Saat aq menulis tentang ibuku, hanya ada isak tangis sampai tulisanku tdk selesai.
Saat aq menulis tentang Ayahku semua tentang kebanggaan. Ayahku seorang penghulu, di siang ini saat makan siang beliau melimpahkan ilmu dan pengalaman nya, Yang beliau bilang.
"saat km kelak mulai berbicara tentang pernikahan. Waktu berpacaran jangan pernah km berbicara soal hati, itu hanya untuk orang2 yang berpikiran sempit".
kenapa?
"karena saat berpacaran semuanya terlihat baik, ya, terlihat baik dan menyenangkan. Namun lihatlah secara lahiriah siapa pasanganmu tanpa mengurangi perasaannya". (lahiriah: jasmani, kesehatan, dll)
Lalu kapan kt berbicara soal hati?
"berbicaralah saat km mulai menikah dengannya, agar segala baik dan hal buruk yang belum tentu ada saat berpacaran itu bisa diselesaikan dgn hati".
Dulu ayahku jg pernah bicara soal umur tentang pasangan. "wanita antara .... sampai .... tahun dibawahmu".
Itu semua akan aq pikirkan dan aq renungkan.
Terima kasih telah membaca artikel: Pesan Ayahku
Anak
Suatu saat digramedia, aq amat terkesan dengan perilaku seorang anak. Anak cewe cantik yang masih berseragam SD yang dibiarkan ibunya untuk membaca semua buku yang dia suka. Saat itu juga aq berada disofa untuk membaca buku yang aq pegang, disamping itu aq melihat dia dngan membawa beberapa buku yg dia bawa. Dia pun membaca halaman per halaman sendiri. Lama kemudian ibunya datang dan menghampirinya. Anak itu bilang "mah, ini kisah putri mawar bagus loh. Mah aq belikan ini ya". Ibunya langsung mengambil buku yang dia pegang lalu melihat harga buku itu lalu menjawab, "iya". Anak itu kembali meminta buku yg dia bawa untuk dibeli. Lalu ibunya membisiki "adhek, ini bukunya kan hardcover smua, harganya pasti mahal". Anak itu malah bertanya "hardcover itu apa?". Ibunya pun menjawab dgn menunjukkan contoh dgn perbedaan. Saat itu juga aq tahu bahwa aq kelak harus membuat anakku untuk suka membaca buku dan suka bertanya. Agar aq bisa melihat damai dalam diriku sendiri sperti anak itu.


