Sodakohlah, Maka Kita Menjadi Kaya


"Dan berapa banyak binatang yang tidak ( dapat ) membawa ( mengurus ) rezekinya sendiri . Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui" . (QS. Al Ankabut : 60)

Sesungguhnya Allah lah yang telah memberikan rezeki bagi siapa saja, bagi makhluk ciptaannya. Rezeki itu datang dengan sendirinya, tinggal kita mau menyambutnya atau tidak. Mari kita  lihat seekor cicak, makanannya adalah sesuatu yang bisa terbang, sedangkan cicak kan tidak bisa terbang. Bagaimana kita tidak mempercayai itu, bila fenomena itu benar-benar terjadi.

Apakah kita seseorang yang makan nasi harus menanam padi, mencangkul, kemudian menunggu beberapa lamanya, lalu harus menselepnya agar padi itu pisah dari kulitnya agar menjadi beras. Kalau begitu yang bisa makan nasi hanya seorang petani? Lalu bagaimana dengan seorang supir, seorang guru, seorang dokter, berarti mereka tidak bisa makan nasi? Ternyata beras itu yang dating kepada kita, dengan urutan-urutan tersebut. Beras itu dating dengan mobil-mobil dari jauh, dari sawah sampai ke pasar atau supermarket. Itulah Rezeki yang diberikan Allah SWT kepada kita. Rezeki kita telah diatur oleh Allah SWT, tinggal bagaimana kita menyambutnya.

Bagaimana jikalau kita sudah menerima rezeki dari Allah?

"dan belanjakanlah ( harta bendamu ) di jalan Allah , dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan , dan berbuat baiklah , karena sesungguhnya Allah menyukai orang - orang yang berbuat baik" . ( Al Baqoroh : 195)

Tentunya rezeki yang kita peroleh selain digunakan untuk menghidupi diri kita sendiri dan keluarga/ kerabat kita untuk memperoleh ridlo dari Allah maka langkah selanjutnya adalah :

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian , akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah , hari kemudian , malaikat - malaikat , kitab - kitab , nabi - nabi , dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya , anak - anak yatim , orang - orang miskin , musafir ( yang memerlukan pertolongan ) dan orang - orang yang meminta - minta ; dan ( memerdekakan ) hamba sahaya , mendirikan shalat , dan menunaikan zakat ; dan orang - orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji , dan orang - orang yang sabar dalam kesempitan , penderitaan dan dalam peperangan . mereka itulah orang - orang yang benar ( imannya ) ; dan mereka itulah orang - orang yang bertakwa" . ( Al Baqoroh : 177)

"Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan . jawablah : " apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu - bapak , kaum kerabat , anak - anak yatim , orang - orang miskin dan orang - orang yang sedang dalam perjalanan " . dan apa saja kebajikan yang kamu buat , maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya". ( Al Baqoroh : 215)

"( berinfaklah ) kepada orang - orang fakir yang terikat ( oleh jihad ) di jalan Allah ; mereka tidak dapat ( berusaha ) di bumi ; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta - minta . kamu kenal mereka dengan melihat sifat - sifatnya , mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan ( di jalan allah ) , maka sesungguhnya allah maha mengetahui" .  (Al Baqoroh : 273)
 
Dan sumpah dan janji Allah lainnya yang terdapat dalam Alquran.

***

Terlepas dari perbedaan zakat, infak dan sodakoh. Barangkali kita selalu sebel kalau kenapa kita harus menyisihkan harta kita kepada orang lain. Karena menyisihkan harta kepada orang lain artinya kesempatan kita untuk menggunakan harta kita menjadi berkurang. Ya, memang secara matematis berkurang, tenaga kita berkurang, waktu kita hilang, dan lain sebagainya. Saya tekankan, mari kita STOP memiliki pengertian semacam itu.

