9 Mei 2011

Tadi ada 2 temanku yang tag aku kalau dia nulis puisi. Ya aku suka, suka karena ada orang mau nulis. Apapun itu tulisannya, dan apapun itu jenisnya, tetap saja dia telah menulis. Karena saya selalu berpikir bahwa sastra adalah bebas. Tergantung dari kepribadiannya dan sejauh mana seseorang itu mengerti tentang apa yang ditulisnya.

Sebelum masuk kelas, seniorku tanya ke aku soal neoliberalisme. Aku katakan kalau aku itu tidak peduli. Yang aku tau dunia ini sekarang dikendalikan oleh pasar, ya tanpa sadar. Indonesia misalnya apa yang tidak tersentuh oleh pasar? semua hal tersentuh, pendidikan, rakyat, ekonomi, hukum atau bahkan negara indonesia itu sendiri. Bisa saya katakan kalau Indonesia sekarang telah mempunyai tuhan baru yaitu "mekanisme pasar". Jadi aku tidak peduli dengan Neoliberalisme, ya walaupun saya pernah mempelajarinya dulu. Tapi saya sekarang tahu, saya tidak mau lagi orgasme, sekali meletup lalu loyo.

lalu dia bertanya lagi tentang 10 agenda reformasi, saya katakan saya tidak peduli! yang saya pedulikan adalah bagaimana orang-orang disampingku itu bisa mampu maju. dan yang aku pikirkan adalah bagaimana teman-temanku mempunyai pengetahuan dan kepedulian. Jadi jangan harap kalau aku melakukan hal seperti yang sering saya lakukan dulu. Saya berbuat begini bukan karena saya inkonsisten seperti yang kamu bilang. Saya melakukan ini semua bukan karena saya plin-plan, tapi karena saya memang sedang menghadapi tantangan zaman yang berbeda atas apa yang ada di pikiran saya.

Bagaimana dengan indonesia selanjutnya kalau kamu begini? katanya. loohh, saya tidak peduli. Yang saya mau sekarang adalah bersatu, mahasiswa punya yang namanya common enemy (musuh bersama), ya tidak harus mahasiswa tapi semua orang. Tapi saat hal itu tidak terwujud, lebih baik saya bergerak sendiri memberikan pengaruh terhadap orang-orang yang mau terdidik dan terlatih. Ini bukan hal sepele memang, tapi tenang saja tahun 2014 saya yakin rejim ini akan berganti menjadi lebih baik. Diikuti dengan tahun selanjutnya, karena anak muda sekarang telah melihat ketidak pedulian dimana dia belajar, dan karena dia muak dengan ketidak pedulian itu maka mereka belajar untuk menjadi seseorang yang peduli.

Ini bukan berarti saya tidak idealis, tapi yang saya hadapi sekarang adalah tidak selamanya idealis itu berguna. Rasa-rasanya kamu juga merasakan apa yang sudah saya alami. tapi karena bacaan dan lingkungan kita berbeda? (kalimat filosofis yang tiba-tiba keluar dari mulut saya)

"Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta". (cuplikan puisi soe hok gie)

Lalu kami berbicara tentang cinta dan hal-hal yang sedikit mesum dan ternyata lebih menarik daripada bicara tentang itu semua. "yang bisa kita lakukan hanya bicara keporno-pornoan dan sedikit mesum untuk menghibur diri"


Terima kasih telah membaca artikel: 9 Mei 2011

0 komentar:

Posting Komentar