Negara dalam keadaan bahaya. Mahasiswa demo, buruh demo, siswa tawuran.
Semua akibat mudah terprovokasi. Maluku bentrok, Papua berdarah-darah.
Tak ada yang lebih bisa menjawab selain ekonomi yang lebih baik. Negara
dalam keadaan bahaya.
Satu menit mendengar pidato, aku sudah
kehabisan tenaga, aku tertawa terbahak2 karena ada pencari rumput dengan
polosnya lewat begitu saja. Aku juga lelah sinis, saat ada mahasiswa bentangkan kata-kata di depan wapresnya. Kemudian di injak-injak panpampresnya.
Tak ada kata lain selain bebal. Rakyatnya bebal karena diam saja,
mahasiswanya bebal karena tak doyan membaca. Elitnya bebal karena
nurutin kemauan nafsunya, Presidennya bebal sebebal-bebalnya.
Apalagi aku, bebal tetap saja menulis aksara tak mengubah realita.
Inilah sajakku. Sajak-sajak bebal tanpa rekayasa.
***
Ada orang yang bilang, sudah ngapain mikir negara
Kan sudah di pikir presidennya?
Ghilaaaa
Terima kasih telah membaca artikel:
Sajak-Sajak Bebal
0 komentar:
Posting Komentar