SEBAB

0 komentar

Aku tak kuasa menyebut namanya, di dalamnya ada basa-basi, ada sejarah, ada hal yang terputus. Aku cuma tak ingin tiba-tiba di dalam hatiku ada keonaran, di dalam hatinya ada rasa bersalah atau menyalahkan. Hidup bukan satu jam dua jam saja bukan, namun ada beberapa tahun lagi didepan sana. Ada yang harus dibendung, ada yang harus dikendalikan agar tak merusak semuanya. Kita perlu arif, kita perlu mempunyai sedikit kekecewaan. Kita perlu melihat kebijaksanaan yang timbul dari kesederhanaan dan ketulusan. Bahkan dalam menumbuhkan dan penolakan pada kecintaan.

 

 

Terima kasih telah membaca artikel: SEBAB

KEMBALIKAN KEBAHAGIAAN?

0 komentar
Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis diskripsi tentang kebahagiaan (bisa dilihat dalam catatan saya terdahulu). Sampai saat ini tidak ada yang salah dari kebahagiaan, bahwa saya senantiasa mengartikan kebahagiaan selalu menjadi tujuan utama dalam kehidupan manusia. Bila ada seseorang yang berkata bahwa "tujuan utama hidupku adalah bagaimana membuat orang tuaku bahagia", tentunya tidak ada yang salah dari kalimat ini. Namun bila dicermati secara mendalam, seseorang itu sebenarnya sedang menyusun skenario untuk mendapatkan kebahagiaan dirinya sendiri. Namun, mereka tidak mau mengakuinya, bukan karena mereka tidak tahu, namun karena kebahagiaan menurut mereka hanya bisa dilakukan melalui jalan berkorban untuk orang lain. Lalu pertanyaan saya, "apakah dalam mendapatkan kebahagiaan selalu harus menjadi korban?"

KEBAHAGIAAN

Kebahagian adalah sesuatu hal yang alamiah dimiliki makhluk Tuhan. Bukan hanya manusia, namun tumbuhan, hewan, angin, air, bumi, langit, semua akan menuju kepada kebahagiaan. Seumpama bejana kosong, kebahagiaan akan selalu mengisinya disaat semua makhluk Tuhan menjalankan misi utama kefitrohannya. Kefitrohan tumbuhan dan hewan misalnya adalah tumbuh dan bermanfaat bagi manusia, mereka dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, kayunya, buahnya, keteduhannya, dagingnya, suaranya, keindahanya, kesetiaannya, dan lain sebagainya adalah untuk bisa dimanfaatkan oleh manusia. Kefitrohan angin adalah bergeraknya udara, angin mampu menyejukkan, menggiring awan, dimanfaatkan sebagai kincir angin, dan lain sebagainya. Mereka juga akan merasakan kebahagiaan karena menjalankan kefitrohannya. Lalu apa kefitrohan manusia, apakah berbuat baik, apakah tunduk kepada dzat yang lebih tinggi (baca: Tuhan), atau apakah kefitrohan manusia adalah menjadi manusia itu sendiri?

Kebahagiaan adalah sebuah kado, tanpa disadari saat kita menjalankan kefitrohan kita sebagai manusia maka dengan sendirinya kebahagiaan itu akan tertambat pada diri manusia yang menjalankan kefitrohannya. Sehingga, bisa dikatakan untuk mendapatkan kebahagiaan diperlukan upaya/kiat, namun bukan disebut sebuah pengorbanan. Karena semua makhluk Tuhan memang semestinya menjalankan kefitrohannya.

MASA KINI

"Ada seseorang yang telah merasa bahagia setelah mempunyai uang banyak sehingga bisa untuk membeli/memiliki apa yang dia inginkan." Apakah ada yang salah dalam kalimat ini? "Tidak". Bila saat ini ada seseorang yang berbicara bahwa kebahagian itu tak bisa di beli, maka mereka pantas dicurigai. Seorang miskin yang kelaparan, banyak yang menganggap bahwa (t)uhan adalah sekotak makanan. Dan disaat mereka tak mampu membelinya/mempunyainya maka sebahagian dari mereka menganggap kebahagiaan adalah suatu kenisbian. Bahkan kebahagiaan jenis ini telah menjangkit pada seluruh tatanan sosial, dimana "Kebahagiaan selalu berhubungan dengan perut." Tak perlu ada yang perlu di tampik, karena sebagian besar orang mempunyai pikiran bahwa menunjukkan rasa syukur terhadap manusaia didapat di meja makan, segala prestasi yang di dapat selalu berujung di perut. Sehingga, adakah yang salah dengan acara-acara kuliner yang secara halus mendoktrin masyarakat? Ataukah kita yang salah karena menyambut image tersebut tanpa berkesudahan?

