Sajak "Bocah Cerdas"

0 komentar
Tiap kali murid-murid Ibuku datang ke rumah, aku merasa menjadi bagian dari mereka kembali.
Aku lihat mereka membawa buah, membawa anugrah.
Menunjukkan arah, kemana harus melangkah.

kusambut seorang bocah... gemati sama adiknya...
Teman-temanya berebut buah, dia memilih menjaga adiknya
Lalu, empati dari teman-temanya memberi kepadanya penuh ketulusan.
Bocah - kulihat kau datang pada gurumu.
Gurumu adalah Ibuku.
Ibuku adalah guru bagi kehidupanku yang sebenarnya.

Jam setengah dua, kau pergi dengan sepeda kecil satu sedel
Dibonceng adikmu separo untukmu separo.
Kulihat tak ada keangkuhan tak ada kecongkakan.
Kau lebih cepat belajar daripada orang-orang dewasa.
Lebih cepat belajar daripada orang-orang
yang hanya membaca dari buku namun jauh dari kehidupan.
Barangkali kesederhanaan dan kasihsayang dari orang tuamu lah
yang membuat kau memesonaku.

Bocah, tumbuhlah kau menjadi manusia tak separo.
Kubicarakan kau dengan ibuku.
Kubicarakan kau bocah cerdas.
Kubicarakan kau kelak menjadi Emas.

Kamar, 15 September 2011

Terima kasih telah membaca artikel: Sajak "Bocah Cerdas"

Sajak "Hakikat Air"

0 komentar
Air adalah raja. dia diciptakan Allah jauh sebelum manusia diciptakan.
Air menjadi bijaksana karena umurnya sudah tua;
Bumi - hewan, tanah - tumbuhan, laut - angin dan Manusia akan mati tanpa air;
Di sana, air adalah secuil nyawa...
Kekeringan telah menjawab bahwa kita adalah manusia hina.
Kemudian:

ku ketok pintu, tak ada yang menyaut.
ku ketok lagi, terdengar gemercik.
Ku gedor, kulihat mereka menangis;
Kekeringan membuat mereka
Bergantung pada kubangan air mata.
Air mata ... 

Bukankah kita harus
Belajar dengan;
Dua Mata,
satu rasa,
Dua telinga,
satu lidah,
Satu hidung - Satu Hati
Agar kita saling memanfaatkan

Saat kita tak percaya agama, kita tetap harus percaya Allah
Saat kita bosan dengan negara, kita tetap harus berjuang demi bangsa

kekeringan melanda, warga menderita;
Air...
Air...
Air...
Sajak untuk air...
Kubuat sajak ini
agar tak ada lagi air tak memberi.

Klaten, 13 September 2011 
Kamar, 15 September 2011

Terima kasih telah membaca artikel: Sajak "Hakikat Air"

Antologi Sajak dan Puisi "Bening"

0 komentar
Perempuan yang lewat didepanku barusan. Pinjamilah aku kecantikanmu. Agar aku tahu seberapa besar kau dikagumi banyak lelaki. *Bening
Berikan aku peta surga yang baru.
Bila kau tak dapat kumiliki saat ini,
bila kau kelak jadi bidadari;
Berikan aku peta surga yang baru.
Agar aku bisa menemukanmu... *Bening
(Kamar, 13 Sept 2011)
Kau bagai aku, saat kau lewat di depanku, kita sama-sama takut tersenyum.
Namun, bila begini rasanya jantung yang menderu. Lebih baik aku tak pernah mengenalmu. *Bening
Saat kau lewat aku pengagum, bertatap mata denganmu aku memberontak, mengingat wajahmu aku menemukan jatidiri ... *Bening
Setiap ada usulan selalu ada kepentingan. Namun saat aku mengusulkan namamu di dalam hatiku, hati tak mau menjawab. Saat ku usulkan namanya ke dalam hatiku, hati menjadi malu. *Bening
Kukibarkan setiap bendera di halaman
sesuai namamu...
Malam. Tak ada yang berkibar angin tak ada.
Saat kuikrarkan ikhlas;
Cemara diterpa rembulan
terlihat bagai gadis yang pulang dari pesta dansa. *Bening
Melihatmu lewat memabukkan, jarak memang mendekatkan.
Tapi kalau do'a terpanjatkan, biarlah aku dekat kamu saja. *Bening
 ...............................................................................................***
 
