Memang, semua lelaki itu brengsek, timpalnya setelah melihat berita pemerkosaan di tivi lawas ukuran 14 inci.
"Lhoh,
kok begitu... Lelaki itu brengsek kan memang karena sejak dari awal
banyak Ibu yang bodoh", Seloroh seorang lelaki sambil tetap sibuk buka
baju.
Bagaimana bisa? Antara lelaki dan ibu itu kan jauh! sahutnya sambil mengunci pintu kamar.
"Wah
kamu lupa ya, semua lelaki itu kan sejatinya juga seorang anak. Kalau
semua Ibu bener didik mereka, mereka juga tidak mungkin brengsek".
Jawab lelaki itu sambil melucuti daster setelah dia kembali dari
mengunci pintu.
dan akhirnya mereka berdua bergumul di
atas ranjang, saling berciuman seperti mencari kepuasan di kamar.
Menyublimkan kulit, mengerak-gerakkan badan, sambil sesekali mengumbar
kalimat sayang diikuti gerakan mengelap peluh keringat yang bercucuran.
Mereka lakukan berulang-ulang. Sambil memilin-milin sesuatu yang bisa
dipilin, bahkan jempol kaki, pokoknya yang bisa dipilin mereka pilin.
Mereka lakukan berulang-ulang sambil mengumbar kalimat sayang. Mereka
mengumbar kalimat sayang sampai tak peduli bahwa kalimat sayang sudah
tidak ada artinya lagi. Sampai akhirnya mereka berhenti setelah mobil
istrinya mengklakson dari garasi. Mereka berbenah benah memakai baju,
saling mengoreksi bila ada yang bisa buat wanita dalam mobil itu
curiga.
Namun sebelum Lelaki itu keluar dari kamar, lelaki itu
menyuruh wanita itu agar mencuci celana dalamnya, dan berpesan agar
dia dan istrinya dibuatkan sarapan yang cukup lumayan enaknya. sambil
kopi panas untuk menikmati pagi.
wanita itu dengan manja-manja bilang, "Baik, tuaan"
***
Bagaimana kasus pemerkosaan itu mah? dimenangkan oleh siapa?
"Wah, bener-bener pah, memang semua lelaki itu brengsek". Jawab istrinya sambil menikmati telur dadar
Lho, memangnya bagaimana mah?
"Ya.. Masa wanita itu diperkosa di masjid. Memang dia tidak takut disunat malaikat apa?"
Wah... Itu mah sudah kelewatan. Seperti tidak ada tempat lain saja.
Laki-laki macam itu sebaiknya dipenjarakan yang lama saja mah.
"Tidak pah, tadi saya sudah memutuskan kalau lelaki itu saya beri hukuman penjara cukup sebulan saja".
Kamu sudah gila mah, itu kan tidak berperi kemanusiaan? masa lelaki yang tak tau adat hanya dihukum sebulan saja.
Sambil
memicingkan mata istrinya bilang. "Tidak apa-apa pah, yang penting
sebagai barang bukti, alat kelaminnya disita oleh negara. Biar, ini
jadi hukuman bagi laki-laki yang suka jual burung".
Waaahh.. Nyahok! Lelaki itu menundukkan muka.
Oleh Amin Bagus P
Kamar, 31 Oktober 2011
Terima kasih telah membaca artikel: Cerpen "Nyahok"
Sajak-Sajak Bebal
Negara dalam keadaan bahaya. Mahasiswa demo, buruh demo, siswa tawuran.
Semua akibat mudah terprovokasi. Maluku bentrok, Papua berdarah-darah.
Tak ada yang lebih bisa menjawab selain ekonomi yang lebih baik. Negara
dalam keadaan bahaya.
Satu menit mendengar pidato, aku sudah
kehabisan tenaga, aku tertawa terbahak2 karena ada pencari rumput dengan
polosnya lewat begitu saja. Aku juga lelah sinis, saat ada mahasiswa bentangkan kata-kata di depan wapresnya. Kemudian di injak-injak panpampresnya.
Tak ada kata lain selain bebal. Rakyatnya bebal karena diam saja,
mahasiswanya bebal karena tak doyan membaca. Elitnya bebal karena
nurutin kemauan nafsunya, Presidennya bebal sebebal-bebalnya.
Apalagi aku, bebal tetap saja menulis aksara tak mengubah realita.