Bagaimana jika kebahagiaan itu adalah mempunyai mobil mewah, rumah mewah, istri yang cantik, lelaki yang tampan, pakaian yang indah, Blackbarry, kedudukan yang tinggi, jabatan setingkat mentri, selagi ada uang semuanya bisa terbeli. Sekali lagi mohon jangan ditampik dengan cepat.

Di era mutakhir semacam ini, dimana banyak orang lupa pada kefitrohanya sendiri, lupa pada tugasnya dibumi. Namun mereka dengan riang gembira menjalani kehidupan tanpa melakukan apa yang mereka lupakan itu. Sehingga banyak orang salah kaprah dalam memandang sesuatu, karena sesuatu itu telah di monopoli oleh kaum kapitalis yang memonopoli media. Media selalu mampu menggiring masyarakat pada sesuatu hal yang sebenarnya adalah kepalsuan. Dan mereka (pun) mampu memantik hawa nafsu manusia, menjadikannya menjadi kompetisi yang begitu menggairahkan untuk dimenangkan.

MENGEMBALIKAN KEBAHAGIAAN

Tak ada kualitas iman yang baik tanpa dibarengi ilmu. Tak ada manusia yang jujur, tanpa mereka memahami kenapa harus bersikap jujur. Dan orang bodoh yang jujur, lebih baik daripada orang cerdas namun jahat. Iman selalu akan mendorong orang untuk berbuat baik, dan ilmu akan mendorong seseorang untuk mengerti bagaimana cara melakukan kebaikan. Iman nampaknya harus selalu di nomor satukan, dan yang kedua adalah ilmu. Sehingga kita dapat memperoleh jawaban bahwa, orang yang jujur dan cerdas, akan lebih baik daripada orang yang jujur namun bodoh dan juga akan lebih baik daripada orang yang cerdas namun menggunakan kecerdasannya untuk melakukan kejahatannya secara sempurna.

Kenapa saya berbicara soal mengembalikan kebahagiaan dengan Iman dan Ilmu? Karena kebahagiaan diperoleh sebab seseorang telah menjalankan kefitrohannya, maka bisa dibilang dia telah dekat dengan keimanan. Dan dengan menjalankan keimanan bagi orang yang berilmu. Mereka akan paham sebenarnya apa tugasnya di bumi, sehingga tidak mudah dibohongi oleh sesuatu jenis kebahagiaan yang dibuat oleh kaum industri. Mereka akan senantiasa mencurigai bila tubuhnya digerakkan untuk menuju kebahagiaan yang semu. Mereka akan mempunyai antibodi untuk menolaknya dengan ilmu yang di miliki. Tu(h)an, "KEMBALIKAN KEBAHAGIAAN KAMI !"

Oleh Amin Bagus Panuntun
Klaten, 4 Agustus 2012


Terima kasih telah membaca artikel: KEMBALIKAN KEBAHAGIAAN?

PECAH-PECAH LAH KAU YANG MAMPU TERPECAHKAN

0 komentar
TOLOL
(7 Nopember 2009)

Ketakutan yang ku kira, tertawakan aku saat aku tenggelam.
Semua yang kukira, ternyata kini tak seperti adanya, mungkinkah kau melakukannya, disaat aku kelam dan tersudut.
Bahasa hati itu hanya dari mulut, atau dari sikap, atau dari mimpi kita yang sama ?
Atau kita hanya seperti dua orang tolol, aku menyesali masa lalu dan kamu menyalahkan masa lalu.
Dan kini aku merasa aneh saat cemburu atau saat malu.