Di potret gadis cantik aku berdoa, menutup muka, lalu telinga. Akan ku dengar suara selain suaramu. *Lukisan Bunga
Aku butuh sesuatu yang absurt. Yang menjelaskan tentang musik yang dinilai dengan suara, tentang puisi yang dinilai dengan bahasa, dan lukisan yang dinilai dengan rasa
Kopi malam ini jadi. Diam-diam kau kumasukkan dalam hati.
Pagiku sudah pergi ke hutan dekat pantai. Lalu saling membacakan Puisi.
Jika hatimu dangkal, bagaimana mungkin aku tenggelam disana.
Logika dan rasa berperang tentang kamu, kutanyai mentari pagi ini. Lalu apa jadinya?
Aku ga mau bawa bayang-bayang orang lain. Aku cuma milik Tuhan. If you love me, you will love GOD before me.
Kalau aku mencintai cintamu itu dosa. Dipastikan aku masuk neraka
Tadi kamu cantik.
Kalau tangisanmu sudah merugikan orang lain. Sebaiknya kamu berpikir buat tidak mudah menangis. Sini, kupangku kupikul deritamu, sayang.

Terima kasih telah membaca artikel: Antologi Sajak dan Puisi "Bening"

Cerpen "Surat - Surat"

0 komentar
(1)

Yang, aku rindu dengan mu, rindu dengan senyummu yang paling lebar. Kau selalu saja buatku merasa teduh, merasa ada teman dalam suka dukaku. seperti halnya ibu yang mendongeng untukku agar aku bisa tidur dengan lelap dan nyaman. Aku rindu padamu, yang.

 Pada malam ini aku tak bisa tidur sampai subuh. Aku simpan tulisan itu didalam laci meja yang ada di dalam kamar. dengan perasaan penuh harapan. Tapi aku tidak bisa menjelaskan harapan apa yang aku inginkan. Ini semua benar-benar tidak jelas. Itu karena ulahmu atau karena kesalahanku. Kesalahan yang mana? aku bingung. Tiba-tiba air mataku menetes, barangkali tetesan ini tanda kebuntuan yang aku hadapi.

Adzan, sebelumnya ayam berkokok bersahutan. Aku belum tidur. Aku perlu sholat agar aku bisa mengerti soal kegundahanku ini. Ah, tidak. Aku tidak boleh bersikap seperti ini. Sholat bukanlah jawaban untuk menjawab kegundahanku. Aku bisa saja salah niat, aku menelikung niat sholat untuk memuja Tuhan menjadi niat untuk memperoleh jawaban murahan. Tapi bagaimana mungkin, pikiranku untuk menjawab ini semua sudah mentok. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk mengakhiri apa yang tidak aku ingini. Aku ingin kau kembali kepadaku. Tapi aku juga bingung, kenapa kau tiba-tiba pergi.

***

Pagi adalah tempat untuk menikmati bahwa segala aktifitas kemarin adalah sebuah sejarah, dan pagi adalah awal untuk memperbaiki hidup yang masih tanda tanya untuk melanjutkan hidup. Tapi pagi ini aku baru bisa tidur. Bahkan tiap malam aku bertemu dengan keadaan seperti ini. Bukan, bukan malam ini saja. tapi setiap malam. Aku benci hari-hariku sekarang, hariku tidak lagi ada kau yang biasa mengumbar kemesraan kepadaku. Membuat aku senang, Membuat piluku hilang dengan wajah menjadi berseri kala pagi datang. karena itu tandanya aku akan bertemu kau. Dan kau kembali mengumbar perasaan.

Katamu "Aku sayang kamu" Aku itu kamu, tapi kamu itu aku. Sekarang semua penuh ketidakjelasan. Kata-kata, ah... kenapa harus ada kata-kata mesra, kata-kata yang kau ucapkan itu sekarang menjadi kata-kata penghianatan.

***

Dalam selembar kertas aku menulis lagi, pada malam ini aku ingin kau kembali kepadaku.

Bila kau tau, Batin ini sudah begitu hancur, dan kau yang membuat, BRENGSEK! Kenapa kau tiba-tiba meninggalkan aku begitu saja. Kau campakkan kasih-sayangku kepadamu. Apa kau sudah punya wanita yang lebih cantik dan lebih molek dari aku. Apa aku kurang baik untukmu? Apa aku ? Oke, Aku benci kamu!  Kau EGOIS,! Kau tidak peduli lagi. Anjing...