Inilah sajakku. Sajak-sajak bebal tanpa rekayasa.
***
Ada orang yang bilang, sudah ngapain mikir negara
Kan sudah di pikir presidennya?
Ghilaaaa
Terima kasih telah membaca artikel: Sajak-Sajak Bebal
Sodakohlah, Maka Kita Menjadi Kaya
"Dan berapa banyak binatang yang
tidak ( dapat ) membawa ( mengurus ) rezekinya sendiri . Allahlah yang memberi
rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui" . (QS.
Al Ankabut : 60)
Sesungguhnya Allah lah yang telah memberikan rezeki bagi siapa saja, bagi
makhluk ciptaannya. Rezeki itu datang dengan sendirinya, tinggal kita mau menyambutnya
atau tidak. Mari kita lihat seekor
cicak, makanannya adalah sesuatu yang bisa terbang, sedangkan cicak kan tidak
bisa terbang. Bagaimana kita tidak mempercayai itu, bila fenomena itu
benar-benar terjadi.
Apakah kita seseorang yang makan nasi harus menanam padi, mencangkul, kemudian
menunggu beberapa lamanya, lalu harus menselepnya agar padi itu pisah dari kulitnya
agar menjadi beras. Kalau begitu yang bisa makan nasi hanya seorang petani?
Lalu bagaimana dengan seorang supir, seorang guru, seorang dokter, berarti
mereka tidak bisa makan nasi? Ternyata beras itu yang dating kepada kita,
dengan urutan-urutan tersebut. Beras itu dating dengan mobil-mobil dari jauh,
dari sawah sampai ke pasar atau supermarket. Itulah Rezeki yang diberikan Allah
SWT kepada kita. Rezeki kita telah diatur oleh Allah SWT, tinggal bagaimana
kita menyambutnya.
Bagaimana jikalau kita sudah menerima rezeki dari Allah?
"dan belanjakanlah ( harta
bendamu ) di jalan Allah , dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ,
dan berbuat baiklah , karena sesungguhnya Allah menyukai orang - orang yang berbuat baik" . ( Al
Baqoroh : 195)
Tentunya rezeki yang kita peroleh selain digunakan untuk menghidupi diri
kita sendiri dan keluarga/ kerabat kita untuk memperoleh ridlo dari Allah maka
langkah selanjutnya adalah :
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebaktian , akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah
beriman kepada Allah , hari kemudian , malaikat - malaikat , kitab -
kitab , nabi - nabi , dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya ,
anak - anak yatim , orang - orang miskin , musafir ( yang memerlukan
pertolongan ) dan orang - orang yang meminta - minta ; dan ( memerdekakan )
hamba sahaya , mendirikan shalat , dan menunaikan zakat ; dan orang - orang
yang menepati janjinya apabila ia berjanji , dan orang - orang yang sabar dalam
kesempitan , penderitaan dan dalam peperangan . mereka itulah orang - orang
yang benar ( imannya ) ; dan mereka itulah orang - orang yang bertakwa" . ( Al
Baqoroh : 177)
"Mereka bertanya kepadamu tentang
apa yang mereka nafkahkan . jawablah : " apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu - bapak , kaum kerabat , anak - anak
yatim , orang - orang miskin dan orang - orang yang sedang dalam perjalanan
" . dan apa saja kebajikan yang kamu buat , maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya". ( Al Baqoroh : 215)
"( berinfaklah ) kepada orang - orang fakir yang
terikat ( oleh jihad ) di jalan Allah ; mereka tidak dapat ( berusaha )
di bumi ; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara
diri dari meminta - minta . kamu kenal mereka dengan melihat sifat - sifatnya ,
mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak . dan apa saja harta yang
baik yang kamu nafkahkan ( di jalan allah ) , maka sesungguhnya allah
maha mengetahui" . (Al Baqoroh : 273)
Dan
sumpah dan janji Allah lainnya yang terdapat dalam Alquran.
***
Terlepas dari perbedaan zakat, infak dan sodakoh.
Barangkali kita selalu sebel kalau kenapa kita harus menyisihkan harta kita
kepada orang lain. Karena menyisihkan harta kepada orang lain artinya
kesempatan kita untuk menggunakan harta kita menjadi berkurang. Ya, memang
secara matematis berkurang, tenaga kita berkurang, waktu kita hilang, dan lain
sebagainya. Saya tekankan, mari kita STOP memiliki pengertian semacam itu.