MOMENT
(10 Nopember 2009)

Adakalanya aku menginginkan waktu itu
untuk tak membuat kau gelisah
Dengan tangisan dan masalahmu
Tapi aku hanya ingin bercerita disampingmu sayangku.
Bicara tentang lagu-lagu yang manis, atau berbicara tentang warna-warna yang indah diatas sana.
Bahagialah sayangku.
kau tak pernah menanamkan apa-apa, aku tak pernah kekeringan karena-nya.
Atau seperti halnya begini sayangku.
Waktu aku merenungkan dengan bertopang dagu dilutut hingga aku tetap saja tidak tahu bahwa aku merasa mengenang waktu itu atau tidak.
Keinginan ini, jauh lebih dalam untuk memutar kembali waktu.

Oleh Amin Bagus Panuntun

Terima kasih telah membaca artikel: PECAH-PECAH LAH KAU YANG MAMPU TERPECAHKAN

MASIH

0 komentar
CINTA

Sebab cinta yang menyatu dari dua hati adalah harmoni. Namun, dua hati tak selalu jatuh bersamaan.

Bagiku ada dua macam cinta "cinta = platonik" atau "cinta = nafsu"

Cinta = Platonik
adalah cinta yang didalamnya terdapat jiwa tanpa nafsu, cinta itu benar-benar tulus karena didasari rasa yakin, cinta itu benar-benar suci. Tak ada pengorbanan bagi cinta, karena cinta adalah saling melengkapi, cinta itu saling mengisi, saling menerima, saling memberi, saling dan saling tau diri, barangkali beginilah cinta yang cerdas. Barangkali beginilah cinta dimana manusia akan selalu bisa menentukan nasibnya, dan Tuhan selalu jadi supervisor.

Cinta = nafsu
adalah cinta yang menggebu-gebu, terdapat hasrat, terdapat rasa ingin mencintai, terdapat kepuasan, terdapat rasa senang. Seperti halnya seorang suami istri yang melakukan hubungan badan, yang dipikirkan bukan bagaimana kelak mempunyai anak yang bagaimana, namun yang mereka pikirkan adalah kepuasan. Cinta ini seperti seorang remaja yang mempunyai seorang pacar, bila pacarnya semakin banyak yang menyukai maka dia akan semakin marah. Cinta ini bukan seperti orang tua yang mempunyai seorang anak, bila anaknya semakin dicintai banyak orang maka akan semakin membahagiakan.

Mari kita lihat urut-urutan cinta ini:

Melihat, memunculkan cinta > terjadi ikatan > cinta semakin menguat > (sobahah) hati mengarahkan semua cintanya > (gharm) cinta yang menyala-nyala > ('isyqu) cinta yang meluap-luap> (syaghof) cinta yang masuk kedalam hati yang paling dalam > (tatayyum) hati menyembahnya.

Kemudian apa yang kita pikirkan?
Mana yang disetujui oleh nurani kita?

Di dunia ini ada orang yang tidak ingin berkompetisi dalam mencintai seseorang. Karena memang yang mereka lakukan bukanlah mencintai, yang mereka lakukan adalah melengkapi. Kalaupun mereka harus berkompetisi, lebih baik mereka akan menjauhi cinta kepada seseorang yang mereka cintai sampai batas sejauh-jauhnya. Karena menurut jiwa platonik, cinta yang penuh pengorbanan bukan lagi disebut cinta.

Dan di dunia ini ada orang yang tidak memilih salah satu dari platonik atau nafsu dalam mencintai manusia. Karena keduanya memang manusiawi untuk dilakukan, dan keduanya akan menjadi seperti apa yang ingin saya perbuat dengan harmoni yang seimbang.

Kecuali kalau memang yang dicintai adalah Tuhan, cukuplah cinta platonik tertambat didalam dada yang paling dalam.

JODOH

Menurut kalian jodoh itu siapa? apakah dia yang dengan lantang mengatakan aku cinta padamu?
Dia yang menemani tidurmu setiap hari?
atau, dia yang senantiasa bersamamu sampai akhir hayatmu?

Jika jodoh itu orang yang memiliki ikatan pernikahan denganmu
lantas bagaimana dengan mereka yang menikah lalu bercerai?
apa itu berarti mereka tidak berjodoh?

Apapun jawabannya, pertanyaan ini bukan untuk dijawab.

Karena jodoh itu muncul disaat kita mulai memutuskan.
Jadi, sebelum kita memutuskan selalu ada kesempatan untuk dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.

Namun, saat kita melihat kembali urutan cinta diatas tadi.
Apakah akan selalu ada orang yang merasa menjadi korban penghianatan?