Air mataku menetesi kertas, meninggalkan bercak-bercak tetesan air. Tanda bahwa dengan ini sebaik-baiknya pengganti darah yang mengucur saat aliran nadi kasih sayangku kepadamu kau putus begitu saja. Aku juga merasakan bahwa aku juga egois, bukan hanya dia. Benar, dia aku anggap egois karena aku melihat bahwa bukan dia saja yang mementingkan perasaannya sendiri, aku memaksakan perasaannya agar dia kembali padaku, dan memberikan perhatian kembalipun juga perbuatan egois. Ah, intinya AKU SEKARANG BINGUNG!

Kokokan ayam terdengar lagi dengan sia-sia. Karena kokokan itu bukan membuatku bangun dari tidur lelap dengan mimpi-mimpi indah bermesraan bersamamu. Bagaimana tidak sia-sia, aku belum tidur. Tidak normal tidur tepatnya, barangkali ini juga sebuah kegilaan. Karena ada perbedaan perasaan, pola pikir, jasmani yang semakin payah. Yang paling jelas adalah perubahan aku jarang tidur seperti biasanya. Barangkali kau disana sudah enak-enakan mimpi bergandengan tangan mesra, membuat puisi-puisi cantik untuknya, pacarmu yang baru.

Setelah sholat subuh, dia tiba-tiba tertidur meninggalkan selembar kertas yang ada di atas meja. Bukan kertas biasa, dia harap lain kali akan menjadi surat yang akan dikirim ke orang itu.

***

Kebuntuan, Ya! KEBUNTUAN.
Lama-lama hal ini menjadi biasa, menjadi wajar. Menjadi sebuah kedamaian baru, kalau aku harus tetap melangsungkan janji pagi bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Manisku, bila kau tahu. Aku sekarang sudah janji pada diriku sendiri, aku harus selalu berpikir positif. Seperti katamu setiap aku meminta nasehat saat aku menghadapi masalah. walaupun kau tidak ada disisiku secara fisik, namun kau selalu ada dengan nasihat-nasihat baikmu. Hidup ini harus tetap berlanjut, ada atau tanpamu, manisku.

Tiap malam hal ini selalu terjadi, karena kebuntuan semua malah menjadi terbuka. Aku ingin kau membalas surat-suratku, akan aku tunggu. Bahkan sampai aku sudah bisa melupakanmu. Kau benar manisku, cinta itu tidak buta.
Namun harapan itu harus selalu ada, harapan dalam bentuk cinta atau dalam bentuk cita. Setidaknya semua harus lebih baik. Seperti lucunya anakku kelak yang lahir dari rahimku bersama orang lain. Anakku yang tersenyum lebar hingga kuping.

Hanya saja aku perlu waktu untuk menerima setiap jenis perubahan.

(Rumah, 1 April 2011) Bukan isinya yang aku pentingkan, tapi nilai dari isi yang ingin aku sampaikan.
Oleh Amin Bagus Panuntun


(2)

Hei, perempuan. kau tahu? kau membuatku gila.
kau punya suatu ritem tersendiri di kepalaku, memiliki suatu irama tersendiri dan aku masih tak mengerti kenapa kau tetap bertahan.


oh tunggu, kurasa aku tahu apa yang sedang terjadi. kesedihanmu tertutupi oleh riasan yang terpantul di cermin.
kau berkata pada dirimu sendiri bahwa ini tak akan terjadi lagi. kau suka menangis sendirian, setelah itu kau berkata bahwa ia berjanji tak akan menyakitimu lagi.


"aku tak apa. percayalah." katamu di suatu senja yang menyala.
tapi aku masih bisa mencium aroma dusta di sela-sela nafasmu. aku melihat adanya suatu bias cahaya yang terpancar di mata beningmu itu. terasa menahan sesuatu. dan siapapun dirinya, aku yakin bahwa dia tidak betul-betul mengenali dirimu.


benda runcing itu sudah merangkak ke angka 2. dan aku masih saja membuka mata. terasa berat untuk menggerakkan mata ini agar segera terpejam. banyak hal-hal brengsek yang berseliweran di otak. seperti sinyal-sinyal handphone yang selalu ruwet mengitari kita tanpa kita sadari. dari sekian banyak hal, ada beberapa hal yang menarikku untuk memasukinya lebih jauh. salah satunya adalah perempuan itu.