Saya
sedikit jelaskan kenapa kita harus mengatakan STOP! Karena Allah memang telah
menjadikan sesuatu itu menarik dan membuat kita jadi tergila-gila sebagai ujian
bagi kita. Namun apabila kita mampu mengekang diri kita untuk tidak
memberhalakan segala kesenangan di dunia? Maka Allah akan mengganti kesenangan
di akhirat (Surga). Karena kita menjadi seseorang pemenang karena kita adalah
manusia-manusia yang teruji sekaligus sabar.
dijadikan indah pada (
pandangan ) manusia kecintaan kepada apa - apa yang diingini , yaitu : wanita -
wanita , anak - anak , harta yang banyak dari jenis emas , perak , kuda pilihan
, binatang - binatang ternak dan sawah ladang . itulah kesenangan hidup di
dunia ; dan di sisi Allah - lah tempat kembali yang baik ( surga ) .
(Ali Imron : 14)
dan
sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu , dengan sedikit ketakutan ,
kelaparan , kekurangan harta , jiwa dan buah - buahan . dan berikanlah berita
gembira kepada orang - orang yang sabar … (Al Baqoroh : 155)
Dalam surat al-baqoroh : 261 disebutkan.
perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh ) orang -
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir , pada tiap - tiap bulir : seratus
biji . Allah melipat gandakan ( ganjaran ) bagi siapa yang dia kehendaki
. dan Allah maha luas ( karunia - nya ) lagi maha mengetahui. (Al
Baqoroh : 261)
ALLAH BERJANJI : Sodakoh
yang telah kita berikan akan menumbuhkan tujuh bulir, dan tiap-tiap bulir :
seratus biji.
1 menjadi 7 dan 1 disetiap 7 bulir akan menjadi 100 biji.
Sebuah puisi dari
saya untuk kita semua.
SODAKOH BUNGA-BUNGA
Dengan
terlunta-lunta
Pikiran berat
angan pun kabur
Mencoba menyebut
Nama-Mu
dengan lirih...
Ya... Allah ... Ya
... Allah
Ya... Allah
Malam ini aku
berkeluh kesah
Menerima
penderitaan batin
dan jiwa yang kian
sengasara,
Menerima dengan
payah;
Memeluk,
menggenggam
dan menyerah...
Datanglah sebuah
pagi nan sunyi
kulihat dua burung
di dahan mangga
mendadak linglung
berkicau semaunya.
Menarik
bunga-bunga yang kian layu
karena tidak
disiram si empunya
menciptakan Hujan
lebih pagi
dengan semprot
PDAM yang kian lama
kian mahal
harganya...
Kusebut Sodakoh
bunga-bunga
Ya... Allah...
Apakah benar,
bentuk asli dari keimanan
adalah sodakoh
salah satunya?
Kusodakohi
bunga-bunga
Biar dia puas
minum dan makan
atas takdir...
Kusodakohi bunga-bunga
agar dia tak
terlunta-lunta
agar pikirannya
juga tak berat
sekaligus kabur.
Kusodakohi
bunga-bunga
agar dia tidak
berkeluh kesah
menerima
penderitaan batin
dan jiwa karena
tidak diperdulikan tuannya.
Sodakoh
bunga-bunga
Pagi pun nampak
lebih segar
karena bisik-bisik
terdengar:
Bahwa dia akan
berniat berdo'a
agar kita semua
tidak merasa seperti biasanya.
Kamar, 10
September 2011
Sebuah pohon rambutan yang layu dan kekurangan
air diselamatkan oleh Allah lewat seorang pemuda, yaitu dengan menyirami pohon
yang terlihat mau mati itu. Setelah disiram apa yang terjadi, setiap hari pohon
itu tumbuh dan semakin tumbuh, sampai pada waktunya dia berbuah. Dan tiap
buahnya terdapat biji, dan bijinya akan tumbuh menjadi pohon rambutan baru yang
akan kembali berbuah, dan seterusnya. Sodakoh yang dilakukan pemuda itu tadi
telah berkembang dan memberi manfaat bagi pohon itu sendiri dan orang lain. Dan
pahalanya mengalir untuk dirinya sendiri.
