini... aku gagahi satu persatu"

(Seolah-olah tanpa kekerasan
sejarah tidak pernah ada
atau apakah kita tak ingin jadi pahlawan
yang dilupakan, mati karena revolusi)

Pernah suatu saat
di cerita pewayangan
sengkuni bermain curang dalam berjudi
yang membuat Yudistira kehilangan harga diri.
Kita lupa, segala jenis kebrengsekan itu
ujung-ujungnya kebangkrutan
Atau kita ingat bahwa
arjuna dan karna
yang sama anaknya dewi kunthi
harus berperang merebut harga diri

(Semuanya perang, tak ada kata damai
Kita lupa kalau kita bukan bhisma
yang tak bisa mati kecuali dirinya sendiri
yang menghendaki untuk mati.
Jangan pernah bertanya soal batasan
Batasan perang dan damai memang tak jelas
di negri ini)

Seolah-olah kalian yang salah
kalian di tuduh rusuh dan tak mau belajar
padahal dalam strategi perang
Pihak yang lebih memiliki kuasalah
yang akan menang.
seperti, Polisi di Bima
yang mengatakan
penembakan yang kami lakukan
sudah sesuai prosedur.
Hilang banyak nyawa.
Kita sering lupa.
ingat, kita bukan Bhisma.
Solo, 28 Desember 2011
Terima kasih telah membaca artikel: Kota Revolusi

Untuk Guruku Tercinta

0 komentar
Untuk guruku tercinta
Lama kita tak bertemu...
Apakah kau tetap sehat seperti dulu.
lalu, apakah kau sekarang juga belajar tentang
institusi pendidikan yang baru?
Sehingga pada murid-muridmu
pada pelajaran Bahasa Indonesia
kau bertanya tentang "Siapa nama-nama pemain Telenovela?"

Untuk guruku tercinta
Aku tetap ingin kau bertanya seperti dulu
Seperti saat kau bertanya kepadaku
tentang
"Siapa nama-nama penyair kita?"
Ku Jawab WS Rendra
hanya karena dia sering nongol di tivi
"Siapa nama-nama sastrawan kita?"
Ku jawab Putu Wijaya
hanya karena dia sering mendapat penghargaan di luar negri

Guruku tercinta
Kau pernah menyuruhku membuat puisi
Aku jawab tak bisa
Kau pernah menyuruhku membuat cerpen
Aku jawab tak ada untungnya

Aku rindu kepadamu...
tentang kau yang dulu berapi-api mengajarku
namun aku cuek
tentang kau yang dulu memotivasi
namun aku ejek
tentang kau yang dulu memberi
namun aku gengsi
tentang kau yang sedih
tapi aku jarang mengerti perasaanmu
guruku tercinta.

Guruku tercinta.
Kini ku tak seperti dulu, ternyata jawaban yang harus
ku jawab bukan hanya dua nama orang itu.

Untuk guruku tercinta...
Kutulis puisi ini dan membacanya
bersama angin lembah
di alam terkembang.
Untukmu...

Oleh Amin Bagus P
Kamar, 27 Desember 2011

Terima kasih telah membaca artikel: Untuk Guruku Tercinta

CERPEN "NGOMEL" (COP)

0 komentar
Dimalam-malam begini, patung-patung punokawan yang beberapa waktu yang lalu tak terbeli di warung karena harganya mahal tiba-tiba sukmanya datang ke kamarku. Pertama kali datang Petruk, lalu diikuti yang lain sebagainnya macam Bagong, Gareng, Semar, Bima dan Prabu Yudistira. Mereka datang susul menyusul. Nampaknya mereka ingin menemaniku yang sendirian di dalam kamar. Mereka ingin saling asah asih asuh antar sesama. Sebenarnya ini nampak seperti Bangsa lain yang sedang berkunjung ke bangsaku. Tapi aku sendiri bingung, kenapa mereka begitu. Apa hanya karena mereka tak terbeli. Maksud saya apa karena mereka sebenarnya ingin kebebasan. Mereka terkurung dalam kotak pedagang-pedagang itu. Waktu toko buka mereka dipajang di belakang. Waktu toko tutup mereka di simpan dalam kotak. Rasa-rasanya mereka sebenarnya kebosanan, kalau tidak berbuat apa-apa. Hidupnya nampak linier, statis, monoton. Hanya hal-hal itu saja yang dia lakoni.

Petruk datang lalu ngomel-ngomel.
"Aku kalau punya facebook aku pingin statusnya di like sama orang-orang yang benar-benar tulus. Maksudnya, yang tertulis itu memang benar-benar bermakna bagi orang-orang yang berkepentingan".

Disahut prabu Yudistira yang nampak muncul menembus pintu kamarku. "Bangsa kita yang sebenarnya hancur sudah. Kita bermigrasi ke bangsa Facebook, twitter dan sebagainya. Jadi silakan tertawa sepuasnya".Nampaknya akan benar-benar terjadi rapat dikamarku. Parabu Yudistira lah yang bakal memimpin rapat.

"Wah kalau begitu, bakal banyak kepalsuan kalau rakyat sudah mulai pergi ke Facebook atau Twitter, rakyat jadi makin pandai ngomong gombal" kata gareng sok tahu. Muncul dari genting lalu duduk bersila.