ya, perempuan itu. sepintas dia sama saja dengan yang lain. tidak begitu jelek, menurutku. namun juga tidak begitu cantik. biasa saja. rambutnya panjang dan berwarna kecoklatan. aku tak tahu apakah warna itu alami atau artifisial. dan aku juga tidak peduli. tubuhnya tidak terlalu tinggi, dan kulitnya berwarna kuning langsat. cocok dengan warna rambutnya yang seperti itu. matanya bulat lebar dan indah, bening. bibirnya merah tanpa harus ada pemerah. semuanya terlihat begitu alami tanpa harus ada polesan yang sengaja digoreskan. ahh, perempuan...


***


"hei!" ia berteriak dari kejauhan sambil melambaikan tangannya kearahku. kulihat senyum itu lagi. kenapa aku harus dibuat untuk bertemu dengan perempuan seperti dia. sedetik kemudian ia telah dihadapanku. tersenyum kembali.


"ini." ia menyodorkan sesuatu. terlihat seperti obat. dan itu memang obat. tapi untuk apa?
katanya agar aku tidar mengeluh terus-terusan tentang perutku yang suka mendadak nyeri. aku masih bisa melihat luka di pancaran matanya yang indah itu. dan hatiku juga terluka ketika aku mulai menyadari bahwa semua keindahannya terhadapku karena ia memang sifatnya untuk peduli dengan semua orang. aku tak mungkin melangkah terlalu jauh dalam mengartikan keindahan yang ia berikan kepadaku. sial...


aku memaksanya untuk bicara. kali ini ia tak mungkin lagi menyembunyikannya dariku. sudah terlalu jelas untuk disembunyikan. akhirnya ia bersedia untuk menceritakan semuanya. dan kembali kulihat butiran bening itu gugur dari matanya yang harus kuakui memang indah. sungguh aku paling tidak tahan melihat seorang perempuan menangis di hadapanku. apalagi menangis karena seorang bajingan seperti dia. tanpa sadar aku ikut terbawa emosi. aku seolah ikut merasakannya. aku ingin sekali memeluknya, dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja selama kau bersamaku. namun aku banya dapat menyodorkan sesungging senyum dan sebuah elusan hangat di ubun-ubunnya. serta berkata "jangan menangis, kau pasti kuat." sungguh betapa pengecutnya aku saat ini.


***


seakan tak dapat kutahan egoku ketika aku melihatnya sedang menyakiti perempuan yang benar-benar aku kasihi, aku melihat perempuanku terluka dan lelaki itu hanya terdiam. sepertinya tampang sinis itu memang telah ia miliki sejak dilahirkan. dan bodohnya, perempuanku masih saja menahannya untuk tidak beranjak. sementara aku? hanya melihatnya dari balik tembok penghalang. aku memang pengecut. aku pulang dengan sebuah penyesalan besar. amat besar. kenapa aku tidak dapat berbuat banyak untuk perempuanku?


hei, apakah kamu merasa menjadi lelaki sesungguhnya ketika kau berhasil menjatuhkan ia ke bawah? apa kamu merasa lebih baik? saat ia terjatuh ke dalam jurang? baiklah temanku, aku akan memberitahumu sesuatu. oh tidak, manusia sepertimu tidak pantas kusebut teman. biarlah aku menganggapmu sebagai seorang yang asing, yang baru datang di kehidupanku. dan, aku beritahu kau sesuatu. suatu saat hidup ini akan berakhir, saat kebohonganmu mulai terungkap, ia akan menemukan kehidupan yang baru. suatu hari ia pasti akan memberitahumu bahwa dia telah cukup merasakan semua luka ini bersamamu.


semua tindakan di dunia ini akan melahirkan sebuah konsekuen. dan kuharap kau berhati-hati dengan apa yang kau punya. aku berkata tentang jalan terbaik namun kau berulang kali mempertahankan alibimu. baiklah, suatu saat kau akan mencabut itu semua dan membenarkan semua kuliahku tentang ini.


