Cerpen "ASU"

Ada seorang anak kecil yang dirumah hanya diajari soal kebaikan, segala jenis keburukan memang disembunyikan. Apalagi untuk bilang "ASU". Kata itu disimpan rapat-rapat, tidak pernah diajarkan ke anaknya.

Lain halnya dengan keluarga yang satu ini. Bapaknya mengajari anaknya untuk berbicara "ASU". Tentunya berbeda dengan keluarga-keuarga lain.

Apa kalian pernah diajari ayah kalian untuk berbicara "ASU" ?

Yayan memang diajari bapaknya untuk bilang "ASU". Disebuah sore yang penuh senja yang menyenangkan. Diiringi petang yang terlihat semakin pekat, Yayan dan bapaknya sempat ngobrol.

"Naaakk, kamu tiap hari harus bilang ASU sebanyak 1 kali, terserah mau di ucapkan kapan. Yang penting setiap hari 1 kali"
"Memangnya kenapa pak?"
"Sudah, tidak perlu banyak tanya. Lakukan saja perintah bapak".
"Baik pak".
"Tapi ingat, kamu juga jangan lupa bilang Subhanallah, alhamdulillah dan Allahu Akbar. Ingat, tiap kali sehabis shalat 33 kali".

pembicaraan ini diakhiri kumandang adzan.

Namanya saja anak kecil kelas 1, yang dia tahu adalah ASU adalah seekor binatang yang suka menggonggong.

***

Sehari sesudahnya, saat Yayan sekolah. Berada di dalam kelas, saat pelajaran agama. Tiba-tiba Yayan bilang "ASU", Ibu guru jelas mendengar, karena Yayan mengucap dengan keras. Mendandak kelas menjadi riuh bingung, karena sebagian teman-temannya kaget juga mendengar apa yang di katakan Yayan. Bu guru itu mendekati Yayan, bertanya kepada Yayan.

"Yayan, kenapa kamu bilang "ASU"?"
"Memangnya kenapa bu?"

Buguru itu dengan sabar menjelaskan

"Kata itu tidak baik diucapkan oleh anak kecil. Memangnya siapa yang mengajari? Apa teman-temanmu?"
"Yang mengajari bapak saya bu"

Ibu guru kebingungan, bergumam tidak mungkin bila bapaknya yang telah mengajarkan. Anaknya diajari untuk bicara kotor. Pasti bapaknya sudah tidak waras atau Yayan sudah bicara ngawur.

"Yayan, pokoknya kamu tidak boleh bilang kata itu lagi, apapun alasannya"

Yayan menjadi bingung. Yang ada di kepalanya adalah perbedaan antara pesan Bapaknya dan pesan gurunya.
Saat itu juga ternyata teman-temannya benar-benar ikut belajar tentang kata "ASU" bahwa kata "ASU" adalah kata yang tidak baik. Tanpa tahu alasannya juga.

Sampai dirumah, Yayan bertanya kepada bapaknya untuk mencari penjelasan soal kebingungannya.

"Pak, saat tadi di kelas saya bilang "ASU" tapi kata bu guru saya tidak boleh bilang kata itu. Kata itu tidak baik, tapi orang dewasa boleh".
"Bukan hanya untuk orang dewasa nak. Orang dewasa pun juga tidak boleh bilang "ASU" untuk menjahati orang lain. Karena kata itu tidak baik, kita sama saja menyamakan orang lain dengan anjing. Apa kamu mau dibilang begitu?"

"Tidak mau pak"
"Bagus..."
"Lalu kenapa bapak kemarin menyuruh saya agar sehari bilang ASU 1 kali"
"Apa kamu masih tetap akan mengatakan kata itu nak?"
"Tidak pak, saya tidak mau orang lain bilang ASU ke saya"
"Bagus, walaupun itu yang menyuruh adalah bapakmu sendiri. Kamu tetap harus bisa mencari mana yang baik dan mana yang buruk"
"Baik pak"

Lalu di hari selanjutnya, Yayan tidak pernah lagi bicara ASU dengan nafsu. Dia banyak belajar dari bapaknya bahwa kata itu harus di ucapkan sesuai dengan kepentingan. Segala jenis nafsu selalu mengajarkan kepada kejahatan.

Namun tanpa disadari teman-temannya yang lain sudah sering bilang ASU karena kesalahan orang lain.

ASU, ASU, ASU. asu, asu, asu. Asuuuuuuuuuuuu!!!


Oleh Amin Bagus Panuntun
Rumah, 12 Mei 2011


Terima kasih telah membaca artikel: Cerpen "ASU"

0 komentar:

Posting Komentar