"Lho! Apa kamu tidak punya facebook atau twitter? Kamu kan suka mencitrakan siapa dirimu lewat status atau TL'mu. Kamu kan yang biasa diam-diam ngintip omongan orang-orang lalu diam-diam bilang cuiih." Kata Bima menolak omongan gareng yang tiba-tiba muncul dari bumi.
 
Bagong lalu bisik-bisik sama gareng dan petruk. "Coba kalau yang ngomong bukan Bima yang suka main kasar, sudah ku sumpal mulutnya sama sempakku. Aku ngerti dia juga punya Facebook dan Twitter. Apa bedanya sama kita?" Bagonglah yang tiba-tiba muncul bak pesulap saat beraksi.

"Begini saudara-saudara. Memang kita punya keyakinan, lalu kenapa kita harus marah bila orang lain sedang mengukuhi keyakinannya? Jangan-jangan kita pada posisi yang salah. Kita harus mencurigai pikiran kita sendiri sebelum mencurigai orang lain. Siapa tahu mereka sedang ada maksud baik." Kata semar mengakhiri. Lalu Rapat dikamarku pun bubar karena ada politikus bangsa yg sebenarnya yang mengacau menghina.

Aku yang keheran-heran atas kedatangan mereka, masih nampak takut dan keheran-heran. Padahal dipikiranku ada yang ingin aku sampaikan. Namun karena takut dan kaget, apa yang ingin kau sampaikan tak mampu ku sampaikan. Barangkali ini karena syaraf-syaraf setelah operasi otak yang ada dikepala aku pindah menjadi di dengkul masih ada syaraf yang keliru, masih ada syaraf yang salah sambung. Padahal jelas sekali aku memikirkan bahwa : Bila kita tak sabar mendengarkan atau membaca sampai selesai, bisa-bisa kita salah dalam mengambil kesimpulan. Yang seharusnya ada beberapa kalimat lagi sebagai penjelas, namun karena kita terlanjur merasa sudah bisa mengambil kesimpulan akhirnya kesimpulan yang kita dapat berbeda dengan yang sebenarnya. Dan sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa "Berapa banyak perang yang terjadi, hanya karena kesimpulan yang keliru".



*Oleh Amin Bagus Panuntun 
Kamar, 20 Desember 2011

Ternyata cukup susah juga membuat fiksi yang menceritakan orang-orang yang terlanjur mempunyai karakter. Bukan hanya karena ini kontemporer lalu kita dengan seenaknya menggantikan kearifan semar, kebijaksanaan Prabu yudistira atau kekuatan Bima. Inilah sebuah cerita fiksi yang saya buat karena iseng. Sebuah cerita wayang kontemporer. Contemporer of Puppet.


Terima kasih telah membaca artikel: CERPEN "NGOMEL" (COP)

@AMINKECIL Lakon "Perang Batarayudha" (COP)

0 komentar
Kemarin saya memang tidak ikut demo, Tapi saya duduk bareng sama intel-intel yang bertugas. Saya tidak ikut upacara (lih : demo) karena saya punya sikap bahwa Demo saya lihat sebagai onani. Maksud saya bila kita demo tanpa ada kekuatan besar, dan tidak menghasilkan apa-apa artinya wajah demo menjadi tidak sakral. Dan akibatnya demo bukan lagi kekuatan yang bisa merubah kesalahan orang lain atau dalam bentuk kebijakan karena orang itu menjadi mau intropeksi atau kebijakan itu dikoreksi karena sebuah penyadaran. Bahkan bisa jadi demo sudah tidak ada artinya lagi karena masyarakat keseluruhan tidak memberikan dukungan.

Namun bagi saya, kemarin melihat teman-teman aktivis yang sedang demo adalah bentuk perasaan simpatik saya kepada Sondang Hutagalung terlepas dia melakukan ironi yang konyol. Namun saya melihat sikap dia adalah mampu menyulut perang, sekaligus simbol peperangan. Dan peperangan yang sebenarnya baru akan dimulai saat kita semua mau mengorbankan diri sendiri dengan berbenah diri. Menganggap diri sendiri adalah musuh yang harus sekuat tenaga dilawan. Karena diri sendiri itulah yang membuat kita permisif terhadap kesalahan-kesalahan, kebrengsekan-kebrengsekan, yang dilakukan diri sendiri, orang lain maupun pemerintah sebagai hal yang biasa dilakukan.

Sehingga itu yang membuat kita lupa bahwa kesalahan adalah kesalahan, kebenaran adalah kebenaran. Bukan sebuah pengakuan salah benar yang bisa di plintir-plintir. Sehingga membuat kita semua menjadi acuh sekaligus membuat kita memahami antara kebenaran dan kesalahan sama saja dan biasa saja. Kita sendiri tidak sadar bila itu semua membuat kita kehilangan makna bahwa membiarkan kesalahan sama juga dengan melakukan kejahatan.

***

Dalam cerita wayang, Perang Baratayudha yang memang telah di ramalkan oleh para dewa dari kahyangan dan disetting oleh Kresna. Perang antara pihak Pandhawa dan Kurawa. Perang antara simbol kebaikan yang diperankan oleh pandawa dan simbol kejahatan yang di perankan oleh kurawa. Semua itu bisa disebut takdir yang diciptakan para dewa bahwa hidup ini hitam dan putih dan juga diberikan takdir bahwa dalam perang baratayudha pihak Pandawa lah yang akan memenangkan peperangan, itu artinya kebenaran akan selalu menang.