Padahal, ada ketulusan yang bisa dijelaskan namun sulit untuk didifinisikan bahwa.
"Kamu boleh berjanji, kamu boleh menghapus janjimu, kamu boleh memilih yang terpilih bagimu, pada akhirnya yang terjadi pada kita itu yang terbaik".

Lalu, pertanyaan kita bersama. "Masih adakah seseorang yang buta dengan ketulusan?"
Masih?


Oleh Amin Bagus P
Klaten, 21 Juni 2012


Terima kasih telah membaca artikel: MASIH

Peniup Cinta

0 komentar
Setangkai edelweis tak kian cepat dihinggap kupu,
Ku pulang padamu pada suara yang penuh samar,
pada suara yang gemetaran menghantar aku pada situasi
sendu kelabu hingga pilu yang juga tersamar.

Cinta bukan sembarangan lembah-lembah senang dan sengsara
cinta itu kosong, lembah-lembah yang karena angin jadi menderu
cinta itu satu, pada angin yang mendesir di kalbu.
Cinta itu bukan sekedar kamu dan aku,
cinta itu alam, cinta itu semesta,
cinta itu bukan difinisi,
cinta itu cahaya pada kuasanya pemilik matahari.
Cinta itu diskripsi, yang akan kita ketahui setelah kita menjadi pecinta.
Manusia, alam, tumbuhan, hewan, semesta, dimiliki Tuhan.

Cinta - rekahkanlah sekuntum kembang
bewarna dari yang tiada menjadi berbunga.

Oleh Amin Bagus P
17 Juni 2012

Terima kasih telah membaca artikel: Peniup Cinta

DO'A

0 komentar
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi

Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu...

Jakarta, 31 Juli 2009
 (Inilah puisi terakhir yang ditulis  WS Rendra beberapa bulan sebelum dia bertemu kematiannya)

Dalam setiap do'a, selalu terkandung ketegangan. Dalam harap yang sangat, dalam kemauan Tuhan yang tidak pernah kita tahu sebelum semuanya terwujud. Hingga lidah tak bisa bertingkah sedikitpun. Karena kita adalah harap.

“Di pintu-Mu aku mengetuk,
aku tak bisa berpaling,” -Chairil Anwar-

Selalu ada ketegangan. Dalam do'a selalu ada ketegangan.

Bila agama yang (saya yakini) membenci syair. Barangkali saya tidak akan pernah berdo'a. Atau barangkali agama itu lupa bahwa do'a adalah syair. Karena agama (yang saya yakini) tak membenci syair. Oleh karena itu saya percaya bahwa do'a adalah sejenis puisi. Dia akan selalu puitis untuk diucapkan. 

Kamar, 8 Juni 2012

Terima kasih telah membaca artikel: DO'A

Dua Puisi Tanpa Nama

0 komentar
#1
SURAT

Kutulis surat ini
kala rintik gerimis yang ritmis
kutulis surat ini
kala angin membasuh nadi yang sepi

Selusin malaikat turun juga akhirnya
menyulut kelam dalam muram
menyala rasa dalam bahagia
menjadi kita berdua pada akhirnya

Kutulis surat ini
sebagai pertapaan yang sepi
digoda bidadari yang tak lagi asyik menari
kutulis surat ini
sebagai hiasan langkah-langkah yang mungil
diantara hawa malam dengan hujan yang gigil

Kutulis surat ini
senada dengan pesona
seirama dengan suara
sekeras dentuman kata
selembut kalbu-saat aku
menyebut namamu dalam tulisanku

#2
DALAM SEBAB

Dalam sepasang mata yang buta
Bukanlah batas yang ada dan tiada
Sebab yang jatuh, selalu bisa tersentuh
Sebab  cinta yang utuh, hadir tanpa keluh

Dalam sepasang telinga yang tuli
Bukanlah batas yang suara dan bisik
Sebab yang pergi, selalu mampu kembali
Sebab cinta yang suci, hadir tanpa benci

Lalu, dalam sebab apalagi
Aku harus mengulangi.
Bahwa dalam sebab apalagi
Namamu tlah seribu satu kali kuulangi 

Pada Sebuah Nama, 5 April 2012
@AMINKECIL

Terima kasih telah membaca artikel: Dua Puisi Tanpa Nama