Saya sedikit jelaskan kenapa kita harus mengatakan STOP! Karena Allah memang telah menjadikan sesuatu itu menarik dan membuat kita jadi tergila-gila sebagai ujian bagi kita. Namun apabila kita mampu mengekang diri kita untuk tidak memberhalakan segala kesenangan di dunia? Maka Allah akan mengganti kesenangan di akhirat (Surga). Karena kita menjadi seseorang pemenang karena kita adalah manusia-manusia yang teruji sekaligus sabar.

dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan kepada apa - apa yang diingini , yaitu : wanita - wanita , anak - anak , harta yang banyak dari jenis emas , perak , kuda pilihan , binatang - binatang ternak dan sawah ladang . itulah kesenangan hidup di dunia ; dan di sisi Allah - lah tempat kembali yang baik ( surga ) . (Ali Imron : 14)

dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu , dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta , jiwa dan buah - buahan . dan berikanlah berita gembira kepada orang - orang yang sabar … (Al Baqoroh : 155)


Dalam surat al-baqoroh : 261 disebutkan.

perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh ) orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir , pada tiap - tiap bulir : seratus biji . Allah melipat gandakan ( ganjaran ) bagi siapa yang dia kehendaki . dan Allah maha luas ( karunia - nya ) lagi maha mengetahui. (Al Baqoroh : 261)

ALLAH BERJANJI : Sodakoh yang telah kita berikan akan menumbuhkan tujuh bulir, dan tiap-tiap bulir : seratus biji.

1 menjadi 7 dan 1 disetiap 7 bulir akan menjadi 100 biji.

Sebuah puisi dari saya untuk kita semua.

SODAKOH BUNGA-BUNGA

Dengan terlunta-lunta
Pikiran berat angan pun kabur
Mencoba menyebut Nama-Mu
dengan lirih...
Ya... Allah ... Ya ... Allah

Ya... Allah
Malam ini aku berkeluh kesah
Menerima penderitaan batin
dan jiwa yang kian sengasara,
Menerima dengan payah;
Memeluk, menggenggam
dan menyerah...

Datanglah sebuah pagi nan sunyi
kulihat dua burung di dahan mangga
mendadak linglung berkicau semaunya.
Menarik bunga-bunga yang kian layu
karena tidak disiram si empunya
menciptakan Hujan lebih pagi
dengan semprot PDAM yang kian lama
kian mahal harganya...

Kusebut Sodakoh bunga-bunga
Ya... Allah...
Apakah benar, bentuk asli dari keimanan
adalah sodakoh salah satunya?
Kusodakohi bunga-bunga
Biar dia puas minum dan makan
atas takdir...

Kusodakohi bunga-bunga
agar dia tak terlunta-lunta
agar pikirannya juga tak berat
sekaligus kabur.

Kusodakohi bunga-bunga
agar dia tidak berkeluh kesah
menerima penderitaan batin
dan jiwa karena tidak diperdulikan tuannya.

Sodakoh bunga-bunga
Pagi pun nampak lebih segar
karena bisik-bisik terdengar:
Bahwa dia akan berniat berdo'a
agar kita semua tidak merasa seperti biasanya.
  
Kamar, 10 September 2011

Sebuah pohon rambutan yang layu dan kekurangan air diselamatkan oleh Allah lewat seorang pemuda, yaitu dengan menyirami pohon yang terlihat mau mati itu. Setelah disiram apa yang terjadi, setiap hari pohon itu tumbuh dan semakin tumbuh, sampai pada waktunya dia berbuah. Dan tiap buahnya terdapat biji, dan bijinya akan tumbuh menjadi pohon rambutan baru yang akan kembali berbuah, dan seterusnya. Sodakoh yang dilakukan pemuda itu tadi telah berkembang dan memberi manfaat bagi pohon itu sendiri dan orang lain. Dan pahalanya mengalir untuk dirinya sendiri.

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk , akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk ( memberi taufiq ) siapa yang dikehendaki - nya . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan ( di jalan Allah ) , maka pahalanya itu untuk kamu sendiri . dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan , niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya" . (Al Baqoroh : 272)


Bagaimana bila kita mensodakohkan kepada sesame manusia yang membutuhkan? Kepada Istri kita, untuk pendidikan anak kandung kita, kerabat kita atau keluarga kita. Kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang fakir yang tidak meminta-minta, dan lain sebagainya. Sodakoh itu berkembang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semuanya. Karena saling kait mengait antara yang satu dengan yang satunya.