Namun barangkali karena Kurawa itu memang sudah ditakdirkan untuk kalah, akhirnya Kurawa akal-akalan melakukan gebrakan-gebrakan politik, gebrakan-gebrakan amoral sekaligus membodohkan pihak lain, gebrakan-gebrakan memiskinkan pihak lain dan gebrakan-gebrakan yang super akal-akalan, yang sebenarnya adalah bentuk ketakutan bahwa dirinya akan kalah. Oleh karena akal-akalan pihak Kurawa tersebut akhirnya kehidupan kita tidak lagi hitam dan putih saja. Namun ada yang abu-abu bahkan bisa merubah warnanya tergantung lingkungan.

Akal-akalan itulah yang membuat kita tidak sadar bahwa kita sudah dininabobokkan, kita sudah di peti es kan oleh pihak-pihak kurawa (kejahatan). Akhirnya kita jadi bodoh, suka ikut-ikutan karena tidak bisa berpikir. Apalagi yang lebih parah adalah kita merubah warna tergantung lingkungan atau bisa disebut mencla-mencle, plintat-plintut, munafik. Kita jadi suka bilang salah saat berada di pihak yang salah, kita suka bilang benar saat berada di pihak yang benar. Kita jadi suka membiarkan tubuh kita digerakkan oleh sesuatu yang sebenarnya tidak bertanggung jawab dari dalam diri kita yaitu kepentingan dan hawa nafsu.

GORO-GORO

Kita bisa lihat, akal-akalan itu membuat kita merasakan jikalau antara kebenaran dan kesalahan itu berdamai. Asal ada uang kebenaran bisa terbeli. Yang salah bisa jadi benar karena hukum dapat dibeli oleh siapa saja. Keadilan bisa di tidak adilkan oleh kekuasaan yang menindas, Suara bisa dibeli dengan uang karena mereka butuh, dan tak ada suara bila uang juga tidak ada. Seseorang yang benar bisa disalahkan karena fitnah diobral macam diskon akhir tahun, koruptor dibebaskan, aktivis Hak Asasi Manusia dibunuh karena dianggap membahayakan, Presiden banyak aksi tipu-tipu namun dikemas dengan cara baru, dll. Bila kita tahu perdamaian antara kebenaran dan kesalahan yang dibuat-buat akan selalu menyakitkan.

Namun karena otak kita yang seharusnya bisa kita cuci biar bersih ini tidak kita ijinkan untuk dicuci. Karena bila otak kita bersih malah dikira kita gila, kita sok alim, kita sok suci, kita sok bersih. Karena kepalsuan itu memang kita pupuk sendiri menjadi suatu budaya yang mencemari budaya yang lainnya.

Saya sendiri menginginkan kalau perang Baratayudha itu benar-benar terjadi di kehidupan nyata kita. Sehingga pihak dari simbol kebaikan itu menang. Tidak ada lagi kepalsuan, kemunafikan, korupsi, plintat-plintut, kebodohan, kecurangan, kesombongan, sikap sok kuasa, kedengkian, kepelitan, kebrengsekan, dan sifat atau sikap-sikap yang mewakili kejahatan lainnya bisa kalah. Dia bisa hilang karena kita melawannya. Dan kita bisa sadar kalau musuh terbesar kita adalah diri sendiri.

Oleh karena itu kita selalu melakukan perang Baratayudha pada diri kita sendiri. Yang merasa masih bodoh kita lawan dengan belajar, yang masih tidak jujur kita lawan dengan melakukan kejujuran, dan lain sebagainya. Agar kehidupan kita di sini menjadi benar-benar terjamin. Dan Negara sekaligus bangsa ini bisa maju. 

Oleh Amin Bagus Panuntun 
Kamar, 9 dan 10 Desember 2011
9   Desember = Hari Anti Korupsi Sedunia
10 Desember = Hari Hak Asasi Manusia

 


 Contemporer of Puppet


Terima kasih telah membaca artikel: @AMINKECIL Lakon "Perang Batarayudha" (COP)

KASIH TAK SAMPAI

1 komentar

Di kesedihan aku menyanyi tembang asmaradhana
Tembang tentang cinta yang tak sampai
Di bawah bayang pepohonan yang tinggi
Di puisi sebagai ketegaran diri.

Kamar, 22 Nov 2011
Kau jadi Anjasmara yang ditinggal Damarwulan Pergi perang
Merelakan segalanya seperti dalam Asmaradhana

Segaraning wong akrami, dudu brana dudu warna
Amung ati pawitane, luput pisan kena pisan
Yen gampang luwih gampang, yen angel angel kelangkung
Tan kena tinumbas arta (nembang)

(Pegangan hidup berumah tangga, bukan harta dan penampilan.
Hanya kemantapan hati modalnya. Jodoh digariskan sekali seumur hidup
Bila telah ditakdirkan, semua akan mudah dan lancar. Namun bila belum ditakdirkan, sangat sukar terlaksana. Bahkan tak terbeli dengan harta.)