***


perempuanku, wajahmu selalu menunduk ke bawah. dan kau juga selalu berkata bahwa ini samasekali tidak melukaimu. setelah itu kau akan berkata "aku sudah cukup merasakannya.dan akhirnya ia memilih perempuan yang lebih berarti baginya." sambil tersenyum masam. semua skenario ini aku sudah hapal bagiannya. tak perlu kau jelaskan. dan lagi-lagi aku hanya bersikap seperti seorang pengecut. berulang kali aku memaki diriku sendiri. mengapa aku tidak dapat meraih tubuh itu ke dalam pelukanku?


setiap kali kau datang padaku untuk menangis, setiap kali itulah aku juga menangis. aku selalu berharap bahwa kau mengerti aku. namun pada realitanya, kau tak akan pernah tahu jika aku hanya terdiam seperti ini. mungkin aku memang ditakdirkan menjadi seorang pengecut, tapi aku tidak begitu percaya pada takdir. yang aku percaya adalah bahwa takdir dapat diubah oleh manusia itu sendiri. semoga itu berlaku untukku saat ini. perasaanku sungguh tercabik saat kau bercerita betapa terlukanya kau atas lelaki bangsat itu. kau tahu? setiap malam aku selalu menyusun untaian kata untuk kujadikan memoar supaya aku tak pernah lupa bahwa aku selalu di sini. di dekatmu. kau tahu? sudah banyak kertas yang kuhabiskan untuk mendeskripsi betapa perasaanku tercampur aduk ketika hidupku mulai dimasuki olehmu. namun aku tak pernah menyesal menjatuhkan hatiku kepada seorang perempuan luar biasa sepertimu. aku benar-benar tak dapat menuliskannya di sini. terlalu indah dan terlalu berharga untuk kubagi dengan yang lain kecuali kamu.


***


malam ini kuakhiri dengan goresan tinta dengan namamu diatas kertas putih ini. aku tidak pernah bosan untuk memandangi namamu. entah kenapa aku tidak bisa membendung perasaan yang amat sangat berlebih. di sana, kau terluka. dan di sini aku juga terluka. bukankah itu impas?
namun setelah kupikir kembali, kurasa aku tak ingin menjadi pengecut selama sisa hidupku.aku memutuskan bahwa aku akan mengatakannya padamu. mengatakan tentang semua perasaan yang begitu ingin diungkapkan. aku tak peduli dengan statusmu yang masih menjadi miliknya atau sudah bukan. yang terpenting aku bisa meluruhkan sebagian hasratku padamu dengan mengatakannya secara lelaki.


pagi itu kulihat kau agak berbeda. kau terlihat redup. aku sudah mempersiapkan kata. seperti biasa, ketika kita berdua berdiskusi di bawah pohon samping kampus. aku mulai memancing perhatianmu agar kau mulai menyadari bahwa aku ada. akulah lelaki yang selalu menyelipkan namamu di setiap doa sebelum menutup mata, dan doa keesokan harinya. berlebihan memang, tapi inilah fakta.


"Hana, dengarkan aku. kupikir ini akan menjadi momen paling memalukan di perjalanan hidupmu. namun aku sungguh tak dapat menahan semua gejolak ini ketika kita sedang bersama. kuharap kau tahu bahwa bagiku, kamu adalah seseorang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan. sejak kehidupan kita mulai saling terjalin, aku merasa bahwa kamu memang tidak biasa. cara pikirmu tentang semua ini yang membuatku membuka mata."
perempuan bernama Hana itu menatapku tanpa berkedip. kurasa ia amat sangat terkejut dengan ucapanku yang panjang lebar dan begitu gugup.


"aku ingin kamu tahu, bahwa aku amat sangat mengagumi kamu. sebagai seorang perempuan, jadi kumohon maafkan aku karena telah mengotori persahabatan kita dengan perasaan lain ini. aku berusaha untuk meredam, namun percuma. kau malah semakin bersinar." lanjutku setelah berusaha untuk mengambil napas panjang.


Hana masih tetap menatapku. kupikir ia benar-benar tak mengira aku akan mengatakan ini.


beberapa saat kemudian Hana tersenyum. dan memelukku!


"Terimakasih." ucapnya lembut sambil tetap tak melepaskan pelukannya untukku.


"kau tahu? aku sangat terluka bila kau bercerita tentang betapa sakit lukamu karena bajingan itu. denganku, aku berani bertaruh kau tak akan merasakannya lagi. ini terjadi begitu saja dan aku tak dapat mencegahnya. maafkan aku, Hana."


cinta dapat membuat seseorang berlaku murahan. apakah yang aku lakukan ini murahan, aku tak tahu.


