Sial - sial - sial. seolah olah ini sebagai hari kesialanku. Tapi tiba-tiba ibu bilang "Tidak ada hari sial, nak". Ibu tidak tahu soal masalahku. Ini masalah begitu ruwet, di waktu ibu masih muda mungkin tidak pernah mengalami.
"Memang masalah apa?"
Aku tidak bisa bercerita, bu..
Aku lalu naik ke loteng, berpikir dalam-dalam. Barangkali aku akan jadi orang paling jahat se-dunia. Aku telah mengecewakan wanita yang aku sayangi. Entahlah, sayang sebagai sahabat atau wanita yang ingin aku pacari, aku masih bingung.
Apakah aku salah merelakannya untuk orang lain? Dia lebih dibutuhkan bagi teman-temannya. Karena bagiku dia seperti virus yang berterbangan seperti elektron neutron yang ada di semua unsur kehidupan. Dia selalu membawa berita yang menyenangkan. Siapa yang tidak kenal dia pasti dia adalah rajanya orang yang menutup diri. Karena dia selalu ada dimana-mana, memberikan kesejukan bagi orang-orang disekitarnya. Bahkan kepada guru-gurunya yang selalu membicarakan namanya karena tingkahnya yang sangat menyenangkan.
Aku takut, bila keputusanku merubah semua warna warni yang telah dia bangun. karena aku tahu, aku bukan pekerja seni yang bisa seenaknya merubah lukisan elok yang penuh warna kreasi besutan orang jiwa abadi seperti dia.
Tiba-tiba aku melihat sebuah bayangan tubuhku sendiri. Aku berpikir pembuat bayangan ini adalah pertanda bila bulan muncul. Aku menengok ke arah timur. Benar, bulan indah sekali. Rasanya ada semacam kegembiraan kalau aku sedang ditemaninya. Bulan itu sangat teduh menyehatkan mata hati, elok membayangkan bila aku bisa duduk bersamanya dan bercerita tentang semua kekonyolan kita berdua sebelumnya. Aku memandanginya penuh ketakjuban. Berpikir bahwa aku akan menunjukkan sebuah keputusan yang kedua. Karena keputusan yang pertama adalah aku mengkebiri rasa yang aku miliki kepadanya karena aku hanya tidak mau mengubah hidupnya hanya karena aku memacarinya.
Apa aku salah bila aku meminta pendapatnya sebagai sahabat soal keputusanku yang pertama. Sebuah drama yang aku ketahui begitu menyesakkan batin, bahwa aku menipu kalau aku mencintai seseorang.
Ternyata drama semakin mencekam, aku bagai orang bodoh yang tidak bisa mengatur hidupku. Aku diatur oleh keadaan yang sebenarnya akan menimbulkan sebuah bencana yang pelik, antara aku, dia dan seseorang.
Bulan itu cukub membantuku dalam menguraikan masalah-masalah ini. Cahayanya seperti telah menerangi jalan berpikirku. Bahwa aku harus mengambil keputusan yang kedua, aku harus meneruskan rasa sayangku sebagai sebuah bentuk ucapan yang akan menjadikan aku sebagai seorang pekerja seni yang akan mewarnai sebuah gambar hidup yang sudah cantik bewarna.
Aku paling tidak bisa melihat seorang wanita menangis.
(Tiba-tiba Ibu memanggil)
"naaakk mau Isya', siap-siap untuk adzan."
Aku lalu turun dari loteng, melenguh panjang tanda aku harus menenangkan pikiranku sejenak.
Aku ambil air wudlu. Lalu pergi untuk adzan. Saat aku menyalakan Microfon tanda siap untuk mengumandangkan adzan, Aku mengumandangkan adzan, namun tiba-tiba pikiran-pikiran itu muncul lagi. Itu membuat adzanku kacau balau. Ya, begitu kacau balau. Aku harus mengulanginya dari awal, itu tandanya aku salah dalam adzan.
Dalam sholat pun aku tetap tidak bisa khusuk, pertama karena ketololanku salah dalam adzan. Dan aku memikirkan dia.
Sampai dirumah, ibuku bertanya. "nak, tidak bisanya kamu seperti ini. Apa kamu sedang jatuh cinta?"
Iya bu, jatuh cinta yang pelik. Aku menceritakannya kepada Ibuku kembali seperti segala yang telah aku pikirkan di loteng tadi.
Saat semua cerita telah usai. Ibu hanya bisa bilang "Keadailan kasih sayang hanya ada di dalam hati".
Setelah itu keputusanku yang ke tiga berarti, Aku tidak memilih mereka berdua. Artinya, aku lebih baik menyakiti keduanya daripada hanya seseorang saja yang terluka.
( Rumah, 7 Januari 2011)
Saya dedikasikan untuk tanggal 8 Januari 2011. Minimal ini adalah hal filosofis yang amat sangat membekas dalam hidup. Aku sekarang telah menjadi pemuda baru yang bisa berpikir terhadap apa yang dulu pernah terjadi. Ini adalah kesalahanku. Maaf segala yang pernah terjadi. Maaf terhadap kesalahan bodoh yang saya lakukan. Saya akan menghukum diri dengan mencari pengertian-pengertian hidup yang lebih out of the box. Semoga harimu menyenangkan.