Saat kau pergi sayang...
Harta, Jabatan, Tahta bukan jadi perkakas
untuk membeli cinta yang telah hilang.

Untuk Asmaradhana
Sentono, 24 November 2011
 
Terima kasih telah membaca artikel: KASIH TAK SAMPAI

BERAYUN DIAYUNAN NOVEMBER

0 komentar
Pahala dan dosa milik Allah
Namun dosa-dosa diakali manusia
Dosa bisa kita buat jadi tak dosa
hanya dengan opini-opini dan argumentasi!

Kata-kata memang dibuat bercabang,
Biar kalau tertekan;
Kata-kata bisa jadi andalan.
Salah jadi benar, benar jadi salah 
Sesuatu yang lumrah

Ditelinga kita, bangsat bisa jadi ustadz
ustadz bisa diolah jadi bangsat.

Subulussallam, 22 November 2011 
Ada yang ceria memberikan hadiah dari uang negara, ada yang mempertontonkan kemegahan, ada juga yang mikir besok apa yang bisa dijual untuk beli beras. Kita memang sudah rapuh... Dari kesetiaan berbagi terhadap nuraninya ekonomi.
Kamar, 22 Nov 2011
 
Kau bilang belahan jiwa, dia bilang belahan dada.
Apa maksudnya...?

Di kesedihan aku menyanyi tembang asmaradhana
Tembang tentang cinta yang tak sampai
Di bawah bayang pepohonan yang tinggi
Di puisi sebagai ketegaran diri.
Kamar, 22 Nov 2011
 
Kejujuran matamu dek, itu cara paling evektif menyrobot pesona pagi yang ghotic.
Klaten, 22 Nov 2011
 
Aku pingin jadi semar, aku pingin jadi krisna. Saat tak ada atau ada cinta menyapa.
Klaten, 21 Nov 2011
 
Orang sering menolak untuk balikan, bila balikan sudah jelas obral murahan.
Klaten, 20'11'2011
 
Kalau kau masih ingat saja, coba kau cintai cintanya bukan orangnya. Bila orangnya tak ada, kau bisa miliki cintanya di orang yang berbeda.
Ngawi, 20'11'2011
 
Saat kita (aku) sering memutuskan untuk putus. Baru sekarang nyahok arti cara mengawali.
Ngawi, 20'11'2011
 
 
 
Terima kasih telah membaca artikel: BERAYUN DIAYUNAN NOVEMBER

Kepada Hewan Qurban - Makna Sebuah Titipan

0 komentar
Ingatlah kalian dengan cerita nabi Ibrohim?

Orang tua mana yang tidak ingin memiliki seorang anak yang lucu. Ibrahim, nabi kita juga menginginkan hal tersebut. Namun setelah beberapa tahun tak kunjung dikaruniai sama Allah dia selalu berdo'a meminta kepada Allah, tak henti-hentinya dia berusaha dan berdo’a. Akhirnya, Dikaruniailah, dihadiahilah Ibrahim seorang anak, Ismail namanya.

Seperti halnya anak-anak yang lain, semua anak pasti disayangi, dikasihi,diberikan semua hal yang baik untuknya, agar anak itu tumbuh baik, tumbuh cerdas, tumbuh menjadi anak yang disayangi semua orang yang melihatnya.

Ya Tuhanku , anugerahkanlah kepadaku ( seorang anak ) yang termasuk orang - orang yang saleh . (QS 37 : 100)

Bukan hanya anak yang tumbuh baik, tumbuh cerdas, tumbuh menjadi anak yang disayangi semua orang yang melihatnya. Tapi Allah telah menghadiahi Ibrahim seorang anak yang sabar. Orang tua mana yang tidak bahagia bila memiliki seorang anak yang begitu sempurna perangainya sehingga disayangi orang lain pula. Cukuplah menjadi kebahagiaan semua orang tua di dunia ini

Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS 37 : 101 )

Namun, apakah ada orang tua yang mau kehilangan anaknya? Dan anak mana yang tidak bangga mempunyai orang tua yang amanah. Bapak yang amanah tepatnya, walaupun kejujuran itu menyakitkan. Walaupun kejujuran itu sama dengan harus membunuh anak semata wayangnya yan telah lama di idam-idamkannya, dan juga seorang anak yang tumbuh dengan segala jenis kebaikan lahir dan batin?

Kenapa hanya karena sebuah mimpi Ibrahim harus membunuh anaknya? Kenapa mimpi bisa menciptakan sebuah malapetaka? Bukan mimpinya… Namun mimpi itu perintah dari Allah. Bahwa segala jenis hal yang menimbulkan kesenangan harus bisa kita kendalikan, walaupun itu harus membunuh kesenangan tersebut karena Allah.

Maka tatkala anak itu sampai ( pada umur sanggup ) berusaha bersama - sama ibrahim , ibrahim berkata : " hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu . Maka fikirkanlah apa pendapatmu " ia menjawab : " hai bapakku , kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu ; insya allah kamu akan mendapatiku termasuk orang - orang yang sabar " .  (QS 37 : 102 )


Ini bukan hanya sekedar peristiwa seorang bapak yang akan meyembelih anak yang disayanginya karena sebuah mimpi. Namun ini adalah pelajaran bahwa segala sesuatu hal pembuat kesenangan harus kita korbankan untuk Allah agar kita termasuk golongan orang-orang yang beriman.