"kau bersedia menerimaku seperti ini?" tanyanya sambil melepas pelukannya. kembali kulihat butiran bening itu mengalilr perlahan.


"ya. jika tidak, untuk apa aku mengatakan semua ini. aku menyayangimu, Hana. aku bersedia menunggu." ucapku mantap.


"tidak, aku telah mengenalmu cukup lama. dan kurasa aku akan mulai menjalani kisah ini denganmu." ia kembali memelukku. betapa indahnya dunia hari ini.


***

dan...
siapa yang menyangka kini ia duduk di pelaminan bersamaku :)


(Oleh Siantita Novaya) silakan klik disini untuk menghubungi Siantita Novaya



Terima kasih telah membaca artikel: Cerpen "Surat - Surat"

Teman Khayalan

0 komentar
Pernah teman khayalan saya bertanya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Saya sedang memikirkan sebuah kehidupan yang menarik.
Saya sedang memikirkan bahwa dunia ini begitu indah.
Saya sedang memikirkan tentang kesempurnaan manusia.
Saya sedang memikirkan bagaimana saya harus mengisi hidup saya sendiri ...

Ada satu tujuan dalam hidup saya
KEBAHAGIAAN

Ada dua unsur yang menjadi bagian dari hidup saya
Keluarga saya, dan diri saya sendiri

Ada dua spektrum dalam hidup saya
menjadi orang baik atau orang yang selalu berusaha untuk menjadi baik

Saya dibesarkan dengan cerita dan dongeng-dongeng negri seribu satu malam
aladin, alibaba, cerita-cerita nabi bahkan abu nawas
Bahwa keluarga saya memilih untuk memberikan basis ilmu agama
dan basis ilmu dunia yang saya cari sendiri

Saya tidak dibentuk untuk jadi kiayi
Tapi saya dilatih untuk jadi orang baik

***

Saya membayangkan bahwa pemuda seperti saya
mau bergerak bersama demi kemajuan

Saya ingin memberikan pendidikan
Saya ingin mempunyai Kelas bercerita
Saya ingin memiliki rumah baca

Saya memikirkan sebuah dunia bahwa anak-anak berkembang menjadi orang-orang yang kuat imannya, jujur, menjalankan Al-maun dan menjalankan Al-insiroh dan Qolbun Salim.

Saya ingin melihat dunia bahwa tidak ada anak yang hidup tanpa pendidikan, semahal apapun pendidikan itu dijual
Saya ingin melihat dunia bahwa anak-anak di berikan dongeng-dongeng, cerita-cerita yang indah. Yang mengisi jiwa kepemimpinannya, yang membentuk jiwa kemanusiaannya, dan yang akan membentuk kebersamaan dan imajinya.
Saya ingin melihat dunia bahwa semua orang mengatakan bahwa membaca adalah hal yang menyenangkan.

Saya membayangkan dunia bahwa semua itu akan menjadi akumulasi sikap-sikap terhadap Sesama... yang menunjukkan ketakwaan kita kepada Allah.


Tapi dunia itu tak kunjung datang...

Terima kasih telah membaca artikel: Teman Khayalan

SODAKOH BUNGA - BUNGA

0 komentar
Dengan terlunta-lunta
Pikiran berat angan pun kabur
Mencoba menyebut Nama-Mu
dengan lirih...
Ya... Allah ... Ya ... Allah

Ya... Allah
Malam ini aku berkeluh kesah
Menerima penderitaan batin
dan jiwa yang kian sengasara,
Menerima dengan payah;
Memeluk, menggenggam
dan menyerah...

Datanglah sebuah pagi nan sunyi
kulihat dua burung di dahan mangga
mendadak linglung berkicau semaunya.
Menarik bunga-bunga yang kian layu
karena tidak disiram si empunya
menciptakan Hujan lebih pagi
dengan semprot PDAM yang kian lama
kian mahal harganya...

Kusebut Sodakoh bunga-bunga;
Ya... Allah...
Apakah benar, bentuk asli dari keimanan
adalah sodakoh salah satunya?
Kusodakohi bunga-bunga
Biar dia puas minum dan makan
atas takdir...

Kusodakohi bunga-bunga;
agar dia tak terlunta-lunta
agar pikirannya juga tak berat
sekaligus kabur.