***

Tentunya Kebaikan Allah tidak hanya sampai disitu.

barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya ( pahala ) sepuluh kali lipat amalnya ; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya , sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Al An’am : 160)

Bukankah sodakoh sendiri adalah amal yang baik?
Bukankah menyingkirkan duri yang mengganggu dan bisa mencelakakan orang lain adalah amalan yang baik?
Bukankah menyapu lantai masjid juga amal baik?
Bukankah menafkahi Istri sekaligus anak adalah amal baik?
Bukankah berdo'a berdzikir adalah amal baik?
Bukankah Belajar juga amal baik?
Bukankah berda'wah juga amal baik?
Bukankah menjaga diri juga amal baik?
Bukankah bekerja dengan giat dan baik adalah amal baik?
Bukankah mencari rizki yang halal dan toyib adalah amal baik?
Bukankah berzakat atau berinfak adalah amalan yang baik?
Bukankah tersenyum kepada sesama adalah amalan yang baik?
Bukankah membuang sampah pada tempatnya adalah amalan yang baik?
Bukankah menyantuni anak yatim adalah amalan yang baik?
Bukankah memelihara diri sendiri adalah amalan yang baik?
Bukankah bekerja dengan jujur adalah amalan yang baik?
Bukankah berkata-kata baik adalah amalan yang baik?
Dan lain sebagainya…
Dan sungguh, itulah sodakoh?

Dan kita akan diganti 10 kali lipat besarnya oleh Allah. Dan sekali kali kita jangan takut tidak kebagian. Karena Allah adalah MAHA KAYA RAYA.

SEBAGIAN RIZKI YANG KITA PUNYAI ADALAH MILIK ORANG LAIN.

Memberi kepada orang lain adalah keharusan yang senantiayasa dilakukan kepada semua orang, baik dia punya maupun papa.

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya . dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan allah kepadanya . allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan ( sekedar ) apa yang allah berikan kepadanya . allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan" . (At Thalaq : 7)

Namun, dalam bersodakoh jangan sampai kita salah niat, antara syiar dan riya’:

"dan ( juga ) orang - orang yang menafkahkan harta - harta mereka karena riya kepada manusia , dan orang - orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian . barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya , maka syaitan itu adalah teman yang seburuk - buruknya ". (An Nisa’ : 38)

"orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah , kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkan itu dengan menyebut - nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti ( perasaan sipenerima ) , mereka memperoleh pahala di sisi tuhan mereka . tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati" . (Al Baqoroh : 262)

"perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan suatu yang menyakitkan ( perasaan sipenerima ) . Allah maha kaya lagi maha penyantun" . (Al Baqoroh : 263)
 
"hai orang - orang yang beriman , janganlah kamu menghilangkan ( pahala ) sedekahmu dengan menyebut - nyebutnya dan menyakiti ( perasaan sipenerima ) , seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada allah dan hari kemudian . maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah , kemudian batu itu ditimpa hujan lebat , lalu menjadilah dia bersih ( tidak bertanah ) . mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan ; dan allah tidak memberi petunjuk kepada orang - orang yang kafir" . (Al Baqoroh : 264)

Dan lain sebagainya.

***

Bila kita tahu, apa itu salah satu bentuk asli dari keimanan kita.

kamu sekali - kali tidak sampai kepada kebaktian ( yang sempurna ) , sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai . dan apa saja yang kamu nafkahkan , maka sesungguhnya allah mengetahuinya . (Ali Imron : 92)

SODAKOH ADALAH BENTUK ASLI DARI KEIMANAN KITA

Oleh karena itu. Agar hati kita tentram, damai, terhindar dari musibah, terhindar dari malapetaka, terhindar dari sakit, terhindar dari penyakit hati, dan terhindar dari kemiskinan. Maka kita sebagai seseorang yang beriman, Zakat, Infaq dan Sodakoh karena untuk memperoleh ridlo Allah SWT adalah sebuah keniscayaan.

Barangkali ada banyak sekali hikmah-hikmah yang belum bisa saya tulis dari hikmah sodakoh. Namun sodakoh secara spiritual mampu menngerakkan ekonomi kita menjadi lebih baik.

"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, kecuali bertambah dan bertambah". (HR. At Tirmidzi)

di tulis oleh Amin Bagus Panuntun
"Konsep Sedekah dalam pandangan saya"
Klaten, 17 Oktober 2011

Silakan baca juga labels INDONESyalala > "Komunitas Anak Panah Indonesia" dan "Sedekah Kampus".









Terima kasih telah membaca artikel: Sodakohlah, Maka Kita Menjadi Kaya

0 komentar:

Posting Komentar