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan
mereka mendapat petunjuk , akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk (
memberi taufiq ) siapa yang dikehendaki - nya . dan apa saja harta yang baik
yang kamu nafkahkan ( di jalan Allah ) , maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri . dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridhaan Allah . dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan , niscaya
kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan
dianiaya" . (Al Baqoroh : 272)
Bagaimana
bila kita mensodakohkan kepada sesame manusia yang membutuhkan? Kepada Istri kita, untuk pendidikan anak kandung kita, kerabat kita atau keluarga kita. Kepada anak-anak
yatim, kepada orang-orang fakir yang tidak meminta-minta, dan lain sebagainya. Sodakoh
itu berkembang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semuanya. Karena saling
kait mengait antara yang satu dengan yang satunya.
***
Tentunya Kebaikan Allah tidak
hanya sampai disitu.
barangsiapa
membawa amal yang baik maka baginya ( pahala ) sepuluh kali lipat amalnya ; dan
barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan seimbang dengan kejahatannya , sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan). (Al An’am : 160)
Bukankah sodakoh
sendiri adalah amal yang baik?
Bukankah
menyingkirkan duri yang mengganggu dan bisa mencelakakan orang lain adalah
amalan yang baik?
Bukankah menyapu lantai masjid juga amal baik?
Bukankah menafkahi Istri sekaligus anak adalah amal baik?
Bukankah berdo'a berdzikir adalah amal baik?
Bukankah Belajar juga amal baik?
Bukankah berda'wah juga amal baik?
Bukankah menjaga diri juga amal baik?
Bukankah bekerja dengan giat dan baik adalah amal baik?
Bukankah mencari rizki yang halal dan toyib adalah amal baik?
Bukankah menyapu lantai masjid juga amal baik?
Bukankah menafkahi Istri sekaligus anak adalah amal baik?
Bukankah berdo'a berdzikir adalah amal baik?
Bukankah Belajar juga amal baik?
Bukankah berda'wah juga amal baik?
Bukankah menjaga diri juga amal baik?
Bukankah bekerja dengan giat dan baik adalah amal baik?
Bukankah mencari rizki yang halal dan toyib adalah amal baik?
Bukankah berzakat
atau berinfak adalah amalan yang baik?
Bukankah tersenyum
kepada sesama adalah amalan yang baik?
Bukankah membuang
sampah pada tempatnya adalah amalan yang baik?
Bukankah menyantuni
anak yatim adalah amalan yang baik?
Bukankah memelihara
diri sendiri adalah amalan yang baik?
Bukankah bekerja
dengan jujur adalah amalan yang baik?
Bukankah berkata-kata
baik adalah amalan yang baik?
Dan lain sebagainya…
Dan sungguh, itulah
sodakoh?
Dan kita akan diganti 10 kali lipat besarnya oleh Allah. Dan sekali kali kita
jangan takut tidak kebagian. Karena Allah adalah MAHA KAYA RAYA.
SEBAGIAN RIZKI YANG KITA PUNYAI ADALAH MILIK ORANG LAIN.
Memberi kepada orang lain adalah keharusan yang senantiayasa dilakukan
kepada semua orang, baik dia punya maupun papa.
"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya . dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah
dari harta yang diberikan allah kepadanya . allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan ( sekedar ) apa yang allah
berikan kepadanya . allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan" . (At Thalaq : 7)
Namun, dalam
bersodakoh jangan sampai kita salah niat, antara syiar dan riya’:
"dan ( juga ) orang - orang yang menafkahkan harta -
harta mereka karena riya kepada manusia , dan orang - orang yang tidak beriman
kepada Allah dan kepada hari kemudian . barangsiapa yang mengambil
syaitan itu menjadi temannya , maka syaitan itu adalah teman yang seburuk -
buruknya ". (An Nisa’ : 38)
"orang -
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah , kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkan itu dengan menyebut - nyebut pemberiannya dan
dengan tidak menyakiti ( perasaan sipenerima ) , mereka memperoleh pahala di
sisi tuhan mereka . tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ( pula )
mereka bersedih hati" . (Al Baqoroh : 262)
"perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik
dari sedekah yang diiringi dengan suatu yang menyakitkan ( perasaan sipenerima
) . Allah maha kaya lagi maha penyantun" . (Al Baqoroh : 263)
"hai orang - orang yang beriman , janganlah kamu
menghilangkan ( pahala ) sedekahmu dengan menyebut - nyebutnya dan menyakiti (
perasaan sipenerima ) , seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada allah dan hari kemudian .
maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah ,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat , lalu menjadilah dia bersih ( tidak
bertanah ) . mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan ;
dan allah tidak memberi petunjuk kepada orang - orang yang kafir" . (Al
Baqoroh : 264)
Dan lain
sebagainya.