Terima kasih telah membaca artikel: Keadilan Kasih Sayang Hanya Ada di Dalam Hati
"Memang masalah apa?"
Aku tidak bisa bercerita, bu..
Aku lalu naik ke loteng, berpikir dalam-dalam. Barangkali aku akan jadi orang paling jahat se-dunia. Aku telah mengecewakan wanita yang aku sayangi. Entahlah, sayang sebagai sahabat atau wanita yang ingin aku pacari, aku masih bingung.
Apakah aku salah merelakannya untuk orang lain? Dia lebih dibutuhkan bagi teman-temannya. Karena bagiku dia seperti virus yang berterbangan seperti elektron neutron yang ada di semua unsur kehidupan. Dia selalu membawa berita yang menyenangkan. Siapa yang tidak kenal dia pasti dia adalah rajanya orang yang menutup diri. Karena dia selalu ada dimana-mana, memberikan kesejukan bagi orang-orang disekitarnya. Bahkan kepada guru-gurunya yang selalu membicarakan namanya karena tingkahnya yang sangat menyenangkan.
Aku takut, bila keputusanku merubah semua warna warni yang telah dia bangun. karena aku tahu, aku bukan pekerja seni yang bisa seenaknya merubah lukisan elok yang penuh warna kreasi besutan orang jiwa abadi seperti dia.
Tiba-tiba aku melihat sebuah bayangan tubuhku sendiri. Aku berpikir pembuat bayangan ini adalah pertanda bila bulan muncul. Aku menengok ke arah timur. Benar, bulan indah sekali. Rasanya ada semacam kegembiraan kalau aku sedang ditemaninya. Bulan itu sangat teduh menyehatkan mata hati, elok membayangkan bila aku bisa duduk bersamanya dan bercerita tentang semua kekonyolan kita berdua sebelumnya. Aku memandanginya penuh ketakjuban. Berpikir bahwa aku akan menunjukkan sebuah keputusan yang kedua. Karena keputusan yang pertama adalah aku mengkebiri rasa yang aku miliki kepadanya karena aku hanya tidak mau mengubah hidupnya hanya karena aku memacarinya.
Apa aku salah bila aku meminta pendapatnya sebagai sahabat soal keputusanku yang pertama. Sebuah drama yang aku ketahui begitu menyesakkan batin, bahwa aku menipu kalau aku mencintai seseorang.
Ternyata drama semakin mencekam, aku bagai orang bodoh yang tidak bisa mengatur hidupku. Aku diatur oleh keadaan yang sebenarnya akan menimbulkan sebuah bencana yang pelik, antara aku, dia dan seseorang.
Bulan itu cukub membantuku dalam menguraikan masalah-masalah ini. Cahayanya seperti telah menerangi jalan berpikirku. Bahwa aku harus mengambil keputusan yang kedua, aku harus meneruskan rasa sayangku sebagai sebuah bentuk ucapan yang akan menjadikan aku sebagai seorang pekerja seni yang akan mewarnai sebuah gambar hidup yang sudah cantik bewarna.
Aku paling tidak bisa melihat seorang wanita menangis.
(Tiba-tiba Ibu memanggil)
"naaakk mau Isya', siap-siap untuk adzan."
Aku lalu turun dari loteng, melenguh panjang tanda aku harus menenangkan pikiranku sejenak.
Aku ambil air wudlu. Lalu pergi untuk adzan. Saat aku menyalakan Microfon tanda siap untuk mengumandangkan adzan, Aku mengumandangkan adzan, namun tiba-tiba pikiran-pikiran itu muncul lagi. Itu membuat adzanku kacau balau. Ya, begitu kacau balau. Aku harus mengulanginya dari awal, itu tandanya aku salah dalam adzan.
Dalam sholat pun aku tetap tidak bisa khusuk, pertama karena ketololanku salah dalam adzan. Dan aku memikirkan dia.
Sampai dirumah, ibuku bertanya. "nak, tidak bisanya kamu seperti ini. Apa kamu sedang jatuh cinta?"
Iya bu, jatuh cinta yang pelik. Aku menceritakannya kepada Ibuku kembali seperti segala yang telah aku pikirkan di loteng tadi.
Saat semua cerita telah usai. Ibu hanya bisa bilang "Keadailan kasih sayang hanya ada di dalam hati".
Setelah itu keputusanku yang ke tiga berarti, Aku tidak memilih mereka berdua. Artinya, aku lebih baik menyakiti keduanya daripada hanya seseorang saja yang terluka.
( Rumah, 7 Januari 2011)
Saya dedikasikan untuk tanggal 8 Januari 2011. Minimal ini adalah hal filosofis yang amat sangat membekas dalam hidup. Aku sekarang telah menjadi pemuda baru yang bisa berpikir terhadap apa yang dulu pernah terjadi. Ini adalah kesalahanku. Maaf segala yang pernah terjadi. Maaf terhadap kesalahan bodoh yang saya lakukan. Saya akan menghukum diri dengan mencari pengertian-pengertian hidup yang lebih out of the box. Semoga harimu menyenangkan.



1 komentar:
biar kan berlalu bersama alunan doa dan senyuman :)
Posting Komentar