Kusodakohi bunga-bunga;
agar dia tidak berkeluh kesah
menerima penderitaan batin
dan jiwa karena tidak diperdulikan tuannya.

Sodakoh bunga-bunga;
Pagi pun nampak lebih segar
karena bisik-bisik terdengar:
Bahwa dia akan berniat berdo'a
agar kita semua tidak merasa seperti biasanya.


Kamar, 10 September 2011

Terima kasih telah membaca artikel: SODAKOH BUNGA - BUNGA

Sajak "Kutolak Kau Dalam Kata"

0 komentar
Minta maaf atas segalanya buat kau yang pernah menyayangi ku dalam kalbu,
namun ku tolak dalam kata.
Menyayangi dalam kalbu, menolak dalam kata.
Saat kau benar-benar marah dengan terdiam,
Kau sebenarnya telah memenangkan jiwamu dibenakku,
namun kau tak memilikiku dalam hari-harimu.

Di hatiku, kau telah memenangkan sebuah pertandingan
walau kau pergi dengan airmata.
Yakinlah padaku,
air matamu akan kunjung mengering
karena air matamu kuikhlaskan di tepian awan.
Dia jatuh bersama hujan yang tak sedikitpun
takut ketinggian.

Karna kau telah memenangkan hatiku
walaupun tanpa memilikiku,
itu adalah do'a untukmu
bahwa seseorang yang lebih baik dariku
telah menunggumu.
 
Kamar, 08 September 2011





Terima kasih telah membaca artikel: Sajak "Kutolak Kau Dalam Kata"

KOMUNITAS ANAK PANAH INDONESIA (RUMAH Al - Ma'un)

2 komentar
Dengan menyisihkan sebagian rizki kita Rp 25.000,- per bulan atau seikhlasnya, kita bisa menyekolahkan anak-anak yatim dan kurang mampu masuk pesantren. Semoga berkah melimpahi kita untuk masa depan yang lebih asyik dan baik.

Dengan pembahasan yang sederhana :

Kenapa program ini perlu? tentunya bukan sekedar untuk mengisi waktu kosong dan sekedar iseng. Program ini didirikan dengan insyaallah pondasi yang kuat. QS Ar Rum : 39 menyebutkan secara inplisit "Sodakoh menjadi tanda bahwa dia orang beriman" dengan kata lain bisa kami sebutkan Sodakoh adalah salah satu bentuk asli dari keimanan.

Selain itu apa yang ingin kami harapkan? Meminjam istilah "Muslim Tanpa Masjid" (Kuntowijoyo) Kita umat Islam, umat yang lebih dari segalanya merasa menjadi bagian dari komunitas islam, kian lama kian hilang. Oleh karena itu sebagian dari orang-orang Islam harus memberikan solusi atas gempuran zaman yang kian bebas sekaligus kapitalistik semacam ini. Apalagi ditambah kita telah memasuki zaman pasca modren dimana kalau ini didiamkan maka nasib Islam dipertaruhkan.

Melalui pendidikan, program ini menjelaskan tentang dirinya sendiri. Pendidikan melalui pesantren yang setidaknya lebih mendisiplinkan seseorang daripada pendidikan formal biasa, yang lebih banyak kajian-kajian ilmu daripada pendidikan formal. Dan bukan berarti pendidikan formal tidak baik, namun melalui pendidikan ala pesantren ini diharapkan anak didik yang disekolahkan setelah selesai menimba ilmu mau kembali ke masjid, menghidupkan masjid, dan membuat masjid menjadi sebuah poros dalam sebuah bangsa.

Untuk saat ini (tahun2010/2011 dan 2011/2012) sudah ada 11 anak yatim/kurang mampu yang disekolahkan oleh para dermawan se Indonesia lewat komunitas ini. Semakin banyak dermawan muslim maka semakin banyak  anak yatim dan kurang mampu yang dapat disekolahkan di pesantren.