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya :
Mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian,
Kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta,
Ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
Dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua”derita” adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
Dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.

“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”

Sebuah Puisi dari WS Rendra “Makna Sebuah Titipan”

Dan tak ada anak selain Ismail karena keimanannya harus merelakan disembelih oleh bapaknya sendiri karena Allah. Bukankah ini sebuah pertanda? Bahwa semua orang harus rela berkorban dan dikorbankan? Saat kita bisa makan, barangkali kita harus rela berkorban menyisihkan makanan kita untuk orang lain yang tidak bisa menikmati makanan sehingga perutnya melilit karena kosong tanpa diisi apalagi memikirkan gizi.

Saat kita memiliki harta yang telah memberikan kesenangan beberapa waktu, bukankah setelah kita menerima segala sesuatu dari pelajaran ini harus rela kita korbankan?

Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. (lihat QS 37 : 106 )

Apakah Ibrahim dan Ismail tahu jikalau saat keduanya berserah diri  mau menyembelih disembelih, disaat ismail telah dibaringkan diatas pelipisnya, kemudian Allah menggantinya dengan seekor sembelihan yang besar? Tidak, Ibrahim dan Ismail tidak tahu kalau ini semua adalah ujian yang nyata.

Inilah pelajaran yang bisa kita ambil. Bahwa ada yang dikorbankan dan ada yang berkorban. Mengorbanka segala bentuk kesenangn yang telah kita peroleh hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Tidak hanya sampai disitu. Mari kita lihat. Jikalau orang tua yang menginginkan mempunyai anak namun tak kunjung mempunyai anak. Setelah mereka mempunyai anak kemudian harus mengorbankan anak yang disayanginya. Ini adalah pelajaran bagi kita, bahwa nyawa kita adalah milik Allah, dan kita hanya berhak menyembah kepadanya. Dan dia adalah orang yang memberikan rizki berupa anak maupun harta benda, karena Dialah yang Maha Kaya Raya.

Setelah kejadian ini, Allah memberikan sebuah karunia, kesejahteraan yang abadi dibawa mati. Diberilah kembali seorang anak setelah batinnya terkoyak karena kejadian tersebut.

Dan Kami beri dia kabar gembira dengan ( kelahiran ) ishak seorang nabi yang termasuk orang - orang yang saleh. (QS 37 : 112)

Namaya Ishak. Sempurnalah kebahagiaan Ibrahim setelah mengetahui makna sebuah titipan. Segala jenis pengorbanannya, keikhlasan dan kesabarannya diganti oleh Allah dengan diberikan kembali seorang anak yang bernama Ishak. Yang keduanya sama-sama menjadi nabi pada masanya. Setelah beberapa lama harus takut kalau tidak mempunyai anak. Namun do’a dan pengorbanany terhadap apa yang dia sayangi, terhadap apa yang beberapa saat telah memberi kesenangan olehnya harus dia korbankan.
  
Oleh Amin Bagus Panuntun
Klaten, 5 November 2011
Saat puasa Arofah




Silakan baca juga artikel terkait dengan sodakoh
Klik label Indonessyalala > Sodakohlah, Maka Kita Menjadi Kaya






Terima kasih telah membaca artikel: Kepada Hewan Qurban - Makna Sebuah Titipan

Cerpen "Nyahok"

0 komentar
Memang, semua lelaki itu brengsek, timpalnya setelah melihat berita pemerkosaan di tivi lawas ukuran 14 inci.

"Lhoh, kok begitu... Lelaki itu brengsek kan memang karena sejak dari awal banyak Ibu yang bodoh", Seloroh seorang lelaki sambil tetap sibuk buka baju.

Bagaimana bisa? Antara lelaki dan ibu itu kan jauh! sahutnya sambil mengunci pintu kamar.

"Wah kamu lupa ya, semua lelaki itu kan sejatinya juga seorang anak. Kalau semua Ibu bener didik mereka, mereka juga tidak mungkin brengsek". Jawab lelaki itu sambil melucuti daster setelah dia kembali dari mengunci pintu.

dan akhirnya mereka berdua bergumul di atas ranjang, saling berciuman seperti mencari kepuasan di kamar. Menyublimkan kulit, mengerak-gerakkan badan, sambil sesekali mengumbar kalimat sayang diikuti gerakan mengelap peluh keringat yang bercucuran. Mereka lakukan berulang-ulang. Sambil memilin-milin sesuatu yang bisa dipilin, bahkan jempol kaki, pokoknya yang bisa dipilin mereka pilin. Mereka lakukan berulang-ulang sambil mengumbar kalimat sayang. Mereka mengumbar kalimat sayang sampai tak peduli bahwa kalimat sayang sudah tidak ada artinya lagi. Sampai akhirnya mereka berhenti setelah mobil istrinya mengklakson dari garasi. Mereka berbenah benah memakai baju, saling mengoreksi bila ada yang bisa buat wanita dalam mobil itu curiga.


