Antologi Sajak dan Puisi "Bening"

Perempuan yang lewat didepanku barusan. Pinjamilah aku kecantikanmu. Agar aku tahu seberapa besar kau dikagumi banyak lelaki. *Bening
Berikan aku peta surga yang baru.
Bila kau tak dapat kumiliki saat ini,
bila kau kelak jadi bidadari;
Berikan aku peta surga yang baru.
Agar aku bisa menemukanmu... *Bening
(Kamar, 13 Sept 2011)
Kau bagai aku, saat kau lewat di depanku, kita sama-sama takut tersenyum.
Namun, bila begini rasanya jantung yang menderu. Lebih baik aku tak pernah mengenalmu. *Bening
Saat kau lewat aku pengagum, bertatap mata denganmu aku memberontak, mengingat wajahmu aku menemukan jatidiri ... *Bening
Setiap ada usulan selalu ada kepentingan. Namun saat aku mengusulkan namamu di dalam hatiku, hati tak mau menjawab. Saat ku usulkan namanya ke dalam hatiku, hati menjadi malu. *Bening
Kukibarkan setiap bendera di halaman
sesuai namamu...
Malam. Tak ada yang berkibar angin tak ada.
Saat kuikrarkan ikhlas;
Cemara diterpa rembulan
terlihat bagai gadis yang pulang dari pesta dansa. *Bening
Melihatmu lewat memabukkan, jarak memang mendekatkan.
Tapi kalau do'a terpanjatkan, biarlah aku dekat kamu saja. *Bening
 ...............................................................................................***
 
Di potret gadis cantik aku berdoa, menutup muka, lalu telinga. Akan ku dengar suara selain suaramu. *Lukisan Bunga
Aku butuh sesuatu yang absurt. Yang menjelaskan tentang musik yang dinilai dengan suara, tentang puisi yang dinilai dengan bahasa, dan lukisan yang dinilai dengan rasa
Kopi malam ini jadi. Diam-diam kau kumasukkan dalam hati.
Pagiku sudah pergi ke hutan dekat pantai. Lalu saling membacakan Puisi.
Jika hatimu dangkal, bagaimana mungkin aku tenggelam disana.
Logika dan rasa berperang tentang kamu, kutanyai mentari pagi ini. Lalu apa jadinya?
Aku ga mau bawa bayang-bayang orang lain. Aku cuma milik Tuhan. If you love me, you will love GOD before me.
Kalau aku mencintai cintamu itu dosa. Dipastikan aku masuk neraka
Tadi kamu cantik.
Kalau tangisanmu sudah merugikan orang lain. Sebaiknya kamu berpikir buat tidak mudah menangis. Sini, kupangku kupikul deritamu, sayang.

Terima kasih telah membaca artikel: Antologi Sajak dan Puisi "Bening"

0 komentar:

Posting Komentar