MANUSIA

Aku sudah mulai muak dengan kehidupan dunia semacam ini. Aku merasa sudah tak mampu lagi menahan diri menghadapi manusia yang mulai mati pikirannya. Sukmaku serasa sudah hancur tak karuan menghadapi manusia bodoh tetapi yakin, bagiku manusia semacam itu sama bahayanya dengan manusia-manusia yang merusak kebenaran.

Banyak orang-orang mengatakan "kita kehilangan kebersamaan, lupa mementingkan kepentingan bersama" tapi kenapa tiba-tiba kita selalu kembali ke kepentingan sendiri?
Aku sudah tak berdaya lagi menghadapi semua ini. Jalanku sudah mulai bopeng tak karuan. Otakku yang memang sengaja aku tempatkan di dengkul agar tak mampu merasa, kini sudah mulai mampu merasa. Aku mulai bingung mau ditempatkan dimana lagi otakku.

Tragedi manusia modern ini bukanlah kerena mereka makin sedikit tahu makna hidupnya, tapi karena manusia ini semakin tak peduli. Otak-otak kita lumpuh tak mau lagi diajak berpikir, otak kita sudah mulai malas bekerja. Otak kita digantikan dengan kepentingan, otak kita di intimidasi dengan semangat kapitalistik dan materialistik. Seolah-olah bila kepentingan kita terusik, kita punya HAK untuk marah besar dan memaki-maki. Namun bila kita menjalankan kepentingan kita dengan jalan mengusik kepentingan orang lain, kita cukup bilang "INI UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA"

Manusia, Manusia di kehidupan sekarang ini sudah mulai disiksa oleh ketidaktahuannya tentang tugasnya dibumi, tapi manusia ini tetap dengan riang melaksanakan tugas yang tak jelas itu. Aku sudah mulai tak yakin dengan kehidupan semacam ini. Manusia-manusia yang jalannya miring melihat sesuatu dengan jalan miring. Kita tak mau menegakkan diri kita untuk belajar agar tahu tugas kita. Orang-orang hanya melihat dengan cara separo-separo. Orang-orang sudah mulai lupa cara melihat permasalahan hidup secara utuh. Jalan kita sungguh sudah miring. Kita jadi manusia-manusia bopeng.

Manusia sekarang hanya karena permasalahan yang sepele emosi mereka bisa berubah-ubah seolah-olah mereka bukan dalang bagi dirinya sendiri. Mereka hanya jadi manusia-manusia plastik yang berjalan diatas aspal kepentingan. Mengendarai sikap kapitalistik dan menuju ke tempat yang disebut jalan materialistik. Semua diukur serba uang, seolah-olah uang sudah menjadi berhala, seoalah-olah kesuksesan sudah menjadi benda yang harus di miliki. Hanya untuk satu tujuan agar disebut orang berhasil, orang yang punya jabatan, orang yang pintar atau orang yang sukses. Kini, semua menjadi diukur serba benda.

Tuhan, bila sejarah ingin kau ulangi. Bila sejarah tentang air bah yang menutup daratan bumi kau munculkan lagi seperti di kisah nabi Nuh. Aku ingin KAU selamatkan guru-guru, budayawan, dan seniman. Biar mereka mulai mengolah kembali pola pikir dan akhlak anak-anak yang akan tumbuh menjadi dewasa. Lebih baik KAU beri cobaan kepada kami dengan bencana yang sebenarnya, daripada KAU coba kami dengan bencana keimanan semacam ini. Tuhan, kalau revolusi benar-benar kau kehendaki, aku ingin pintaku tadi terpenuhi. Itu saja...

Tuhan, aku sudah mulai muak dengan keadaan semacam ini. Orang-orang yang mau berpikir malah di caci-maki, di beri sumpah serapah oleh orang yang merasa lebih tahu padahal tak tau diri. Aku sudah mulai melemah tak berdaya, aku sudah mulai linglung dengan keadaan otakku sekarang ini.Tuhan, saya hanya ingin orang-orang tahu dan saya sendiri juga  memahami bahwa; cara untuk menyampaikan kebaikan hanya bisa dilakukan dengan menjadi orang baik. Bukan sekedar berjanji namun di ingkari. Padahal bila ingin tidak berjanji juga butuh janji.Tuhan, aku ingin semua ini berakhir...

Oleh Amin Bagus P
Pantai Yogyakarta, 31 Desember 2011
Menjelang pergantian Tahun
Terima kasih telah membaca artikel: MANUSIA

0 komentar:

Posting Komentar