Namun sebelum Lelaki itu keluar dari kamar, lelaki itu menyuruh wanita itu agar mencuci celana dalamnya, dan berpesan agar dia dan istrinya dibuatkan sarapan yang cukup lumayan enaknya. sambil kopi panas untuk menikmati pagi.

wanita itu dengan manja-manja bilang, "Baik, tuaan"



***

Bagaimana kasus pemerkosaan itu mah? dimenangkan oleh siapa?

"Wah, bener-bener pah, memang semua lelaki itu brengsek". Jawab istrinya sambil menikmati telur dadar

Lho, memangnya bagaimana mah?

"Ya.. Masa wanita itu diperkosa di masjid. Memang dia tidak takut disunat malaikat apa?"

Wah... Itu mah sudah kelewatan. Seperti tidak ada tempat lain saja.
Laki-laki macam itu sebaiknya dipenjarakan yang lama saja mah.

"Tidak pah, tadi saya sudah memutuskan kalau lelaki itu saya beri hukuman penjara cukup sebulan saja".

Kamu sudah gila mah, itu kan tidak berperi kemanusiaan? masa lelaki yang tak tau adat hanya dihukum sebulan saja.

Sambil memicingkan mata istrinya bilang. "Tidak apa-apa pah, yang penting sebagai barang bukti, alat kelaminnya disita oleh negara. Biar, ini jadi hukuman bagi laki-laki yang suka jual burung".

Waaahh.. Nyahok! Lelaki itu menundukkan muka.

Oleh Amin Bagus P
Kamar, 31 Oktober 2011

Terima kasih telah membaca artikel: Cerpen "Nyahok"

Sajak-Sajak Bebal

0 komentar
Negara dalam keadaan bahaya. Mahasiswa demo, buruh demo, siswa tawuran.
Semua akibat mudah terprovokasi. Maluku bentrok, Papua berdarah-darah. Tak ada yang lebih bisa menjawab selain ekonomi yang lebih baik. Negara dalam keadaan bahaya.
Satu menit mendengar pidato, aku sudah kehabisan tenaga, aku tertawa terbahak2 karena ada pencari rumput dengan polosnya lewat begitu saja. Aku juga lelah sinis, saat ada mahasiswa bentangkan kata-kata di depan wapresnya. Kemudian di injak-injak panpampresnya.
Tak ada kata lain selain bebal. Rakyatnya bebal karena diam saja, mahasiswanya bebal karena tak doyan membaca. Elitnya bebal karena nurutin kemauan nafsunya, Presidennya bebal sebebal-bebalnya.
Apalagi aku, bebal tetap saja menulis aksara tak mengubah realita.
Inilah sajakku. Sajak-sajak bebal tanpa rekayasa.
***
Ada orang yang bilang, sudah ngapain mikir negara
Kan sudah di pikir presidennya?
Ghilaaaa

Terima kasih telah membaca artikel: Sajak-Sajak Bebal

Sodakohlah, Maka Kita Menjadi Kaya

0 komentar

"Dan berapa banyak binatang yang tidak ( dapat ) membawa ( mengurus ) rezekinya sendiri . Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui" . (QS. Al Ankabut : 60)

Sesungguhnya Allah lah yang telah memberikan rezeki bagi siapa saja, bagi makhluk ciptaannya. Rezeki itu datang dengan sendirinya, tinggal kita mau menyambutnya atau tidak. Mari kita  lihat seekor cicak, makanannya adalah sesuatu yang bisa terbang, sedangkan cicak kan tidak bisa terbang. Bagaimana kita tidak mempercayai itu, bila fenomena itu benar-benar terjadi.

Apakah kita seseorang yang makan nasi harus menanam padi, mencangkul, kemudian menunggu beberapa lamanya, lalu harus menselepnya agar padi itu pisah dari kulitnya agar menjadi beras. Kalau begitu yang bisa makan nasi hanya seorang petani? Lalu bagaimana dengan seorang supir, seorang guru, seorang dokter, berarti mereka tidak bisa makan nasi? Ternyata beras itu yang dating kepada kita, dengan urutan-urutan tersebut. Beras itu dating dengan mobil-mobil dari jauh, dari sawah sampai ke pasar atau supermarket. Itulah Rezeki yang diberikan Allah SWT kepada kita. Rezeki kita telah diatur oleh Allah SWT, tinggal bagaimana kita menyambutnya.

Bagaimana jikalau kita sudah menerima rezeki dari Allah?

"dan belanjakanlah ( harta bendamu ) di jalan Allah , dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan , dan berbuat baiklah , karena sesungguhnya Allah menyukai orang - orang yang berbuat baik" . ( Al Baqoroh : 195)

Tentunya rezeki yang kita peroleh selain digunakan untuk menghidupi diri kita sendiri dan keluarga/ kerabat kita untuk memperoleh ridlo dari Allah maka langkah selanjutnya adalah :

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian , akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah , hari kemudian , malaikat - malaikat , kitab - kitab , nabi - nabi , dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya , anak - anak yatim , orang - orang miskin , musafir ( yang memerlukan pertolongan ) dan orang - orang yang meminta - minta ; dan ( memerdekakan ) hamba sahaya , mendirikan shalat , dan menunaikan zakat ; dan orang - orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji , dan orang - orang yang sabar dalam kesempitan , penderitaan dan dalam peperangan . mereka itulah orang - orang yang benar ( imannya ) ; dan mereka itulah orang - orang yang bertakwa" . ( Al Baqoroh : 177)

"Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan . jawablah : " apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu - bapak , kaum kerabat , anak - anak yatim , orang - orang miskin dan orang - orang yang sedang dalam perjalanan " . dan apa saja kebajikan yang kamu buat , maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya". ( Al Baqoroh : 215)

"( berinfaklah ) kepada orang - orang fakir yang terikat ( oleh jihad ) di jalan Allah ; mereka tidak dapat ( berusaha ) di bumi ; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta - minta . kamu kenal mereka dengan melihat sifat - sifatnya , mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan ( di jalan allah ) , maka sesungguhnya allah maha mengetahui" .  (Al Baqoroh : 273)
 
Dan sumpah dan janji Allah lainnya yang terdapat dalam Alquran.

***

Terlepas dari perbedaan zakat, infak dan sodakoh. Barangkali kita selalu sebel kalau kenapa kita harus menyisihkan harta kita kepada orang lain. Karena menyisihkan harta kepada orang lain artinya kesempatan kita untuk menggunakan harta kita menjadi berkurang. Ya, memang secara matematis berkurang, tenaga kita berkurang, waktu kita hilang, dan lain sebagainya. Saya tekankan, mari kita STOP memiliki pengertian semacam itu.

Saya sedikit jelaskan kenapa kita harus mengatakan STOP! Karena Allah memang telah menjadikan sesuatu itu menarik dan membuat kita jadi tergila-gila sebagai ujian bagi kita. Namun apabila kita mampu mengekang diri kita untuk tidak memberhalakan segala kesenangan di dunia? Maka Allah akan mengganti kesenangan di akhirat (Surga). Karena kita menjadi seseorang pemenang karena kita adalah manusia-manusia yang teruji sekaligus sabar.

dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan kepada apa - apa yang diingini , yaitu : wanita - wanita , anak - anak , harta yang banyak dari jenis emas , perak , kuda pilihan , binatang - binatang ternak dan sawah ladang . itulah kesenangan hidup di dunia ; dan di sisi Allah - lah tempat kembali yang baik ( surga ) . (Ali Imron : 14)

dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu , dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta , jiwa dan buah - buahan . dan berikanlah berita gembira kepada orang - orang yang sabar … (Al Baqoroh : 155)


Dalam surat al-baqoroh : 261 disebutkan.

perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh ) orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir , pada tiap - tiap bulir : seratus biji . Allah melipat gandakan ( ganjaran ) bagi siapa yang dia kehendaki . dan Allah maha luas ( karunia - nya ) lagi maha mengetahui. (Al Baqoroh : 261)

ALLAH BERJANJI : Sodakoh yang telah kita berikan akan menumbuhkan tujuh bulir, dan tiap-tiap bulir : seratus biji.

1 menjadi 7 dan 1 disetiap 7 bulir akan menjadi 100 biji.

Sebuah puisi dari saya untuk kita semua.

SODAKOH BUNGA-BUNGA

Dengan terlunta-lunta
Pikiran berat angan pun kabur
Mencoba menyebut Nama-Mu
dengan lirih...
Ya... Allah ... Ya ... Allah

Ya... Allah
Malam ini aku berkeluh kesah
Menerima penderitaan batin
dan jiwa yang kian sengasara,
Menerima dengan payah;
Memeluk, menggenggam
dan menyerah...

Datanglah sebuah pagi nan sunyi
kulihat dua burung di dahan mangga
mendadak linglung berkicau semaunya.
Menarik bunga-bunga yang kian layu
karena tidak disiram si empunya
menciptakan Hujan lebih pagi
dengan semprot PDAM yang kian lama
kian mahal harganya...

Kusebut Sodakoh bunga-bunga
Ya... Allah...
Apakah benar, bentuk asli dari keimanan
adalah sodakoh salah satunya?
Kusodakohi bunga-bunga
Biar dia puas minum dan makan
atas takdir...

Kusodakohi bunga-bunga
agar dia tak terlunta-lunta
agar pikirannya juga tak berat
sekaligus kabur.

Kusodakohi bunga-bunga
agar dia tidak berkeluh kesah
menerima penderitaan batin
dan jiwa karena tidak diperdulikan tuannya.

Sodakoh bunga-bunga
Pagi pun nampak lebih segar
karena bisik-bisik terdengar:
Bahwa dia akan berniat berdo'a
agar kita semua tidak merasa seperti biasanya.
  
Kamar, 10 September 2011

Sebuah pohon rambutan yang layu dan kekurangan air diselamatkan oleh Allah lewat seorang pemuda, yaitu dengan menyirami pohon yang terlihat mau mati itu. Setelah disiram apa yang terjadi, setiap hari pohon itu tumbuh dan semakin tumbuh, sampai pada waktunya dia berbuah. Dan tiap buahnya terdapat biji, dan bijinya akan tumbuh menjadi pohon rambutan baru yang akan kembali berbuah, dan seterusnya. Sodakoh yang dilakukan pemuda itu tadi telah berkembang dan memberi manfaat bagi pohon itu sendiri dan orang lain. Dan pahalanya mengalir untuk dirinya sendiri.