***
Bila kita tahu, apa
itu salah satu bentuk asli dari keimanan kita.
kamu sekali - kali tidak sampai kepada kebaktian (
yang sempurna ) , sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai .
dan apa saja yang kamu nafkahkan , maka sesungguhnya allah mengetahuinya
. (Ali Imron : 92)
SODAKOH ADALAH BENTUK ASLI DARI KEIMANAN KITA
Oleh karena itu.
Agar hati kita tentram, damai, terhindar dari musibah, terhindar dari
malapetaka, terhindar dari sakit, terhindar dari penyakit hati, dan terhindar
dari kemiskinan. Maka kita sebagai seseorang yang beriman, Zakat, Infaq dan
Sodakoh karena untuk memperoleh ridlo Allah SWT adalah sebuah keniscayaan.
Barangkali ada
banyak sekali hikmah-hikmah yang belum bisa saya tulis dari hikmah sodakoh.
Namun sodakoh secara spiritual mampu menngerakkan ekonomi kita menjadi lebih
baik.
"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan,
kecuali bertambah dan bertambah". (HR. At Tirmidzi)
di tulis oleh Amin Bagus Panuntun
"Konsep Sedekah dalam pandangan saya"
Klaten, 17 Oktober 2011
Klaten, 17 Oktober 2011
Silakan baca juga labels INDONESyalala > "Komunitas Anak Panah Indonesia" dan "Sedekah Kampus".
Download Materi PKn
Materi perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi oleh Danang Tunjung Laksono, S.Pd pada hari Senin, 3 Oktober 2011. Materi bisa di download disini.
Terima kasih telah membaca artikel: Download Materi PKn
Komunitas "Sedekah Kampus"
Niat baik jadilah niat baik. Niat baik dinilai dari sebuah niat seseorang, niat baik bukan dinilai dari bagaimana orang lain menilai seseorang. Biarlah "Langit" yang menilai, karena langit juga yang telah memberikan kita rizki. Dialah Allah yang maha pemurah, Allah yang maha kaya raya tak habis apa-apa-Nya karena untuk memberi rizki kita. Allahlah yang telah membuat rizki datang sendiri, yang telah membuat cicak yang ada di dinding bisa kenyang karena memakan binatang yang terbang, padahal kalau kita tahu tidak ada satupun cicak didunia ini yang bisa terbang. Oleh karena itu, Rizki yang telah menghampiri kita sendiri atas kendali-NYA.
Sabtu,
1 Oktober 2011
Lounching komunitas "Sedekah Kampus" di rintis di
fakultas Ekonomi UMS. Bagi yang bersedia gabung ke komunitas ini silakan
saja, kami tunggu partisipasinya. Dan hari ini (1 Oktober 2011) akumulasi sodakoh
mendapat Rp 2.000.000,-
Akumulasi sodakoh akan disalurkan pada kegiatan Pendidikan, Sosial, dan Untuk beribadah di jalan Allah.
Untuk folow up selanjutnya. Insyaallah komunitas ini akan mencari
pembina dari beberapa dosen UMS. Untuk masa yang akan datang diharapkan
bisa menular ke fakultas lain. Dan alhamdulillah ekpektasi dari beberapa
kawan-kawan fakultas lain menyambut adanya komunitas ini dengan baik
dan mereka menyatakan kesediaan untuk merintis di fakultasnya. Dan semoga di Universitas-universitas lain yang belum ada dapat terinspirasi. Niat baik jadikanlah niat baik.
#Ar-Ruum : 41 (Bentuk asli keimanan salah satunya adalah dengan bersodakoh).
Anggota Komunitas Yang Sudah Siap Untuk Bergabung :
- Amin Bagus Panuntun
- Andi Cahyo Birowo
- Aji
- Didik Purnomo
- Fentri
- Yulia
- Mawar
- Zidni
- Umi Sayembara
- Tika
- Melani
- Budi
- Safiq
- Irwan