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka” Al Baqoroh: 3

... Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim dan kamu tidak saling memberi makan orang miskin ... (Al- Fajr)

Al - Baqoroh : 261 - dst 

Mekanisme Donasi : Para dermawan bisa setor sejumlah uang (baik zakat, infaq/sodakoh, ataupun dana kolektif)

Setiap bulan pengurus akan mengirimkan laporan keuangan dan laporan perkembangan anak asuh dalam bentuk bulletin dan via email/pesan FB (bagi yang tidak terjangkau lokasinya bagi kami). Jazakumullah Khoiron Katsiron, semoga Allah Ta'ala menjaga kita semua dari fitnah dunia seisinya. Amien...
PESANTREN MITRA PENDIDIK (Sementara ini, Periode tahun 2010/2011 dan 2011/2012)
  1. Pondok Pesantren Islam ROUDHOTUN NASYI’IN. Dengan alamat: Jl. Masjid Besar Jatinom No. 125 Jatinom Klaten Jawa Tengah 57481 Telp. (0272) 337371
  2. Pondok Pesantren (Muhammadiyah Boarding School). Dengan alamat: Sangkal Putung Klaten. Samping Gor Glarsena Klaten, 57465 Telp. (0272) 325845 / 08174812905
  3. Pondok Pesantren Modern IMAM SYUHODO. Dengan alamat: Blimbing Polokarto Sukoharjo Jawa Tengah.


ANGGARAN PENDIDIKAN UNTUK BIAYA PER ANAK DIDIK
  1. Uang masuk dan SPP bulan pertama : Rp. 1.000.000/ anak 
  2. Uang Bulanan mulai bulan kedua : Rp. 250.000/ anak 
  3. Uang Saku perbulan : Rp. 100.000/ anak

Untuk lebih mudahnya bisa kepada Amin Bagus Panuntun (085713336242), nama akun FB : Mifrahi KiKi Soediro (085643211230)

Keterangan lebih lanjut silakan hubungi Amin Bagus Panuntun (085713336242)


Kalau ada yang mau promosikan program ini silakan. dan terimakasih.

KOMUNITAS ANAK PANAH INDONESIA (RUMAH Al - Ma'un)

Klik http://www.rumahalmaun.wordpress.com Untuk mengetahui situs resmi Rumah Al Maun.

Download Laporan keuangan KAPI bulan November klik disini.



Terima kasih telah membaca artikel: KOMUNITAS ANAK PANAH INDONESIA (RUMAH Al - Ma'un)

Ke IMM an

0 komentar
Materi Ke IMM an disampaikan pada MASTA (Masa Ta'aruf) 2011 di Fakultas Ekonomi UMS

Materi bisa di download di sini.

Ad/Art bisa di download di sini.


Terima kasih telah membaca artikel: Ke IMM an

PERUBAHAN PARADIGMA SISWA vs MAHASISWA

0 komentar
Saya berinisiatif akan membacakan sebuah puisi karya alm. WS Rendra "Sajak Seonggok Jagung" dalam sebuah acara OSPEK di sebuah kampus swasta di Surakarta pada tanggal 08 September 2011. Saya akan membacakannya pada sebuah materi yang kebetulan saya dipercaya untuk merubah paradigma mahasiswa baru.

Saya berharap dengan materi yang saya sampaikan, dengan melalui pendekatan ilmu, sastra dan seni saya ingin agar apa yang saya sampaikan akan menjadi modal merubah sudut pandang para mahasiswa baru. Sehingga mereka mampu bekerja keras sekaligus mampu menentukan arah akan nasib masa depan dengan menjadi pemimpin bagi bangsa kita selanjutnya, seorang pemimpin yang akan memperbaiki kecarutmarutan negara. Tentunya tanpa harus mengekang seorang mahasiswa agar menjadi apa, namun dengan cara memberikan kebebasan untuk menjadi seorang yang MERDEKA. Menjadi diri sendiri namun tetap mampu mewarnai dan memberikan insprasi bagi orang lain.

Ini adalah file dalam bentuk powerpoint versi 2010 yang berisi materi "Perubahan Paradigma" dapat kalian download di sini.

Terima kasih telah membaca artikel: PERUBAHAN PARADIGMA SISWA vs MAHASISWA

INDONESYANANA #3

0 komentar


Selamat Pagi adik-adik kecil yang lucu. Semoga kau tumbuh jadi anak-anak baik.

(foto diambil di daerah karanganyar, diwaktu pelaksanaan Bakti Sosial)

Terima kasih telah membaca artikel: INDONESYANANA #3

TRANSKIP NILAI

0 komentar
Khusus untuk para mahasiswa / civitas akademika Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo, Jawa Tengah.

Bagi teman-teman yang ingin bisa lihat transkip nilai di LAPTOP sendiri, silakan download softwarenya, di sini.
 




Terima kasih telah membaca artikel: TRANSKIP NILAI