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk , akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk ( memberi taufiq ) siapa yang dikehendaki - nya . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan ( di jalan Allah ) , maka pahalanya itu untuk kamu sendiri . dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan , niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya" . (Al Baqoroh : 272)


Bagaimana bila kita mensodakohkan kepada sesame manusia yang membutuhkan? Kepada Istri kita, untuk pendidikan anak kandung kita, kerabat kita atau keluarga kita. Kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang fakir yang tidak meminta-minta, dan lain sebagainya. Sodakoh itu berkembang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semuanya. Karena saling kait mengait antara yang satu dengan yang satunya.

***

Tentunya Kebaikan Allah tidak hanya sampai disitu.

barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya ( pahala ) sepuluh kali lipat amalnya ; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya , sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Al An’am : 160)

Bukankah sodakoh sendiri adalah amal yang baik?
Bukankah menyingkirkan duri yang mengganggu dan bisa mencelakakan orang lain adalah amalan yang baik?
Bukankah menyapu lantai masjid juga amal baik?
Bukankah menafkahi Istri sekaligus anak adalah amal baik?
Bukankah berdo'a berdzikir adalah amal baik?
Bukankah Belajar juga amal baik?
Bukankah berda'wah juga amal baik?
Bukankah menjaga diri juga amal baik?
Bukankah bekerja dengan giat dan baik adalah amal baik?
Bukankah mencari rizki yang halal dan toyib adalah amal baik?
Bukankah berzakat atau berinfak adalah amalan yang baik?
Bukankah tersenyum kepada sesama adalah amalan yang baik?
Bukankah membuang sampah pada tempatnya adalah amalan yang baik?
Bukankah menyantuni anak yatim adalah amalan yang baik?
Bukankah memelihara diri sendiri adalah amalan yang baik?
Bukankah bekerja dengan jujur adalah amalan yang baik?
Bukankah berkata-kata baik adalah amalan yang baik?
Dan lain sebagainya…
Dan sungguh, itulah sodakoh?

Dan kita akan diganti 10 kali lipat besarnya oleh Allah. Dan sekali kali kita jangan takut tidak kebagian. Karena Allah adalah MAHA KAYA RAYA.

SEBAGIAN RIZKI YANG KITA PUNYAI ADALAH MILIK ORANG LAIN.

Memberi kepada orang lain adalah keharusan yang senantiayasa dilakukan kepada semua orang, baik dia punya maupun papa.

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya . dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan allah kepadanya . allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan ( sekedar ) apa yang allah berikan kepadanya . allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan" . (At Thalaq : 7)

Namun, dalam bersodakoh jangan sampai kita salah niat, antara syiar dan riya’:

"dan ( juga ) orang - orang yang menafkahkan harta - harta mereka karena riya kepada manusia , dan orang - orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian . barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya , maka syaitan itu adalah teman yang seburuk - buruknya ". (An Nisa’ : 38)

"orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah , kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkan itu dengan menyebut - nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti ( perasaan sipenerima ) , mereka memperoleh pahala di sisi tuhan mereka . tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati" . (Al Baqoroh : 262)

"perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan suatu yang menyakitkan ( perasaan sipenerima ) . Allah maha kaya lagi maha penyantun" . (Al Baqoroh : 263)
 
"hai orang - orang yang beriman , janganlah kamu menghilangkan ( pahala ) sedekahmu dengan menyebut - nyebutnya dan menyakiti ( perasaan sipenerima ) , seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada allah dan hari kemudian . maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah , kemudian batu itu ditimpa hujan lebat , lalu menjadilah dia bersih ( tidak bertanah ) . mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan ; dan allah tidak memberi petunjuk kepada orang - orang yang kafir" . (Al Baqoroh : 264)

Dan lain sebagainya.

***

Bila kita tahu, apa itu salah satu bentuk asli dari keimanan kita.

kamu sekali - kali tidak sampai kepada kebaktian ( yang sempurna ) , sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai . dan apa saja yang kamu nafkahkan , maka sesungguhnya allah mengetahuinya . (Ali Imron : 92)

SODAKOH ADALAH BENTUK ASLI DARI KEIMANAN KITA

Oleh karena itu. Agar hati kita tentram, damai, terhindar dari musibah, terhindar dari malapetaka, terhindar dari sakit, terhindar dari penyakit hati, dan terhindar dari kemiskinan. Maka kita sebagai seseorang yang beriman, Zakat, Infaq dan Sodakoh karena untuk memperoleh ridlo Allah SWT adalah sebuah keniscayaan.

Barangkali ada banyak sekali hikmah-hikmah yang belum bisa saya tulis dari hikmah sodakoh. Namun sodakoh secara spiritual mampu menngerakkan ekonomi kita menjadi lebih baik.

"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, kecuali bertambah dan bertambah". (HR. At Tirmidzi)

di tulis oleh Amin Bagus Panuntun
"Konsep Sedekah dalam pandangan saya"
Klaten, 17 Oktober 2011

Silakan baca juga labels INDONESyalala > "Komunitas Anak Panah Indonesia" dan "Sedekah Kampus".









Terima kasih telah membaca artikel: Sodakohlah, Maka Kita Menjadi Kaya